1 Pagi Yang Cerah

Main Char Side:

Pagi yang cerah, suara burung berkicau, angin sisa malam pun semilir menyisir rambutku. Berdiri di Atap akademi ini memang hal yang bagus untuk melepas stres dan lapar.. Musim semi yang indah. Huhh..

"Pagi.." sapa seorang temanku dari belakang

"Hm" anggukku

"Nah, roti lapis" ucapnya

"Thanks"

Namaku Keyza, Murid di Akademi Magic Tingkat Atas atau bisa disebut dengan AMTA. Sesuai dengan nama sekolahku, tentu saja aku adalah siswa yang mempelajari sihir. Semua siswa disini disebut dengan Magicster. Tapi entah kenapa sampai ke AMTA, aku sama sekali tidak tahu sihir apa yang sebenarnya kumiliki. Yang hanya kutahu ialah, aku bisa lulus AMTP(Akademi Magic Tingkat Pertama) karena nilai teoriku cukup mumpuni. Dan sampai sekarang, entah mengapa sesuatu yang hanya kudapatkan di akademi ini. yaitu, pelajaran praktek Magic tidak berlaku untukku. Entah mengapa dan kenapa, tapi mungkin karena para Guru sudah mengetahui kelemahanku di bidang praktek sehingga aku hanya bisa berteori saja.

"Hey Raka, Kau tahu tidak, kenapa aku tidak diperbolehkan mengikuti praktek sihir sejak AMPT?" tanyaku

Raka Amastyo, dia adalah temanku yang baru saja menyapaku dan memberikanku roti lapis ini. Dia adalah Ketua kelas dan sekaligus Ketua Klub Konspirasi, dan kebetulan juga, aku juga anggota klub konspirasi.

"Entahlah, aku juga tidak tahu. Yang penting, kau lulus dan mendapat sertifikat kelulusan. Itu saja sih motto hidupku di akademi ini." jawabnya

"Begitu ya, ah sudahlah." jawabku

"Jangan lupa nanti setelah pulang sekolah datang ke ruang klub. Jangan sampai alpa. Aku pergi dulu, bye" ucapnya pergi

"Ok, bye" sapaku

Segera kuhabiskan saja roti lapis ini, segera kuambil tasku dan bergegas menuju ruang kelas. Oh ya, sepertinya hari ini aku bisa pulang cepat, karena mata pelajaran hari ini adalah Sosiologi dan Praktek Sihir. Dan hanya aku dari semua murid di akademi ini yang tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran sihir dan disuruh pulang. Ya tidak apa-apa.

*Tingg..tungg..ting..* Bel masuk bunyi. Saatnya membuka mataku. Karena pelajaran sosiologi ini membuatku mengantuk karena deskripsi yang panjang dan ribet dari guru sosiologi..

"Pagi yang cerah ya, Key." sapa Lucy

Lucy adalah gadis yang mungil dan imut.

"Ya. Dan aku tidak akan heran dengan situasi di jam pelajaran kedua." jawabku

"Hahaha, jangan merendahkan diri begitu. Mungkin karena kau memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh Magicster lain." ucapnya

"Apa?" sontakku

"Ah, tidak apa-apa. hehe. Segera siapkan bukumu. Ada PR Sosiologi halaman 948 loh." ucapnya mengingatkanku

"Hm" kuanggukkan saja

Sepertinya dugaanku makin kuat saja. Mungkin semua murid di Akademi ini tahu sesuatu tentang hal yang tidak kutahu dari diriku. Dan yang paling kucurigai adalah Val, teman yang baru saja mengobrol denganku ini. kurasa, dia tahu segalanya tentang aku yang bahkan akupun tidak tahu.

"Selamat Pagi, Para Magicster handal" sapa bu Yumina

Datang juga akhirnya guru sosiologi. Bu Yumina namanya. Walau dia terlalu cantik dimata semua magicster cowok disini, namun entah kenapa pandanganku ke dia sangat aneh. Seperti ada sesuatu seperti Rasa gemetar dalam hati.

"Pagi.." serempak semuanya menjawab kecuali aku.

"Oh. Key, kenapa kamu tidak menyapa saya?" sindir Bu Yumina

"Oh, ya. Pagi." sapaku

"Nah begitu, jangan melamun ya." ucapnya

"Hahahaha.." hampir dari semua murid menertawakanku

"Semuanya, mohon diam sejenak. Buka buku kalian." Tegas Bu Yumina kepada seluruh murid

Tak terasa waktu berlalu, 2 jam serasa 20 menit. Bagiku, hal yang membosankan akan terasa lebih cepat apabila hal itu sudah dilakukan berulang kali, sama halnya dengan pelajaran membosankan ini. (*Karena aku tidur setelah mengoreksi PR saat pelajaran tadi, hehe*) Dan mungkin inilah saatnya bagiku untuk membawa tasku dan pulang.

"tingg.. ting... tungg.."

Tepat jam 08.20 am, waktunya pulang untukku. Pulang, pulang, dan pulang. Yang terlintas di benakku adalah menikmati mie kaldu rasa rujak. Betapa nikmatnya ya, apabila rujak yang pedas dan kering itu dicampur dengan mie kaldu? Ahahaha.

Berjalan meninggalkan kelas, menuruni tangga. Eh, tunggu sebentar, bukankah menuruni tangga itu sedikit membosankan? Bagaimana kalau aku lompat saja dari lantai 13 yang berjarak 300 meter dari lantai 1? Itu pasti sangat mengasyikan. Persetan ah dengan nyawaku. Yuhuuuu...

"Aku benar benar teerrbanggg" teriakku

"Cuervimush Nashaky Ilry"

kudengar, ada seseorang yang membaca sebuah rapalan. Cih.

"Kau itu terlalu menyedihkan ya, Keyza?"

Zelb, pengacau kesenanganku. Baru saja aku akan jatuh kelantai 1, benang benang seperti jaring laba-laba ini membuat tubuhku lengket di lantai 3.

"Apa kau membolos, Zelb?"

"Sepertinya." jawabnya

"Nah, bagaimana kalau kau ikut bersamaku makan mie kaldu rasa rujak dengan jus minyak jelantah?" tanyaku

"Tapi bohong," tipunya

"SIALAAANN!" Marahku

Yahh, seperti itulah. Kehidupan yang konyol di Akademi ini. Aku hanya ingin bertanya kepada alam semesta, mengapa hanya aku yang tidak dapat menggunakan MAGIIICCCCC!!!!!!!!

avataravatar
Next chapter