3 Part 2

Hanya tersedia di Webnovel

...

"HAI KAK TIARA!!!" Ucap mereka semua serempak.

"Hai adik-adik…" sapa Tiara dengan senyumnya.

Tiara, gadis cantik yang terkenal baik dan ramah itu adalah seorang sekretaris OSIS. Beliau juga merupakan murid yang terkenal seantero sekolah.

"Oke adik-adik… karena kakak sudah memperkenalkan diri, nah sekarang kakak ingin memperkenalkan kalian pada ketua osis di sekolah kita.. pada mau kenalan gak??" ucap Tiara.

"MAU KAK!!!" ucap mereka serempak.

"Oke langsung aja ya kakak panggil.. ini dia ketua OSIS kita!! Waktu dan tempat saya persilahkan!!" ucap Tiara.

Alvino selaku ketua OSIS pun menaiki panggung dan menerima microphone dari Tiara.

"Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh…" ucap Alvino.

"Waalaikumsalam wa rahmatullah wa barakatuh…" ucap mereka semua serempak.

"Hai adik-adik… nama saya Alvino Erlangga.. saya adalah ketua OSIS sekaligus Ketua Panitian MPLS di SMA Nusa Erlangga. Saya masih kelas sebelas dan saya baru dilantik sebagai ketua OSIS pada bulan lalu.. saya senang dan bangga sekali bisa mengenal kalian dan menghandle kegiatan MPLS ini.. kalian bisa panggil saya Al atau Vino atau apa saja.." ucap Alvino.

"HAI KAK VINO!!" Ucap mereka serempak.

"Kak Vino ganteng banget ya…"

"Duhhh ternyata sekolah ini memiliki banyak cogan.."

"Fix, gue gak salah pilih sekolah!! Ketosnya aja ganteng!!"

"Itu kan cowok dingin yang tadi punggungnya gak sengaja aku tabrak… oh ternyata dia ketua osis di sini.. pantesan.." gumam Airin.

"Oke saya kembalikan ke pada Tiara untuk langsung membahas agenda kita hari ini." Ucap Alvino.

Tiara pun mengambil alih posisi itu.

"Oke, agenda kita hari ini yaitu membuat denah sekolah.. namun sebelum denah itu dibuat, kita akan melakukan tour ke seluruh penjuru sekolah. Nantinya tiap kelas akan dipandu oleh tour guide yang berasal dari kakak-kakak panitia.. nah tiap kelas akan mendapat dua tour guide ya.. nah untuk kelas sepulu IPA satu akan langsung dipandu oleh kak Raffael dan kak Alvino.. kepada panitia dipersilahkan untuk mengambil tempat dan memandu kelasnya…" ucap Tiara.

Raffael dan Alvino pun langsung menuju barisan kelas sepuluh IPA satu.

"Aduhh… pakai segala dia lagi yang menjadi tour guide kelas aku.." gumam Airin.

"Adik-adik.. kita langsung jalan ya.. ingat, dengarkan baik-baik tiap-tiap penjelasan yang kakak dan kak Al jelaskan.." ucap Raffael.

"IYA KAK.." Ucap kelas IPA satu.

Mereka pun langsung berjalan mengikuti langkah kaki Alvino dan Raffael.

"Kak Raffa ganteng juga ya… hidungnya mancung lagi… ihhh imut.."

"Iya… fix, ini sekolah para cogan.."

.....

Setelah mengelilingi sekolah dan mengetahui seluruh sisi sekolah, setiap murid-murid pun dikumpulkan di kelas masing-masing.

"Nah adik-adik.. karena tadi kita sudah selesai tour school nya, jadi kalian sudah bisa langsung membuat denahnya ya.. denah terbaik akan kakak kasih hadiah.." ucap Raffael.

"Wahhh… hadiah apa kak?" ucap salah satu murid perempuan.

"Rahasia dong…ayo buruan buat denah terbaik kalian! Waktunya hanya lima belas menit ya.." ucap Raffael.

"SIAP KAK!!" Serempak mereka semua.

Raffael dan Alvino lalu duduk di kursi depan. Sambil menunggu yang lainnya selesai menggambar, ia menajamkan matanya dan melihat seluruh murid baru di kelas itu dengan focus. Matanya memicing saat melihat seorang murid dengan rambut yang diikat satu dan sebuah kaca mata.

