1 Awal Mula

"Julen, kamu di panggil putri Adaline" Suara ini di tujukan kepada sosok pria berambut merah gelap seperti buah delima dilengkapi dengan wajah tampan dan baju yang basah karena keringat. Menghentikan ayunan pedangnya. Dia menoleh kepada wanita 20 tahun rambut sebahu memakai baju pelayan. " Tuan Putri memanggilku? " Merespon dengan kebingungan.

"Iya jalang itu" Pelayan itu membalas dengan memperlihatkan wajah jijik. Mendengar kata yang cukup menghina itu, Julen langsung maju dan menarik kerah wanita tersebut. Julen menatap marah pelayan itu dengan menunjukan mata berwarna hijau gelapnya "Jaga mulutmu clara " .

Pelayan merasakan keringat dingin keluar dari tubuh, wajahnya gelap seketika. Tidak ingin menjadikan masalah ini lebih panjang, Julen melepaskan kerahnya dan meninggalkannya. Clara tidak memiliki lagi kekuatan dikakinya, tanpa daya dia jatuh ketanah dengan wajah gelap.

Julen menuju sebuah ruang ganti di dekat area pelatihan, terlihat sebuah bendera dengan simbol singa biru tergantung di depan pintu. Berganti dengan baju besi dilengkapi sebuah pedang dipinggang, Julen terlihat gagah seperti singa sedang memerintah hutan.

Menuju tempat Adaline berada, ' karena Insiden dan rumor itu, semua orang berbalik pada tuan putri' Julen mengeluh dalam hati.

Sebagai kesatria Adaline, Julen hanya bisa merasakan kepedihan setiap kali melihat matanya. Bermula saat menyentuh 20 tahun, Adaline terkena insiden dimana semua kekuatan yang dia latih hilang seketika. Setelah di periksa dokter kerajaan, dia dinyatakan mengidap sebuah penyakit bernama Pandora menyebabkan sirkuit mananya tiba-tiba berhenti. Mimpinya menjadi penyihir hebat pun hilang dari penglihatannya.

Beberapa waktu kemudian, berita menyebar tentang Seorang Putri Kerajaan mengidap penyakit paling ditakuti di dunia karena pernah membuat manusia dalam zaman kegelapan sihir. Saat itu penyakit pandora itu menyebar luas dikarenakan untuk mengidapnya hanya dengan sebuah kontak langsung saja. Oleh karena itu warga bersikeras untuk mengusirnya, namun kerajaan menolak karena masih bisa merawatnya.

Tidak lama dari insiden tersebut, muncul beberapa rumor tentang Tuan Putri Adaline. Dimana dia menjadi lebih arogan dan ingin menyebarkan penyakit dideritanya keseluruh dunia. Karena rumor tersebut sebutan untuk Adeline adalah wanita gila.

Insiden menjadikannya seorang wanita lemah dan rumor membawa opini aneh tentang dirinya, membuat posisi kerajaan hancur berkeping-keping. Pelayan yang awalnya bersikap baik dan ramah padanya , berubah menjadi diperlakukan seperti sampah.

Julen yang awalnya termakan rumor tersebut, berubah setelah melihat Adaline memandang kosong sinar bulan di taman. Wajah cantik seperti bunga dipagi hari , rambut hitam berkilauan seperti bintang yang bersinar terang dimalam hari. Hati Julen tergerak setelah melihat pemandangan tak terlukis tersebut. Dia mencoba mendaftar menjadi posisi kesatria penjaga Putri Adeline. Julen langsung diterima karena posisi tersebut kosong tidak ada peminat.

Banyak orang mendengar Putri Adeline telah mendapatkan kesatria penjaganya. Mereka tidak mengerti kenapa ada orang yang ingin mejaga seseorang yang penyakitan dan gila. Julen tidak perduli akan hal itu, hanya tersenyum lebar dan menerima semua cacian di lempar padanya.

