8 7

7

Sudah jam 10 dan Andre baru saja bangun dari tidurnya karena semalaman ia tertidur dengan bersandar di ranjang Kana. Hal itu jelas membuat badannya terasa sakit,hingga Kana menyarankan dirinya agar tidur dulu. Dan ia memanfaatkan waktu itu untuk tidur, terlebih pekerjaan kantornya juga tidak sebegitu menumpuk jadi ia memutuskan lebih siangan memasuki kantor.

Dengan sempoyongan, ia berjalan ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya di bawah guyuran shower. Andre menyabuni tubuhnya dengan sabun kesukaannya, ia membiarkan wajahnya benar benar fresh dengan guyuran shower.

"Ck"

Pria itu memukul-mukul kepalanya untuk menghilangkan pikiran negatifnya yang membayangkan dirinya dan Kana menghabiskan waktu satu malaman untuk pergulatan ganas dan panas.

"Ya Tuhan, ngga dosa kan ya?" ujarnya sambil mengelus-elus dadanya.

Kenapa efek pelukan Kana begitu kuat membangunkan sisi liarnya. Sejak ia memeluk wanita itu sepulang periksa kandungan, ia terus berfikir tentang hal-hal yang berbau ranjang, sepasang insan berbeda jenis dalam keadaan tanpa pakaian, melakukan berbagai posisi yang menghasilkan alunan indah yang merupakan desahan.

Ini benar-benar gila. Bayangan itu sebenarnya terus mengacaukan pikiran Andre selama seminggu ini. Yah, ini salahnya karena ia sudah pernah melakukannya dengan Kana saat di hotel itu.

Andre masih ingat betul perkataan Boy dan Leo setelah ia menceritakan bagaimana kejadiannya hingga ia melakukan hubungan itu dengan Kana.

Flashback on

Boy dan Leo tertawa kencang melihat bagaimana frustasinya Andre setelah melakukan hubungan badan itu untuk pertama kalinya selama usianya, hingga ia menginjak usia 29 tahun ini.

"Lo berdua kalau ngga berniat ngasih saran sama sekali, lebih baik keluar dari rumah gue" sewot Andre menyentak keduanya. Namun tampaknya Leo maupun Boy tidak ada yang berniat menghentikan tawanya.

"Apa coba yang lucu?" gerutu pria itu dengan sinis.

Boy menepuk-nepuk bahu Andre setelah berhasil meredakan tawanya "Frustasinya lo sekarang ngga akan sebanding dengan frustasinya lo nanti setelah menikah tapi ngga bisa nyentuh cewek itu" ujarnya berhasil membuat Andre mengernyit bingung.

"Maksud lo?"

"Nih ya, menurut beberapa artikel yang gue baca dan pengalaman gue pribadi, orang yang udah pernah melakukan hubungan seks akan menginginkannya lagi dan lagi" tutur Boy menjelaskan.

Leo mengangguk setuju setelah menyesap kopinya "Gue pribadi juga ngalamin itu. Rasa yang nikmat itu membuat gue menginginkannya terus" bayang Leo saat bagaimana dirinya menginginkan hubungan itu lagi setelah melakukannya sekali dengan mantan pacarnya dulu.

"Maksud lo berdua, gue bisa jadi lebih frustasi karena menginginkan itu tapi cewek itu ngga mau melakukannya?"

"That's right bebs. Secara gitu ya, sekarang aja cewek itu nolak lamaran lo. Bisa jadi kalian memang akan menikah tapi pisah kamar dan lo ngga bisa melakukan itu sama cewek itu..hahahaha.. Di saat itu lo akan frustasi banget" ledek Boy kembali menertawakan Andre.

"Tapi ada satu cara yang bisa buat lo bisa melakukannya lagi dengan cewek itu nantinya" Kata Boy jenaka. Andre mengernyit tak paham.

"Obat perangsang" saran Leo.

"Yups" angguk Boy setuju sambil menunjuk Leo akan kepintaran pria itu.

Flashback off

Andre menggelengkan kepalanya menghilangkan pikiran kotor itu, akan sangat gila jika ia melakukan saran gila kedua sahabatnya. Ia tak mau membuat Kanaya akan semakin membenci dirinya jika sampai melakukan hal senista dan sebejat itu. Tapi bukankah akan lebih brengsek jika ia melampiaskan nafsunya pada jalang di luar sana yang siap mengangkangkan kaki untuknya?

"Andre" panggilan dari luar kamar mandi menyadarkan Andre dari lamunannya. Ia segera keluar dengan balutan handuk di pinggangnya.

