2 2. Iblis Yang Terpesona

1 bulan yang lalu...

Seluruh iblis pun mulai berbondong-bondong, berkumpul di sebuah aula besar, tepat di mana sang Raja tengah duduk di kursi kebesarannya.

"Wahai rakyat-rakyat ku yang begitu diriku cintai. Ada pengumuman besar yang ingin aku katakan kepada kalian semua. Karena melihat data dari observasi yang dilakukan oleh para penjaga-penjaga kerajaan ini, semua iblis tampaknya berada pada level yang sama rata. Sepertinya, semangat kompetisi kalian untuk menjadi iblis terkuat perlahan mulai kalian abaikan. Maka dari itu, aku pun akhirnya membuat sebuah kebijakan baru. Kebijakan yang di mana, pasti kalian semua akan menjadi lebih semangat dalam bekerja," tutur Dion-raja iblis yang langsung membuat bisik demi bisik terlontarkan dari satu iblis ke iblis lainnya.

"Baik! Bisakah kalian tenang dulu, duhai rakyat-rakyat ku!" ucap Dion kembali yang langsung membuat seluruh pandangan para iblis terfokus kepada Raja mereka itu.

"Aku telah memutuskan, barang siapa yang bisa menemukan satu manusia yang melakukan dosa besar yakni bunuh diri. Lalu, bisa meyakinkan manusia itu untuk menandatangani kontrak perjanjian dengan dirinya tanpa manusia itu tau jika perjanjian itu akan memakan nyawa-nya. Maka, saat hari terakhir perjanjian kontrak itu selesai. Lalu, manusia itu sudah dibunuh oleh iblis itu. Sang iblis berhak untuk naik tingkat ke level paling atas. Di mana, dia bisa merubah wujudnya menjadi manusia tanpa harus menggunakan gelang Zink lagi! Bahkan iblis itu, berhak untuk dinyatakan sebagai iblis terkuat di dunia ini," ucap Dion yang membuat suara riuh tepuk tangan mulai terdengar menggema di aula itu.

Bahkan Javier yang sudah lama begitu memimpikan kebijakan baru ini terjadi pun, seketika mulai mengembangkan senyuman bahagianya.

Javier yakin, dirinya pasti bisa memenangkan kompetisi kali ini. Sebab, tidak ada satu pun iblis yang tidak memimpikan bisa menjadi iblis terkuat di dunia ini.

Berubah menjadi manusia, kapanpun yang ia mau. Itu adalah sebuah kekuataan yang tidak akan pernah berhenti untuk Javier impikan.

"Aku pasti akan memenangkan kompetisi ini! Dan aku pasti akan membuat manusia yakin dengan seluruh perkataan yang aku katakan kepadanya," gumam Javier dengan seringai andalan-nya.

*****

Perlahan, Reina pun mulai membuka kedua matanya. Beberapa kali, Reina pun mengedip-ngedipkan matanya berusaha menyesuaikan penerangan yang saat ini, tampak menyilaukan matanya.

"Selamat pagi, nona Reina. Silahkan untuk menikmati sarapan paginya," tutur Javier yang tiba-tiba datang dari balik pintu kamarnya.

Mata Reina pun lalu terfokuskan ke arah lelaki itu. Senyuman manis pun lantas terukir sempurna di wajah lelaki itu.

Tanpa Reina sadari, ternyata ketika Denias memakai pakaian biasa layaknya seorang manusia itu pun.

Wajah lelaki itu tampak jauh lebih tampan dari yang sebelum ia lihat. Apalagi saat ini cahaya di kamarnya benar-benar terpancar begitu terang, berbanding terbalik dengan keadaan di malam tadi yang begitu gelap.

"Halo, Nona Reina? Apa yang sedang kau pikirkan? Apakah kau sedang mengagumi wajahku yang tampan ini?" tutur Javier dengan wajah yang menggoda gadis itu.

Sedangkan Reina, mendengar perkataan lelaki itu yang begitu percaya diri dengan wajahnya yang katanya tampan itu pun seketika langsung mengelak cepat.