Sesampainya di depan ruangan perpustakaan yang sering dikunjungi Adeline. Julen sambil melihat sekeliling bahwa tidak ada pelayan ataupun penjaga berada di sekitar ruangan ini. Julen bicara dalam hati "nampaknya telah dimulai"

Menteri dan para bangsawan telah sepakat untuk Mengeksekusi Putri Kerajaan. Rumor dan insiden yang terjadi padanya, hanya membuat nama baik kerajaan tercoreng. Walaupun ada usulan untuk mengusirnya, muncul pertanyaan akan dikirim kemana. Jika ketempat yang terpencil hanya dia seorang diri. Ada sedikit kemungkinan bahwa Penyakit Pandora akan tersebar. Takut akan adanya perulangan zaman kegelapan, mereka menolak usulan tersebut.

Keluarga kerajaaan tidak ada komentar lebih tentang eksekusi Adaline. Tanpa menemui atau menenangkannya sedikit pun, mereka seperti sudah dari awal ingin menyingkirkannya terutama pihak Raja yang menerima mentah-mentah usulan tersebut.

Julen telah datang di sebuah perpustakaan dimana tempat Adaline mencari kedamaian. Menarik napas kecil . Julen mengetuk pintu dan berkata "tuan putri saya disini".

"Masuklah" Terdengar suara lemah lembut dari dalam ruangan perpustakaan. Setelah membuka pintu Julen melihat sosok wanita berada di dekat jendela sedang membaca buku memakai gaun simpel tanpa korset berwarna merah gelap dengan rambut hitam mengkilau yang di kuncir . Wajah wanita tersebut memiliki eksperesi lembut dan cantik walaupun tanpa perias.

Julen mulai mendekati ke belakang tubuh sang putri dan berhenti beberapa langkah . "Sir julen" Tanpa menoleh kebelakang sang putri memanggil kesatrianya. "Iya putri . Apa yang saya bisa bantu?".Julen menjawab panggilan dengan suara hormat sambil jongkok satu kaki.

" Apakah kau tidak jijik terhadap seorang wanita sepertiku?". Julen sangat terkejut mendapatkan Pertanyaan yang tidak terduga dari Adeline. "Tidak tuan putri" Julen menjawab lagi tanpa mengubah nada suara nya.

Adeline tanpa memberikan ekspresi terkejut hanya tersenyum. "Saya akan melayani sampai darah penghabisan tidak peduli apa yang saya korbankan. Saya hanya melindungi anda. Cukup senyuman tuan putri saya sudah merasa terbayar. "

Julen berbicara tanpa berpikir karena dia tahu hubungan mereka sudah tidak seperti majikan dan anak buah namun seperti teman yang selalu ada di samping maupun sedih atau bahagia.

"Terima kasih Julen" Adeline berdiri dan menaruh kembali buku yang sudah di baca kembali ke rak. Dengan agak suara bergetar sang putri berbicara "Kenapa kamu datang saat aku memanggilmu ,kau tahu itu adalah panggilan kematianmu bukan? ". Tercipta suasana hening cukup menusuk hati saat itu.

Julen hanya tersenyum dan berkata" Saya tidak menyesal. Karena saya pernah mendengar bahwa seseorang akan melindungi orang di cintainya sampai akhir".julen kembali melanjutkan "saya awalnya berpikir ini adalah obsesi terhadap kecantikan anda yang kenapa saya memilih menjadi kesatria anda. Namun setelah saya tahu kepribadian anda yang sebenarnya. Rumor yang ada ternyata salah. Anda adalah wanita lembut dan cantik. Itulah kenapa saya mencintai anda". Setelah sadar atas perkataan nya si julen menatap lantai dengan rasa malu

"Maafkan saya atas perkataan tidak sopan itu. Maafkan saya Tuan putri". Namun Julen bukannya mendengar perkataan jijik atau aneh namun terdengar suara ketawa dari mulut Adaline. Sambil menahan tawa "hanya kecantikan karena kamu menjadi kesatriaku? Kau pria yang cukup aneh Julen". Dengan menjawab malu "saya pria sederhana Tuan putri. Saat saya melihat kecantikan saya mungkin mengambilnya" Dengan menjawab lega.