"Ada apa?"

Kana membulatkan matanya melihat Andre yang shirtless keluar dari kamar mandi dengan santainya. Ia segera membalikkan tubuhnya dan meninggalkan Andre setelah menggeleng singkat. Ia memasuki kamarnya, bersandar di pintu kamarnya yang sudah tertutup sambil memegang dadanya yang berdebar begitu kencang.

Tubuhnya merosot hingga ia duduk di lantai, lututnya begitu lemas menahan bobot tubuhnya.

"Apa lagi ini?" desahnya kesal merasakan getaran itu ada di tubuhnya.

"Debaran ini tidak boleh ada" tuturnya pelan sambil memukul dadanya singkat.

Ia sadar betul kehadirannya di samping Andre adalah untuk melahirkan anak dalam perutnya.

Tok tok tok

"Kana"

"Iya, tunggu sebentar"

Setelah berusaha menetralkan nafas dan detak jantungnya, Kana segera membuka pintu hingga menunjukkan wujud tampan dan memukau Andre.

"Kamu yakin mau ikut saya ke kantor?" Yah, tadi memang Kana sendiri yang mengatakan bahwa dirinya bosan di rumah terus, apalagi di rumah juga ia tidak melakukan apa apa. Jadi ia ingin mengikut Andre ke kantor pria itu.

"Iya"

"Ya sudah, ganti baju gih"

Kana mengangguk patuh dan segera menutup pintu kamarnya kembali.

Sesampainya di kantor, Kana berhasil mencuri perhatian seluruh karyawan yang mereka lalui. Semuanya langsung heboh membicarakannya. Andre senang saja melihat Istrinya tidak ambil pusing tentang pembicaraan orang di kantornya meskipun semuanya pembicaraan positif.

Kana hanya memamerkan lesung pipinya ketika melewati beberapa orang dan sedikit menganggukkan kepalanya. Ia memang orang yang cuek tentang pembicaraan orang. Dulu saat ia bekerja di hotel tempat ia bertemu Andre, ia juga di bicarakan karena berteman dekat dengan Melly, anak pemilik hotel itu. Semua orang mengira bahwa dia memanfaatkan Melly yang tidak pernah punya teman.

"Pagi bos"

Kana melirik Andre setelah melihat suaminya mendapat tatapan menggoda dari pria yang memanggil Andre bos itu. Andre terlihat jengah hingga menghembuskan nafas kasar menanggapi tatapan pria tadi.

"Apa aku harus mengartikan tatapanmu?"

Leo terkekeh "Ah bos peka sekali. Padahal aku hanya menyapa saja" katanya beralibi.

"Lagi pula ini sudah siang" jelas Andre sinis.

"Jadi dalam rangka apa nih lo bawa istri?" Kana mengerutkan keningnya karena ucapan mereka terdengar akrab untuk ukuran bos dan sekretaris.

"Ck" Andre hanya berdecak. Setelahnya pria itu menarik tangan Kana memasuki ruangannya.

"Itu tadi sahabat saya, selama saya di luar kota dia yang menggantikan pekerjaan saya." Kana mengangguk paham sekarang mengapa Andre dan pria tadi terkesan akrab. Ternyata karena mereka sahabat.

"Andre brengsek" teriak seseorang dari luar sambil membuka pintu dengan kuat. Kana terbelalak melihat keberadaan pria yang menolongnya waktu itu.

"Apa monyet? Suara lo bisa lebih kecil lagi ngga?"

Boy terkekeh "Gue kaget banget lihat sport biru di depan rumah. Ck, lo emang sahabat terbaik gue" goda Boy menekan kata sahabat.

Andre mencebikkan bibirnya "Taiii, kalau ada maunya sahabat" cercanya blak-blakkan.

"Kamu yang nolong aku waktu itu kan?" tanya Kana berusaha memastikan.

Boy menoleh, melihat keberadaan istri Andre itu yang tadi tak di sadarinya sedikitpun. Ia mengangkat bahunya sambil berjalan ke sofa kosong kemudian mendudukinya.

"Andre, dia orang yang udah nolongin aku waktu kecelakaan itu" ujar Kana memberitahu suaminya.

"Saya tau, Boy ini sahabat saya."

Kana menganggukkan kepalanya, sekarang ia mengerti jika pertolongan cowok itu kemungkinan besar karena persahabatannya dengan Andre. Tidak salahkan jika ia menyimpulkan seperti itu? Melihat bagaimana Boy tadi tak terkejut sama sekali menemuinya, seperti sudah kenal siapa dia.

avataravatar
Next chapter