"Tidak! Aku tidak sedang memuji wajahmu yang katamu tampan itu! Biasa saja tau! Bahkan dulu, ada seorang lelaki yang menginginkan aku agar menjadi kekasihnya. Dia juga tampan bahkan dia menjadi idola di kampusku. Tapi, aku sama sekali tidak tertarik dengannya. Apalagi kau, mana mungkin aku akan terpesona dengan dirimu," balas Reina sembari mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Tapi, hatimu mengatakan. Jika aku jauh lebih tampan dari sosok lelaki yang tadi ingin menjadikan kau sebagai kekasihnya," ungkap Javier yang tentunya dapat membaca pikiran gadis itu.

Damn! Reina seketika menjadi kehabisan kata saat ini. Ayolah, Reina kenapa sekarang terlihat seperti orang yang bodoh?!

Pria itu adalah iblis! Sudah menjadi hal yang lumrah jika sosok itu pasti bisa membaca pikirannya saat ini.

"Tolong, hentikan seluruh omong kosong dirimu itu, Tuan Javier yang terhormat. Sekarang, aku hanya sedang memikirkan tentang ucapan dirimu yang kau katakan malam tadi. Bukankah kau menjanjikan diriku untuk memiliki hidup yang berbeda?" ucap Reina yang memang ingin menanyakan hal itu sekaligus untuk mengalihkan pembicaraan mereka.

Mendengar penuturan yang keluar dari mulut gadis itu, sebuah seringai tipis pun lantas tercetak di wajah lelaki itu.

"Aku hanya ingin mengatakan satu hal kepadamu. Sebelum aku memberikan jawaban atas pertanyaan dirimu itu. Tidak baik, jika seseorang dengan cepat langsung mengalihkan pembicaraan di antara mereka yang belum usai," balas Javier yang membuat Reina terdiam membisu.

Setelah memberikan nampan yang berisi sarapan pagi untuk Reina itu pun, Javier lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku-nya.

"Makanlah sarapan pagi dirimu ini, Nona Reina. Lalu, setelah itu silahkan untuk dirimu mandi dan berdandan dengan rapi. Aku akan menunggumu di bawah," tutur Javier kembali yang setelahnya langsung berlalu, meninggalkan Reina dalam kebingungannya.

Reina pun lalu meminum sebentar susu putih yang memang menjadi favorit-nya itu, sebelum akhirnya ia mulai memindahkan nampan itu ke meja yang ada di sampingnya.

Sembari mengunyah roti lapis yang ada di dalam genggam tangan kanannya itu, Reina pun lalu mengarahkan tangan kirinya untuk membuka isi dari amplop coklat yang diberikan oleh Javier itu.

Hasilnya, sebuah surat yang diketuk pada kertas HVS itu pun menjadi awal dari pemandangan gadis itu. Mungkinkah? Ini surat??

Logika Reina pun seketika mulai terarahkan pada surat yang sering menandakan penerimaan sesuatu hal. Dan mungkin kali ini..??

"Surat Penerimaan Lamaran Menjadi Editor Handal di Perusahaan Teriline," gumam Reina yang mulai membaca kepala surat-nya itu.

Matanya pun seketika menjadi membelalak sempurna. Mulutnya yang semula mengunyah makanan dengan lancar kini berubah menjadi tak bisa digerakkan lagi.

Penerimaan kerja sebagai editor di perusahaan Teriline yang begitu elite dan bergengsi itu, apakah mungkin ini sebuah fakta? Atau justru sekarang Reina hanya tengah bermimpi?!

Buru-buru Reina pun menuju jendela kamarnya yang tengah tertutupi oleh tirai putih itu. Kini, matanya pun seketika kembali membelalak lebih lebar lagi.

Dari tempatnya berdiri sekarang, di lantai bawah yang terlihat begitu jauh itu pun, di sana sudah ada Javier yang tampak mempersiapkan mobil-nya untuk digunakan.

Tanpa bisa menahan diri lagi, Reina pun lalu mulai berjingkrak-jingkrak bahagia, ternyata lelaki itu benar-benar tidak menipu-nya.

Buktinya, sekarang hidup-nya benar-benar berubah drastis karena bantuan dari lelaki itu tentunya.