Adeline merasa cukup aneh karena tidak ada orang yang memuji kecantikan nya lagi setelah rumor itu muncul. Sejak insiden tersebut. Aldeline menghela napas dan berkata kepada Julen "berdirilah Julen, kita akan keluar "

Berdiri dan mengeluarkan pedangnya Julen berbicara "baik tuan putri". Adeline berhenti melangkah dan tersenyum kearah Julen. "Tolong sekarang panggil saja namaku" Julen cukup terkejut karena nama asli seorang bangsawan bisa di sebut hanya setara atau lebih tinggi derajatnya. Dengan senyum antusias "baik Adeline". Setelah mendengar perkataan dari mulut Julen. Adeline menundukan kepalanya dan sedikit memerah. Karena sudah lama tidak ada yang memanggil nama aslinya.

Setelah mereka keluar tidak ada seseorang pun di sekitar mereka di lorong panjang tersebut. Dengan suara mengejek sang putri berkata "ku pikir saat keluar dari ruangan ini, leherku akan di tebas" Sang putri melanjutkan "Kelihatannya kita harus ketempat lain" Dengan senyum Julen berkata " Mari kita ke taman , cukup indah jika meninggal di sana".

Mendengar perkataan sarkas dari Julen tersebut Adeline menjawab" Aku tidak berpikir bahwa kematian bisa indah juga" Sang putri setuju dan langsung menuju ke taman diikuti julen di belakangnya.

Sang putri duduk di bangku taman dan mengisyaratkan Julen untuk duduk bersamanya. "Julen nampaknya kamu tidak ada penyesalan untuk meninggal bersamaku". Dengan senyum dan menghadap ke atas di mana bulan dan bintang terus bersinar Julen menjawab" Saya berasal dari panti asuhan. Mimpi saya hanya ingin menjadi kaya dan hidup nyaman. Oleh karena itu, saat umur 15 tahun saya mencoba datang ke kota. Mulai dengan mencari pekerjaan yang bisa saya kerjakan yaitu angkut barang tim perburuan monster. Saat melakukan pekerjaan itu, saya mulai memburu monster bisa mendapatkan uang lebih."

Julen melanjutkan " Saya mulai menyewa pisau belati murah dengan perlengkapan pemburu seadanya. Setelah 2 tahun, Saya mengumpulkan penghasilan dan mencoba masuk ke akademi. Setelah lulus saya menjadi kesatria sementara di kerajaan. Beberapa waktu kemudian,saya menjadi Kesatria tetap,gaji tersebut sudah memenuhi harapan sebelumnya"

Julen sambil menahan ketawa" Namun saat saya melihat anda saat itu, saya sadar belum merasakan cinta. " Setelah selesai berbicara si julen menoleh wajah Aldeline karena belum ada mendapat respon apa pun. Namun wajah Adaline memerah.

Julen berbicara dengan gagap " Ahh ma-af-kan saya Tuan Putri eh Adeline saya berbicara tanpa berpikir lagi". Sambil mengalihkan pandangan dan mengontrol wajahnya. " Cinta satu sisi ya? Bagaimana kalau bukan satu sisi ?" Setelah mengatakan kata tersebut Adeline tidak bisa menahan ketawa dari candaan tersebut.

Julen malah terdiam dan tidak berbicara lagi dan menunduk ke bawah tanpa bergerak sedikit pun. Adeline cukup terkejut dan menggoyangkan tubuh julen dan berteriak" Juleeenn!! kamu kenapa itu hanya candaan". Julen malah berbicara tanpa ekspresi menanyakan sesuatu "jika Tuan putri tidak lahir di keluarga kerajaan ini dan lahir sebagai warga biasa, apakah kamu akan mencintai saya jika kita bertemu? "

Adeline malah terkejut dengan pertanyaan gila ini dan menjawab tanpa berpikir agar julen kembali ke dirinya semulanya "iya iya aku akan".

