8 Part 7

'Airin??? Apa dia mendengar semuanya bahwa aku menghubungi Alvino tadi?? Shit!!' umpat Raffa dalam hati.

Airin pun berjalan perlahan dan menghampiri Raffa. Kini ia pun berada di depan Raffa.

"Rin??" ucap Raffa senetral mungkin.

"Kakak ngapain di luar?? Tadi aku cariin kakak.." ucap Airin.

Raffa pun tersenyum kaku.

"Hmm ini tadi aku lupa kalau kunci motornya gak aku cabut heheh.." ucap Raffa.

"Oh gitu... Aku kira kakak pulang tadi.." ucap Airin.

"Ya enggaklah.. aku kan udah janji sama kamu bahwa aku akan tungguin kamu sampai ibu kamu pulang.." ucap Raffa.

Airin pun mengangguk.

"Oh ya udah kalau gitu Airin masuk ya kak.. kakak masuk juga.." ucap Airin.

Raffa pun mengangguk.

"Iya rin kamu duluan aja.. nanti aku nyusul." ucap Raffa. Airin pun mengangguk lalu ia pun beranjak memasuki rumah.

Raffa pun merasa lega karena Airin ternyata tidak mendengarkan apa pun yang ia ucapkan pada Alvino tadi. Ia pun mengusap dadanya.

"Untung dia gak dengar.." gumam Raffa lalu memasuki rumah Airin.

........

"Jam berapa sih sekarang??" gumam Alvino sambil menguap. Ia pun menoleh ke arah jam dinding yang ada di kamarnya.

"Shit udah jam setengah lima ternyata.. Huuh.. Mandilah gue.." monolog Alvino lalu bangkit dari tempat tidurnya menuju kamar mandi dan membersihkan diri.

......

Airin dan Raffa pun sedang duduk di ruang tamu.

"Kak, kakak gak mau sholat di sini?? Ini udah sore lho.. atau kakak mau sholat di mesjid??" ucap Airin.

"Hmm?? Sholat ya?? Heheh... iya ini mau sholat kok... kamar mandinya di mana Rin??" ucap Raffa.

"Lurus aja kak sebelah kanan.." ucap Airin.

"Oh iya iya.. aku sholat di mana nanti?? Terus kiblatnya arah mana??" ucap Raffa.

"Kakak ambil wudhu aja dulu nanti sajadahnya biar aku yang siapin.. sholat di situ aja ya kak.." ucap Airin menunjuk ruang tv.

Raffa pun mengangguk.

"Iya rin... kalau gitu aku ambil wudhu dulu ya.. kamu siapin sajadahnya.." ucap Raffa. Airin pun mengangguk.

Raffa lalu beranjak dari sana dan menuju kamar mandi. Sedangkan Airin, dirinya beranjak menuju kamarnya untuk mengambil sajadah untuk Raffa.

Ia pun membentangkan sajadahnya di sana. Tak lama, Raffa pun selesai mengambil wudhu.

"Ini kak udah aku siapin.. kakak tinggal sholat aja ya.. Aku mau masak untuk makan malam.." ucap Airin.

"Eh gak usah masak rin.. Entar kita pergi beli makanan aja di luar.." ucap Raffa.

"Gak usah kak.. aku gak mau ngerepotin kakak.." ucap Airin.

"Aku gak pernah merasa direpotin sama kamu kok Rin.. Udah ya jangan merasa sungkan kayak gitu.. Aku mau sholat dulu.. kamu siap-siap aja karena selesai aku sholat, kita akan langsung belu makanannya.." ucap Raffa.

Airin pun mengangguk.

"Iya kak.." ucap Airin. Airin pun kemudian beranjak dari sana untuk bersiap.

......

Alvino telah selesai melaksanakan sholat ashar nya. Ia juga sudah mandi dan berpakaian rapi.

Ia lalu ke luar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur. Sesampainya di dapur, ia pun melihat tak ada satu pun makanan di atas meja.

"Lho bi, bibi gak masak??" ucap Alvino pada Bibi.

"Kata non Sandra bibi gak perlu masak untuk hari ini mas.. Katanya semuanya pada mau makan di luar.." ucap Bibi.

"Sialan si Sandra!! Dia mau bales dendam ternyata!!" umpat Alvino.

"Ya udah mas, bibi permisi ya mau mengerjakan pekerjaan yang lain.." ucap Bibi.

Alvino pun hanya mengangguk.

