6 5

5

Sudah tiga hari kepergian Andre, Kana semakin merasa sepi maka ia memutuskan untuk menemui sahabatnya, Melly Trinindya. Tadi ia sudah mengirim pesan pada Andre,namun pria itu belum membalasnya sehingga ia memutuskan pergi saja.

Melly tampak senang menyambutnya begitu ia datang apalagi karena keduanya sudah jarang bertemu sejak Kana menikah. Melly segera bercipika-cipiki menyampaikan kerinduannya pada Kana.

"Gue kangen" Keluh Melly

"Sama" balas Kana.

"Gimana keadaan baby?"

"Sangat baik, Andre begitu ketat mengawasi calon anaknya. Gue bahkan ngga dikasih bergerak naik-turun tangga karena takut membahayakan baby. Padahal kan gue masih hamil dua bulan, gimana kalau 8 bulan, gue rasa gue di kamar aja sanking protektif-nya dia"

Melly tertawa geli mendengar keluh kesah sahabatnya apalagi wajah Kana yang begitu menunjukkan kekesalannya.

"Wajar kali dia protektif gitu. Ini kan anak pertama kalian" maklum Melly atas sikap Andre.

Kana membulatkan mulutnya "Hah, lo lupa ya, ini bakalan jadi anak pertama dan terakhir gue sama dia" peringat Kana akan kenyataan itu.

"Ck, belum tentu juga, siapa tau sebelum anak itu lahir, akan tumbuh benih benih cinta diantara kalian"

Kana menggelengkan kepalanya tak percaya dengan persepsi sahabatnya itu "Lo pikir numbuhin cinta bisa secepat itu?" desis wanita itu.

Melly mendengus "Bisa donk, Andre akan buat lo terikat lebih lama dalam hidupnya karena benih cinta yang dia tabur sama suburnya seperti dia menabur benih sperma di rahim lo" katanya membuat Kana lebih.melongo.

Sumpah. Kana tidak menyangka otak Melly bisa sevulgar itu. Lagi pula apa coba hubungannya benih cinta sama benih sperma?...Ah...yang benar saja.

"Otak lo sumpah, gue ngga nyangka ada isi 18 plus plusnya."

Melly terkekeh "Hehehe...mungkin bawaan gue yang lagi stres"

"Stres napa lo?"

"Papa mau jodohin gue"

"Hah?"

"Biasa aja, kayak lo aja yang bakalan di jodohin. Reaksi gue pertama kali denger mau di jodohin aja ngga sampe seterkejut lo" cibir Melly menatap sinis Kana.

"Ya abis, papa lo gawat banget masih jaman jodoh-jodohan" protes Kana kemudian menyesap teh nya.

"Eh tapi bener juga sih itu. Mungkin papa lo akhirnya sadar kalau anaknya ngga laku" tambahnya membuat Melly kesal hingga Melly mencubit lengannya.

"Gimana ada cowok yang mau nempel sama gue, kalau gue aja selalu di kawal bodyguard" keluhnya sedih. Memang selama ini, ia selalu saja di awasi oleh orang orang papanya jika kemana-mana.

Jangankan mendekatinya, melihatnya yang di kawal saja para pria cukup minder untuk menunjukkan keberanian menghadapi bodyguard papanya. Hal itu terjadi sejak ia dan papanya kehilangan sosok mama.Tepat ketika usianya menginjak 12 tahun hingga sekarang 24 tahun.

"Hahaha.. Sorry sorry." Kana menghentikan tawanya melihat wajah sedih Melly "Jadi lo di jodohin sama siapa?"

"Gue lupa siapa namanya, tapi orangnya judes gitu"

"Lo udah ketemu? Orangnya ganteng ngga? Pekerjaan dia apa?"

"Udah. Ganteng lah buat di bawa kondangan pamer sama temen temen. Kalau pekerjaan sih, kalau ngga salah dia pemilik club Dumb yang paling terkenal itu sama mengolah restoran yang bekerja sama sama salah satu hotel bintang 5" 1

"Wahhh, keren donk. Lo bilang kan lo kepo sama yang namanya club, nanti setelah nikah, lo coba ajak dia buat dibawa ke clubnya" usul Kana.

"Apaan dah" dengus Melly tak setuju dengan usul Kana.

