16 Part 15

"Kak... Sekali lagi makasih.." ucap Airin tersenyum cemas.

Raffa pun mengangguk.

"Ayo rin.. biar aku temenin kamu untuk meminta tanda tangan dengan Alvino.." ucap Raffael.

Airin pun mengangguk.

Mereka berdua lalu melangkah bersama untuk menghampiri Alvino yang sedang pura-pura memainkan ponselnya agar ia tidak ketahuan bahwa sejak tadi ia sedang mengawasi pergerakan Airin dan Raffael.

"Kak.." ucap Airin pada Alvino.

"Kenapa?!" jawab Alvino ketus pada Airin sambil menatap Airin.

"Aku mau minta tanda tangan kakak karena kemarin aku dan kak Raffa udah cantumin nama kakak di tabel ini.." ucap Airin.

"Gak bisa!!" ucap Alvino ketus lalu ia kembali menatap layar handphonenya.. entah apa yang ia lakukan pada handphonenya.

"Tapi kenapa kak?? Bukannya kemarin kakak mau ya??" ucap Airin.

"Kalau gue gak mau kenapa?? Ada masalah??" ucap Alvino sungguh sangat menjengkelkan.

"Kak.. aku mohon tolong tanda tangani kak.. aku dan kak Raffa sudah terlanjur mencantumkan nama kakak di sini.. Aku gak mungkin coret nama kakak di sini.. nanti kertasnya jadi jelek kak.." ucap Airin memohon.

"Gue bilang gak bisa ya gak bisa!! Jangan maksa!!" ucap Alvino.

"Kak.. aku mohon kak.. aku janji bahwa aku akan menuruti apa pun kemauan kakak asal kakak mau tanda tangani kertas ini kak.. Aku gak mungkin harus ke fotocopy lagi untuk membuat lembar tugas yang baru kak.." ucap Airin.

"Rin, kamu gak seharusnya melakukan hal itu.." ucap Raffael.

"Gak apa-apa kak dari pada aku harus mengulang tugas ini lagi.." ucap Airin.

"Kalau gitu ceritanya, lebih baik aku buat ulang tugas kamu dari pada kamu harus menuruti semua kemauan Alvino.. aku gak rela rin.." ucap Raffael.

"Masih mau gue tanda tangani gak tugas lo??" ucap Alvino menatap Airin dengan tatapan remeh.

"Iya kak iya.. aku mau.." ucap Airin mengangguk.

"Oke.. tapi lo harus turuti semua kemauan gue.." ucap Alvino.

"Iya kak aku akan turuti semua kemauan kakak asal kakak mau tanda tangani kertas ini.." ucap Airin.

"Oke gampang... Gue akan tanda tangani asalkan lo nurut sama gue selamanya bukan hanya hari ini.." ucap Alvino.

"Maksud kakak??" ucap Airin bingung.

"Iya.. gue akan tanda tangani kertas lo sekaligus suruh perangkat OSIS yang lainnya untuk melengkapi tugas lo asal lo mau turutin semua kemauan gue selamanya.." ucap Alvino.

"Tapi aku gak bisa selamanya turutin kemauan kakak jika itu melanggar hal-hal yang bersifat pribadi kak dan hal-hal yang bersifat dilarang.." ucap Airin.

"Gue juga tahu hal itu dan gue juga gak akan mungkin meminta lo untuk melakukan hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam hukum, agama dan negara.. gak mungkin lah.. gue gak sejahat itu rin.." ucap Alvino.

"I..iya kak.. Ya udah kalau gitu aku mau kak.." ucap Airin.

"Oke bagus... Jauhi Raffael!!" ucap Alvino tegas.

Brak!!!

Mendengar pernyataan itu, Raffael langsung menggebrak meja di depannya.

"Apa maksud lo suruh Airin untuk menjauhi gue ha?!! Lo ada masalah apa sih sama gue?!" ucap Raffael emosi.

Bertepatan dengan itu, ada beberapa murid di depan kelas yang ingin meminta tanda tangan dari Alvino dan Raffael untuk tugas mereka. Mereka langsung menghentikan niatnya kala melihat tontonan yang menarik bagi mereka.

"Eh.. kak Alvino dan kak Raffael berantem itu?? Tapi kenapa ya??"

"Ihhh kok ada cewek udik itu sih di sana??"

"Apa jangan-jangan mereka berdua itu berantem kareba perempuan udik itu ya??"

"Sok cantik banget iuhhh.. jijik.."

"Airin??" gumam Zelia kala melihat Airin berada di antara Alvino dan Raffael.

