1 Prolog

•SMA Asakura

    Sekolah yang berada di pinggir kota ini bukanlah sekolah yang bagus ataupun terkenal. Yang kita bicarakan bukan tentang gedung sekolah nya. Tapi berbagai kisah menarik yang ada di dalam nya.

     Okino Kaito, remaja berambut hitam yang sedikit berantakan yang cocok sekali dengan ekspresinya yang cuek. Kaito memanglah pemalas tapi nilai nya tetap saja tinggi. Dia bukan lah remaja yang populer di sekolah nya.

     Kaito bisa saja populer karena kecerdasan nya. Namun dia sama sekali tak peduli tentang status sosial nya. Kaito lebih memilih hidup sebagai bayangan. Baginya tak terlalu penting memiliki banyak teman, karena pada akhirnya semua akan menghilang.

     Kaito tetap memiliki teman yang setia sejak kecil dulu. Hideko Raku dan Hanabi Mina. Mereka bertiga sudah mengenal sejak SD dulu. Raku, laki laki dengan rambut hitam kemerahan  dan dilengkapi kacamata di wajah nya. Raku memang terbilang tampan tapi tak banyak orang yang mengenal nya di sekolah nya.

     Raku tak akan ikut acara sekolah yang tak penting dan tak akan keluar rumah nya jika tak ada urusan. Karena Raku adalah Gamers dan ahli komputer dia banyak menghabiskan waktu di depan layar komputer nya.

     Berbeda jauh dengan Raku, Mina adalah gadis yang ceria dan suka olahraga. Mina mengenal Kaito lebih dulu dari Raku karena rumah Mina tepat di sebelah rumah Kaito. Berbeda denga Raku dan Kaito, Mina cukup populer di sekolah nya karena prestasi nya dalam bidang olah raga yaitu lari.

     Tahun pertama di SMA, Kaito menjalani tahun tahun seperti biasanya. Kaito merasa bosan terhadap hidup nya sendiri karena Ia merasa hidup hanya untuk sekolah. Saat hari kenaikan kelas tiba, Kaito sedikit berharap hidupnya lebih berwarna.

=============

Kaito

      Cahaya fajar menyambut ku dari luar jendela kamar. Aku mulai membuka mataku dengan perlahan. Tak ada yang membangunkan ku setiap pagi karena aku hanya hidup sendiri di rumah. Kedua orang tua ku selalu bekerja di luar kota. Mereka pulang hanya setahun sekali. Dan terkadang mereka tak pulang sama sekali dalam setahun.

     Aku pun melangkah keluar dari kamar menuju ruang tamu hanya untuk sekedar duduk dan menikmati pagi. Sesaat setelah itu, suara ketukan pintu terdengar di telinga ku. Aku pun segera membuka pintu depan rumahku yang terkunci rapat.

"Selamat pagi Kaiii ..."

Ternyata Mina, sahabat ku sejak kelas 1 SD dulu. Rambut merah nya yang sedikit berantakan itu sangat cocok dengan pribadinya. Walau dia suka olahraga tapi Mina adalah gadis yang pemalas jika berurusan dengan pelajaran.

     Aku hanya menjawab sapaan paginya dengan wajah datar.

"Hmm ada apa?"

"Kau tak lupa kan dua hari lagi kita sekolah?"

"Apa?! Kukira masih seminggu"

"Hahaha ... kau pasti begini setiap tahun nya ya sudah aku pergi dulu"

Mina pun melambaikan tangan nya sembari berlari ke arah rumah nya. Aku baru ingat Mina selalu mengingatkan ku dua hari sebelum masuk sekolah saat liburan kenaikan kelas. Aku memang tak pernah memperhatikan tanggal atau hari.

     Lagi pula aku tak punya tujuan hidup sampai sekarang ini. Aku masih kelas 2 SMA jadi masih ada sedikit waktu untuk memikirkan tentang masa depan.

=============

     Hari itu Kaito memutuskan untuk pergi ke toko untuk membeli perlengkapan sekolah nya. Dalam perjalanan Kaito mampir ke ATM untuk mengambil uang bulanan dari orang tuanya. Setelah membeli semua perlengkapan dan memasukan nya ke tas ransel nya, Kaito melangkah keluar dari toko buku menuju rumah nya kembali.

     Kaito berjalan ditemani terik matahari yang berada di langit. Ditengah perjalanan Kaito berhenti dan mata nya terpaku pada gadis yang berada di depan toko buku. Gadis berambut panjang berwarna emas itu menarik perhatian ku bukan karena kecantikanya, melainkan tumpukan buku yang dia bawa di tangan nya. Tumpukan buku itu nampak terlalu berat bagi gadis itu sendiri.

=============

Kaito

     Aku merasa ingin membantu nya. Tapi rasa malas ini menghalangi ku. Setelah melihatnya kesusahan membawa tumpukan buku itu akhirnya aku mengumpulkan keberanian untuk melangkah mendekati nya.

     Tepat saat aku berada di samping nya semua buku yang Ia bawa terjatuh berserakan. Pejalan kaki di sekeliling kami pun hanya melihat dan lewat begitu saja.

"Apa kau butuh bantuan?"

Tanya ku sembari membantunya mengambil buku buku yang berserakan satu persatu. Aku tak mendengar jawaban nya sampai semua buku sudah kukembalikan padanya. Karena tak yakin dia mampu membawa buku sebanyak itu aku pun kembali bertanya.

"Hei tunggu ... apa kau yakin?"

Dia menggelengkan kepalanya tanpa menatap ku. Lalu dia hanya melangkah menjauh dari ku tanpa sepatah kata pun.

      Karena cemas aku pun mengikuti nya dari belakang. Langkah demi langkah aku tak melepaskan pandangan ku dari nya. Kekhawatiran ku pun terjadi, lagi lagi beberapa buku jatuh ke tanah. Tanpa pikir panjang aku pun mengambil buku itu.

"Sini ... biar aku aja yang bawa"

Kami pun berjalan berdampingan dipinggir jalan kota yang sepi. Aku tak mendengar sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

=============

     Ditengah perjalanan Kaito mencoba untuk berbicara dengan gadis itu. "Hei ... Ehmm ... siapa nama mu?",kata Kaito dengan wajah cuek nya. Tetap saja gadis itu tak menjawab pertanyaan Kaito. Gadis itu hanya menatap ke buku yang Ia bawa dan tetap melangkah. Beberapa saat kemudian gadis itu berhenti di depan sebuah rumah. Kaito pun tetap berada di sisi gadis itu.

=============

Kaito

     Beberapa saat kemudian pintu rumah itu terbuka.

"Akhir nya kau datang ... eh siapa itu?"

Kata seorang wanita yang sepertinya adalah ibu gadis yang bersamaku ini. Gadis itu hanya masuk tanpa berkata apapun.

"Maaf kan putriku ya? Sepertinya dia merepotkan mu ..."

"Oh enggak kok tante ... Ini buku nya ketinggalan ..."

Kata ku sembari memberikan buku yang kubawakan kepada ibu gadis misterius itu. Dengan senyuman nya ibu gadis misterius itu berkata

"Sini mampir dulu ..."

"Terima kasih tante ... tapi saya mau pulang aja"

Aku menolak karena selain aku malas bertamu ke rumah orang lain, aku juga belum kenal dengan gadis misterius itu.

    

avataravatar
Next chapter