"Cantik.." gumam Raffael dengan senyumnya. Sontak, Alvino yang tadinya hanya memainkan ponselnya, kini beralih melirik Raffael karena ia mendengar Raffael mengucapkan satu kata yang membuat dirinya penasaran.

'Cantik?? Sejak kapan Raffael memuji seorang perempuan?? Dan siapa sebenarnya yang dia puji?' batin Alvino.

Alvino lalu mengikuti arah pandang mata Raffael.

'Perempuan itu kan yang tadi pagi tabrak punggung gue.. Yang benar aja kalau Raffael suka sama dia?? Gak beres nih anak matanya..' batin Alvino.

"Ngelihatin apaan lo?" ucap Alvino.

"Gak usah kepo!" ketus Raffael.

"Bacot!!" kesal Alvino.

Raffael lalu mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan memainkannya.

"Kak, kalau sudah selesai ??" ucap Airin.

Mendengar hal itu, Alvino dan Raffael beserta murid yang lainnya langsung menoleh ke sumber suara.

"Gila dia udah selesai dalam waktu tiga menit.."

"Palingan dia Cuma buat kotak-kotak doing makanya bisa cepat selesai.."

"Iya.. gak mungkin lah bisa buat denah yang rapi dan bagus dalam waktu sesingkat itu.."

"Iya.. mustahil banget deh.."

"Kamu sudah selesai??" Tanya Raffael pada Airin.

Airin pun mengangguk.

"Iya kak.. udah.." ucap Airin.

"Coba kamu bawa ke sini denah kamu seperti apa.. saya dan Al ingin melihatnya." Ucap Raffael.

Airin pun mengangguk. Ia lalu membawa kertas berisi denah sekolah yang ia buat ke pada Raffael dan Alvino.

"Ini kak.." ucap Airin meletakkan kertasnya dia atas meja guru.

Raffael dan Alvino pun melihat denah sekolah buatan Airin tersebut.

'Shit!! Ini lebih bagus dari denah sekolah yang waktu itu gue buat!! Gimana bisa ya nih anak sejago ini membuat denah sekolah dalam waktu singkat?? Itu otak jenius banget.. berapa sih IQ nya??' batin Alvino.

"Seriously ini lo yang buat??" ucap Raffa.

Airin pun mengangguk.

"Iya kak.. kalau kakak gak percaya, saya bisa langsung membuatnya di depan kakak.." ucap Airin.

"Seriously?" ucap Raffael.

Airin pun mengangguk.

Mata Raffa dan Al pun melotot mendengar pernyataan dari Airin.

"Udah cukup.. seperti yang saya bilang tadi, denah terbaik akan mendapatkan hadiah dari saya.. untuk yang lain gak perlu lagi dibuat denahnya.. karena saya sudah menemukan yang terbaik dan ini lebih baik dari denah buatan Al.. so, untuk kalian semua yang ingin melihat denah sekolah buatan tangan dia, kalian bisa melihatnya di mading.. oh iya, nama kamu siapa??" ucap Raffa.

"Airin kak.." ucap Airin.

"Well Airin, karena saya tidak membawa hadiahnya sekarang, bisa saya meminta nomor kamu untuk bisa menghubungi kamu mengenai hadiahnya?" ucap Raffa.

"Saya gak butuh hadiahnya kak.. saya sudah sangat senang jika denah sekolah buatan saya akan dipajang di madding sekolah.. jadi kakak gak perlu memberikan hadiah pada saya kak.." ucap Airin.

"Oh enggak bisa gitu rin.. saya sudah berjanji maka itu artinya saya harus melunasi janji saya.. janji itu utang rin.. saya gak mau punya utang ke siapa pun.." ucap Raffa.

"Hmm baik kak.." ucap Airin mengangguk. Raffa lalu memberikan ponselnya pada Airin.

"Simpan nomor kamu di sini ya.." ucap Raffa.

Airin pun menerimanya dan mengetikkan nomornya di ponsel Raffa lalu menyimpannya. Setelah itu, ia pun memberikan kembali ponsel Raffa ke pada Raffa.

"Udah kak.." ucap Airin.

"Thanks Rin.. nanti gue akan segera menghubungi lo.. lo tunggu aja ya kabar dari gue.. gue gak akan ingkar kok.. tenang… heheh.." ucap Raffa.

"Iya kak saya percaya kok.." ucap Airin.

.....

Thank you for reading…

Don't forget to share, subscribe, collection, best review and powerstone.. [Webnovel]

avataravatar
Next chapter