Julen pun kembali ke diri sebelumnya lagi dan tersenyum ke arah Adeline. Merasa aneh dengan pandangan Julen, wajah dia memerah lagi.

Malam hari dimana bintang terus mengeluarkan cahaya. Jangkrik berbunyi di atas bunga indah. Muncullah enam figur berjubah hitam mengelilingi Adeline dan Julen.

Tanpa basa basi. Julen, langsung mengacungkan pedangnya dan mengaktifkan pelindung mana ditubuhnya. Sadar akan hal tersebut. Enam sosok figur merapal sebuah mantra Rantai. Walaupun Julen sudah mengaktifkan pelindungnya, tidak akan berguns terhadap mantra pengikat.

Lingkaran mantra muncul dari bawah kaki Julen. Rantai pertama dan kedua dapat di hindarinya namun rantai yang tersisa berhasil mengikat tubuh Julen. Setelah mengeluarkan mantra rantai terlihat mereka memiliki tingkatan masing masing 4 mata hijau gelap dan 2 mata terang.

Sesudah merapalkan matra, 6 figur tersebut membuka jalan untuk seseorang dan muncullah pria memakai baju bangsawan namun sedikit ditutupi jubah hitam. Dan itulah sang pangeran kedua, pria bersosok tinggi sedang sekitar 190 cm berwajah tampan dengan mata tajam dan alis berkerut.

Pangeran Thomas Silias adalah pangeran tirani yang di takuti oleh beberapa bsngsawan. dirumorkan jika perintah darinya ditolak maka dia akan membantai seluruh keluarga bangsawan tersebut .

senyum mengejek muncul di wajah pangeran kedua berbicara" Wah wah aku tidak percaya bahwa sang putri jatuh cinta dengan penjaganya, sangat menyedihkan"

Tak lama kemudian Thomas mengeluarkan pedangnya dan tanpa berpikir panjang menusuk jantung Julen. Adeline Terkejut dan wajah nya pucat setelah melihat sosok julen jatuh bersimbah darah tanpa adanya napas.

"tidak , julen." Sang putri sambil menitihkan air mata dan menatap dengan amarah kepada Thomas. "Kenapa kau melakukan ini kepadaku? Kenapa ayah ,ibu dan kakak tidak peduli yang ku alami ini" .

Tanpa menghilangkan senyum ejekan di wajah Thomas berbicara " Apa kau pikir ayah dan ibu akan senang menjaga seseorang yang cacat? "

Menendang kesamping tubuh Julen seperti bola.

Thomas mendekati selangkah demi selangkah ke

arah Adaline "Insiden yang terjadi kupikir aku harus sedikit memanasi dengan sedikit rumor."

Mendengar perkataan tersebut ,Adeline mulai menyerang ke arah Thomas namun tubuhnya berhenti karena mantra rantai.

Saat Thomas sampai didepannya, dia langsung menampar wajah Adaline sekuat tensga , terlihat darah keluar dari sudut mulutnya. Thomas kembali berbicara "Inilah kenapa aku membenci tugas bodoh ini aku harus mendengar cacian gila sebelum kematian."

Thomas terlihat mengayunkan pedangnya ke kepala Adeline, Melihat gerakan tersebut, dia menutup mata dan berbicara pelan" Aku harap bisa mencintai mu julen" Setelah perkataan tersebut. Terdengar seperti balok jatuh dan cipratan darah mulai mengotori bunga bunga di dekatnya. Pangeran kedua mulai berbicara ke anak buahnya"bersihkan mayat mereka dan kubur selayaknya".