"Terpaksa deh gue ke luar buat cari makan.. Sialan emang!!" gerutu Alvino.

Alvino pun lalu beranjak menuju kamarnya untuk mengambil kunci motor, handphone dan juga dompet. Ia lalu berangkat untuk mencari makanan dengan motornya.

.......

Raffa pun telah selesai melaksanakan sholatnya. Ia lalu menemui Airin yang sedang duduk di kursi ruang tamu.

"Rin, udah selesai??" ucap Raffa.

Airin pun mengangguk.

"Iya kak udah.. aku gini aja cuma ganti kaos.." ucap Airin.

'Coba aja Airin ganti style, dia pasti cantik banget... Begini aja udah cantik, gimana kalau beneran ganti style ya?? Bisa-bisa gak kedip ini mata gue ngelihatnya..' batin Raffa.

"Hmm ya udah ayo jalan.." ucap Raffa.

Airin pun mengangguk lalu mengikuti langkah kaki Raffa dari belakang. Saat Raffa sedang menyalakan motornya, Airin pun mengunci rumahnya.

Setelah itu, ia menghampiri Raffa.

Sungguh ia tak suka mengendarai motor gede itu. Karena selain tinggi dan sulit untuk naik, joknya begitu kecil dan tak nyaman pada saat posisi duduk.

Airin masih mematung menatapi motor Raffa.

"Rin?? Kenapa?? Kok gitu ngelihatnya?? Ayo naik.." ucap Raffa.

Airin pun menggeleng.

"Aku gak jadi ikut deh kak... " ucap Airin.

"Lho, kok gitu sih?? Kenapa??" ucap Raffa.

"Gak apa-apa kak.." ucap Airin.

"Lho, gak bisa gitu dong Rin.. ayo naik.. sebentar lagi maghrib lho.. kita harus segera beli makanannya." ucap Raffa.

"Tapi naiknya susah kak..." ucap Airin akhirnya.

Raffa pun sedikit terkekeh.

"Hahah oh jadi karena itu.. Ya udah pegangan tangan aku sini kamu naiknya.. Yang satu tangan kamu pegang tangan aku, dan tangan yang satunya lagi, pegang pundak aku.. ayo sini aku bantu.." ucap Raffa.

Lama berpikir, akhirnya Airin pun menyetujuinya.

"Maaf ya kak.." ucap Airin memegang tangan dan pundak Raffa dengan hati-hati.

Raffa pun mengangguk dan tersenyum.

"Iya gak apa-apa kok.." ucap Raffa.

Akhirnya Airin telah berhasil menaiki motor Raffa.

"Udah siap??" ucap Raffa.

Airin pun mengangguk.

"Iya kak udah.." ucap Airin.

"Sekarang kamu pegangan ya.. soalnya aku mau ngebut.. kalau gak ngebut, entar gak keburu.. udah mau maghrib soalnya.." ucap Raffa.

"Tapi kak??" ucap Airin.

"Gak bisa rin.. kita gak boleh ada di luar pada saat maghrib.. pegangan aja.." ucap Raffa.

Airin pun mengangguk ragu lalu berpegangan pada pundak Raffa.

Raffa pun terkekeh.

"Jangan di situ rin... salah.." ucap Raffa.

"Terus di mana dong kak??" ucap Airin.

"Here.." ucap Raffa membawa tangan Airin pada pinggangnya.

Shit!!!

Modus lo Raf!!

"T-tapi kak.." ucapan Airin langsung terhenti kala Raffa menancap gas dengan kecepatan tinggi. Hampir saja Airin terpelanting ke belakang jika tidak berpegangan dengan erat pada pinggang Raffa.

Raffa tersenyum miring kala ia mengetahui bahwa Airin terlihat panik dan ketakutan ketika ia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

'Airin takut ternyata wkwk... Gak apa-apalah modus sesekali wkwk..' batin Raffa.

"Kak, tolong jangan ngebut banget dong... turunin kecepatannya.." ucap Airin sedikit berteriak.

"Gak bisa rin.. aku kalau bawa motor pelan takut jatuh.. ini berat motornya..." ucap Raffa berteriak.

............

Thank you for reading...

Please share, subscribe dan koleksi cerita ini dengan menambahkannya ke perpustakaan kamu untuk baca setiap hari supaya kamu gak ketinggalan notif update terbarunya... Jangan lupa review terbaik nya...

Thank you...

❤❤❤❤

avataravatar
Next chapter