Alvino pun bangkit dari duduknya dan tersenyum miring pada saat Raffael menggebrak meja.

"Gue gak ada masalah apa-apa kok sama lo, Raf.. Tapi gue cuma ingin Airin menjauhi lo aja.. itu aja.. kenapa sih?? Kok lo marah..?? Gak suka??" ucap Alvino dengan senyum mengejek.

Dengan terbawa emosi, Raffael pun menarik kerah seragam Alvino.

"Kalau lo ada masalah sama gue, selesaikan masalah itu sama gue!! Jangan pernah lo libatkan Airin di dalam masalah ini sialan!!" emosi Raffael.

Alvino pun tersenyum miring dan menepis tangan Raffael yang mencengkram kerah seragamnya.

"Airin sama sekali gak pantas untuk menjadi milik lo Raffael Angkasa.." ucap Alvino dengan senyum miring.

"LO YANG LEBIH GAK PANTES UNTUK AIRIN!!" Ucap Raffael emosi lalu mendorong tubuh Alvino hingga terbentur dinding.

"Sialan lo!!" ucap Alvino geram lalu mendorong balik tubuh Raffael dan akan menghajar Raffael.

"KAK AL JANGAN!!" Ucapan Airin sambil menahan tangan Alvino yang sudah melayang ke udara.

"Aku mohon jangan kak.. Jangan pukul kak Raffael.." ucap Airin memohon.

"Gak bisa!! Dia udah cari masalah duluan sama gue!! Lo lihat tadi kan kalau dia tarik kerah seragam gue lalu dia dorong gue sampai gue kebentur papan tulis?!! Lo lihat kan AIRIN?!!" Ucap Alvino menekan nama Airin.

"Iya aku lihat kak.. aku lihat.. tapi tolong jangan pukul kak Raffael kak.. Kakak juga kan gak terluka.. udah kak jangan.. jangan membuat keributan di sekolah.." ucap Airin.

"Kenapa?!! Kenapa lo belain dia?! Udah jelas-jelas dia hampir aja lukai gue?!! Kenapa sih lo masih aja belain dia?!! Semalem, saat dia berhasil nonjok sudut bibir gue, lo lihat ini, sudut bibir gue masih terluka dan lo larang gue buat balas pukul dia kemarin!! Lo lihat ini Airin!! Lo lihat?!!" ucap Alvino Membentak Airin hingga membuat Airin tersentak kaget.

Tanpa sadar, air mata Airin pun mengalir begitu saja.

"Lo gak seharusnya bentak Airin brengsek!! Dia itu perempuan!!" ucap Raffael emosi.

Raffael langsung menarik Airin ke dalam pelukannya.

"Jangan nangis rin.. udah.. kamu gak seharusnya tangisi dia.. dia gak pantes mendapat tangisan dari kamu.." ucap Raffael mengusap kepala Airin.

"Hiks... Hiks.. maafin aku kak.. karena kehadiran aku di sekolah ini udah buat hubungan kakak dan kak Alvino menjadi gak baik seperti ini.. Maafin aku kak.." ucap Airin.

"Enggak rin.. kamu gak salah.. dia yang keterlaluan..!! Udah!! Gak usah peduliin dia lagi.. Kita bisa buat tugas yang baru untuk tugas kamu.. Ayo.." ucap Raffael menarik tangan Airin untuk ke luar dari sana.

Raffael pun melewati kerumunan yang ada di depan kelas.

"Siapa pun yang merekam kejadian tadi, gue minta lo semua untuk hapus rekamannya!! Atau gue akan melakukan hal yang membuat kalian menyesal!!" ucap Raffael memberi peringatan pada mereka semua yang ada di sana.

Mereka pun mengangguk ketakutan.

"Ayo rin.." ucap Raffael menarik Airin.

Sepergian Airin dan Raffael, Alvino benar-benar merasa telah melakukan suatu kesalahan.

"ARGH!!!" Ucap Alvino emosi.

Brak!!!

Ia pun menggebrak meja yang ada di depannya.

'Lo bodoh Alvino!! Lo bodoh karena lo udah membuat Airin menangis tadi!! Lo bodoh!!' batin Alvino memaki dirinya sendiri.

Alvino pun menoleh ke arah luar, di mana di sana beberapa murid menatap dirinya pada macam-macam tatapan yang sangat sulit untuk diartikan.

"PERGI LO SEMUA DARI SINI!!! PERGI!!!" Ucap Alvino membentak.

..............

Thank You For Reading...

❤❤❤

avataravatar
Next chapter