Namun Adeline hanya memiliki penglihatan terhadap yang sangat gelap tidak ada cahaya sedikit pun. Terus mengambang dan jatuh ke dasar dimana ada genangan air terdengar. Di hadapan sang putri muncullah sebuah papan bercahaya biru dan tertulis

SSISTEM MONARKI

APAKAH KAMU INGIN HIDUP KEMBALI

YA TIDAK

setelah melihat papan biru tersebut Adeline mulai kebingungan adanya benda tersebut. Terlebih lagi ada tulisan hidup kembali yang membuatnya semakin ragu. Karena dia pikir hidup hanya sekali tanpa pengulangan lagi. Sang putri mulai bertanya" Kehidupan baru? " Adeline sangat ingin memulai kehidupan baru tersebut namun dia harus mengingat semua kejadian yang terjadinya selama dia hidup, menguntungkan dan yang merugikan. Terutama kejadian insiden saat dia mendapatkan penyakitnya.

Penyakit Pandora merupakan penyakit yang hanya bisa terjangkit dengan sentuhan langsung dari pengidapnya. Cukup aneh jika seseorang memilki penyakit tersebut. Kerajaan memiliki kemanan yang tinggi. Terlebih lagi penyakit tersebut tidak muncul selama puluhan tahun belakangan. Menurut Adaline dijebak oleh seseorang, kemungkinan besar adalah salah satu saudaranya. Hilangnya satu pesaing dalam pewaris kerajaan, bisa menguntungkan mereka.

Adaline sadar dia butuh kekuatan dan kekuasaan agar bisa membongkar siapa dibalik perbuatan tersebut. Terutama dia harus menyingkirkan Thomas lebih dulu. Saat pria itu berumur 17 tahun dia sudah menguasai setengah penjabat menteri yang ada di kerajaan.

Adeline langsung menekan pilihan YA dan dunia kembali terang dan mulai menunjukan warna setelah itu bentuk kemudian sebuah kamar wanita mulai terlihat dengan dekorasi. di sampingnya, sebuah kabinet baju yang terbuka, langit langit dengan lampu mewah.

Pelayan membuka tirai jendela dan membiarkan cahaya matahari masuk dan mengenai wajah sang putri.

Adeline sadar dari kilatan cahaya tersebut ,dia mulai melihat tangannya dan baju tidurnya' Ini adalah baju tidurku 9 tahun yang lalu' . Dia bangun dari kasur dan mencari cermin dimana terlihat tubuh remaja 16 memakai baju tidur dengan pola bunga berwarna kuning. Figur badan ramping, kulit mulus yang sangat terjaga, rambut yang terurai terutama wajah cantik seperti mstahari cerah di pagi hari. Di sampingnya terlihat sebuah papan biru tembus pandang bertuliskan

< Selamat Telah Mendapatkan Sistem Monarki>

Di saat yang sama

Seorang laki-laki berambut merah gelap tertidur cukup pulas di dinding tanah sebuah gua. Namun dia bangun dan berteriak tiba-tiba " Aaaaaa!!!" Sambil memegang dadanya. Pria besar didepannya kaget akan suara Julen yang cukup kuat. Dia berbalik dan dia berbisik kepada Julen dengan wajah marah "Apa kau ingin memancing semua monster yang ada disini? .

Julen menggelengkan kepalanya saat itu. Pria besar tersebut membawa pedang sederhana dan memakai satu set baju besi. Sosok itu memiliki tinggi 2 meter kulit berwarna agak gelap dengan rambut botak. Selain itu terlihat juga pria kurus berkacamata memakai busana penyihir dan membawa tongkat kayu. Julen memperlihatkan wajah kesal karena harus melewati masa ini lagi namun dia sembari melihat sebuah papan biru di sampingnya bertuliskan

Agen Reinkarnator

Notifikasi Subjek

Adelia Silias >sistem telah aktif

'Mungkin pekerjaan sebenarnya akan dimulai' ujar Julen

avataravatar
Next chapter