Drrttrt

"Hp lo Kan, angkat dulu, pasti dari Andre"

"Ck, males gue, paling mau protektifin perut gue"

"Ck, lo ngga boleh gitu"

"Iya iya" pasrah Kana akhirnya menggeser ikon hijau di layar handphonenya.

"Hallo?"

"Kamu masih di luar? Sama siapa? Tadi naik apa?"

Kana menghela nafas pelan "Iya aku masih di luar, ini sama Melly. Naik taksi, tadi supir lagi pergi sama bik Ana buat belanja" akunya.

"Astaga Kan, itu bahaya tau ngga buat baby. Lain kali kalau ngga sama supir jangan pergi keluar"

"Aku masih hamil dua bulan Andre, aku masih bisa lakuin apa aja. Aku ngga akan ngelakuin hal yang membahayakan anak kamu. Aku masih cukup waras" sentak Kana agak emosi.

Melly mengelus lengan Kana agar lebih bersabar menghadapi Andre.

"Saya ngga bermaksud gitu Kan, saya hanya khawatir kalau kamu keluar tanpa ada yang ngawasin"

"Aku bisa jaga diri aku sendiri" bentak Kana. "Kalau yang kamu khawatirin itu anak kamu, aku janji akan jaga dia lebih dari diri aku sendiri" tukasnya menggebu-gebu.

"Maaf kalau sikap saya membuat kamu tidak nyaman--"

Kana segera mematikan telponnya karena tak mau lagi mendengar ucapan pria itu. Bukannya Kana benci jika Andre mengkhawatirkan janin nya, tapi ia jadi merasa terkekang dengan segala aturan Andre. Jika tadi usia kandungannya adalah usia tua, ia akan mewajari kekhawatiran Andre yang berlebihan. Tapi ini? Ia bahkan baru memasuki usia 3 bulan kehamilan.

"Sabar Kan, Andre khawatir karena ini kehamilan muda. Rentan keguguran buat janin lo jika terjadi kecelakaan dikit aja" ujar Melly mencoba memberi pengertian pada sahabatnya itu.

"Lo kok jadi belain dia terus sih?" sungut Kana menggebu-gebu karena Melly justru terkesan mendukung kekangan Andre padanya. Dengan kesal, dia segera meninggalkan Melly.

"Sebenernya dia sahabat siapa sih?" desisnya melangkahkan kakinya dengan acuh tanpa memperhatikan jalanan yang akan ia sebrangi. Sedangkan Melly di belakangnya mengikuti langkahnya agak jauh karena tadi harus membayar makanan mereka terlebih dahulu.

"Awassss Kan" teriak Melly ketika melihat sebuah motor melaju kencang dari sebelah kanan. Ia memejamkan matanya saking takutnya, ia hanya merapalkan doa.

"Aaaaa" teriak Kana setelah sadar sebuah motor melaju kencang ke arahnya.

"Ash" ringis seseorang membuat dirinya sadar bahwa ia tak terluka sedikitpun.

Saat memejamkan matanya tadi ia memang sadar dengan sebuah tarikan kuat yang membuatnya berada dalam pelukan seseorang. Sedangkan disisi lain Melly kembali membuka matanya yang terpejam rapat karena tak mendengar suara seperti kecelakaan. Ia dapat melihat sahabatnya itu berada dalam pelukan seseorang.

"Lo kalo nyebrang hati hati dong" desis pria yang menyelamatkan Kana setelah melepas pelukan mereka.

Kana menatap bersalah pria yang baru saja menyelamatkannya, apalagi siku tangan pria itu mengeluarkan banyak darah karena sepertinya terkena serempetan motor yang melaju kencang tadi.

"Lo ngga apa apa, Kan?" ujar Melly khawatir sambil memeriksa bagian tubuh Kana.

"Ngga apa apa Mel" ujarnya dengan suara bergetar. Ia sangat shock dengan kejadian tiba tiba ini.

"Udah jangan nangis" desis pria yang tadi menyelamatkannya, kini menegakkan kepalanya setelah tadi menatapi lukanya.

Melly membelalakkan matanya melihat si penolong sahabatnya adalah pria yang di jodohkan dengannya.

avataravatar
Next chapter