Dengan hati yang berbunga-bunga, Reina pun mulai mengambil handuk-nya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk menyelesaikan ritual mandi cantiknya.

****

Kini, Reina pun telah siap dengan rok span selutut-nya yang berwarna hitam serta baju putih khas orang kantoran pada umumnya.

Rambutnya yang akhir-akhir ini tampak kumuh karena selama dua minggu penuh hanya ia sanggul tanpa ia sisir barang sekali pun, kini telah berubah menjadi rambut kecoklatan yang dibuat bergelombang pada ujungnya.

Wajahnya yang tak terurus layaknya zombie hidup pun, sekarang telah berganti menjadi manusia normal lagi.

Meski polesan make up yang gadis itu poles di wajahnya tidak terlalu tebal, akan tetapi, semua orang juga pasti bisa membedakan antara gadis itu yang sekarang dengan yang dua minggu lalu.

Tentunya jauh lebih cantik dan mempesona diri gadis itu yang sekarang. Di tambah senyuman manis yang kini terukir sempurna di wajah gadis itu, menambah kesan perpect wajib dinobatkan pada gadis itu.

Grk! Grk! Bunyi hak dari higheels yang gadis itu gunakan pun seketika menggema di seluruh sudut rumah megah yang ini.

Bahkan saat gadis itu sudah tiba, tepat di belakang tubuh Javier yang sedang mengecek ban mobil itu pun, suara hak dari higheels itu juga lah yang berhasil membuat Javier mengetahui jika sekarang Reina telah berada di belakang tubuhnya.

Perlahan, setelah pengecekan ban mobil yang terakhir itu sudah ia pastikan aman. Barulah Javier menegakkan tubuhnya dan langsung berbalik ke belakang untuk menatap gadis yang menjadi partner kontrak-nya itu.

"Oke. Mesin mobil hingga ke ban mobil-nya juga, sudah aku periksa. Semuanya aman dan tidak ada kerusakan apapun. Kita bisa berang..." tutur Javier yang seketika terhenti begitu menatap sepenuhnya ke arah gadis itu.

Javier pun lalu mulai melihat gadis itu mulai dari kepala hingga ujung kaki-nya. Tunggu, benarkah ini manusia gembel yang ia jadikan sebagai sosok yang menjalin kontrak dengan dirinya?

Jika memang ini adalah kebenaran, lalu mengapa wajah gadis itu sekarang benar-benar berubah drastis?

Pantas saja, seorang idola kampus menjadi tertarik kepada gadis itu. Hanyalah lelaki yang tidak normal yang akan mengatakan jika Reina tidak memiliki pesona yang begitu kuat.

"Tuan Javier?! Tuan? Ada apa dengan anda, sebenarnya? Mengapa anda tiba-tiba menjadi terdiam seperti itu? Apakah ada sesuatu yang salah dari penampilan saya? Jika memang ada, saya siap untuk mengganti pakaian saya. Maafkan saya, saya mempelajari pakaian seperti ini karena dulu saya sempat magang di sebuah kantor. Tapi, jika ternyata cara berpakaian di perusahaan Teriline berbeda. Katakan saja kepada saya, saya akan mengikutinya," balas Reina sembari menundukkan kepalanya cepat.

Sedangkan Javier yang baru menyadari jika diamnya, dirinya malah membuat gadis itu salah paham. Buru-buru lelaki itu tersadar dan menghentikan keinginan gadis itu untuk berganti pakaian.

"Tidak! Tidak nona Reina! Saya hanya sedikit speechless dengan penampilan kau yang berbeda dari sebelumnya. Sebab, bukankah sebelumnya kau benar-benar terlihat seperti gembel. Lalu, dalam hitungan menit kau kini telah berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya," ucap Javier yang malah terlihat konyol saat ini.

Mendengar ucapan lelaki itu, Reina benar-benar tidak bisa menahan senyumannya.

"Jadi, apakah anda ingin mengatakan jika sekarang anda terpesona dengan penampilan saya?" tutur Reina yang sekarang malah balik menggoda lelaki itu.

Dan balas dendam pun akhirnya terbalaskan juga.

****

avataravatar
Next chapter