11 10

10

Kana bangun dari tidurnya ketika mendengar suara keributan dari lantai dasar, ia mengucek matanya yang masih kantuk akibat semalaman ia mengajak Andre menonton berdua di ruang televisi sebagai pengganti acara mereka menonton bioskop. Beberapa film mereka putar tanpa mengenal waktu hingga jam menunjukkan angka 3.40 barulah keduanya tidur.

Dapat Kana lihat bahwa suaminya sedang mengamankan kedua sahabatnya yang bertengkar. Boy yang terlihat senang memamerkan sebuah kunci sedangkan Leo yang berusaha mendapatkan kunci itu dari tangan sahabatnya.

"Ah, lo ngga asik Ndre. Masa lo ngasih mobil sport terbaru sama Boy, sedangkan gue yang selalu ada untuk perusahaan lo disaat apapun lo butuh gue ngga pernah tuh dapet yang harganya bermilyaran gitu" desis Leo tampak tak terima.

"Ya, lo kan tau sendiri kalau Boy udah nyelametin istri dan anak gue"

"Oke, jadi gue ngga berpengaruh gitu udah nyelametin perusahaan lo yang ngga ada pemimpinnya saat lo dan Jo pergi?" Sengit Leo makin tak terima.

"Heh, gue terluka tau ngga waktu nyelametin istrinya si Andre" jelas Boy.

Leo makin panas "Luka apaan? Taii banget kalau cuma lecet dikit lo kesakitan"

"Oke-oke, lo boleh minta sesuatu sama gue Le" putus Andre pada akhirnya "Berasa jadi ayah gue" sungutnya geli.

Leo bersorak senang kemudian duduk di sofa cokelat milik Andre disusul dengan Boy. Kana juga ikut mendekati mereka bertiga, kemudian duduk di samping Andre-suaminya.

"Udah bangun? Keganggu ya sama suara berisik mereka?" tanya Andre

Kana mengangguk sambil menatap dua sahabat suaminya. Andre mengusap lembut kepala Kana sambil menarik kepala itu agar bersandar di bahunya "Kalau ngantuk, tidur aja gih."

"Aku laper" adu Kana

"Yaudah, saya masakin sesuatu ya" tawar Andre karena seperti biasanya. Bik Ana tidak akan berada di rumah jika itu hari sabtu dan minggu. Kana menggelengkan kepalanya singkat.

"Kamu pingin sesuatu?"

"Aku pingin masakin sesuatu untuk kamu" ujar Kana manja.

"Yaudah, aku bantuin ya" Kana mengangguk dengan semangat mendapat bantuan dari suaminya.

"Jadi pengen nempelin istri" ujar Leo menatap Andre dan Kana. Kemudian menelpon istrinya dan menyuruh wanitanya itu datang ke kediaman Andre.

Boy menatap Andre dan Leo bergantian secara sinis "Oh, jadi lo berdua mau pamer kemesraan sementara gue sendiri gitu? Ok, gue bakalan hubungin Gea" ujarnya menyebut salah satu pasangan ons-nya.

Andre menatap tajam dan penuh peringatan pada Boy "Jangan coba-coba lo jadiin rumah gue tempat untuk bermesum ria lo sama cewek ONS lo" tekannya.

Kana melirik ingin tahu pada Andre "ONS itu apa?" tanyannya membuat Boy dan Leo menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Lo ngga tau?" tanya Boy "Masa sih ada yang ngga tau arti ONS di era ini" curiganya.

"ONS itu singkatan dari One Night Stand" jelas Andre sambil mengusap kepala istrinya dengan lembut "Pasangan untuk hubungan seks" katanya semakin memperjelas.

"Emang lo belum pernah ke club, Kan?" tanya Leo menyelidik.

Kana menggeleng sambil terkekeh "Dulu gue sama Melly pernah nekat masuk club karena kita sama-sama kepo tentang gimana itu club. Tapi karena ketahuan sama Papanya melly, kita di marahin dan bodyguard yang ngawal Melly semakin banyak. Sejak itu, kita ngga pernah nekat lagi" curhat Kana geli sendiri mengingat saat dimana ia dan Melly sangat ingin tahu tentang club.

"Berarti lo perawan dong waktu sama Andre?" selidik Leo dan Boy ikut kepo soal itu.

"Yaiyalah" sentak Kana marah "Emangnya gue cewek apaan" katanya tak terima.

Andre tersenyum samar mengingat itu, tidak sia-sia ia mempertahan dirinya untuk tidak menyentuh perempuan selama 29 tahun hidupnya. Ia juga mendapatkan wanita yang mampu mempertahankan kehormatannya.

"Yaudah sih santai aja" goda Leo

Kana memajukan bibirnya beberapa centi "Ya, abis pertanyaan lo ngga enak banget di denger. Gue tersinggung tau ditanya kek gitu" kesalnya.

Andre mengusap punggung istrinya untuk meredakan kekesalan dan amarah istrinya.

Ia tau benar sikap kedua sahabatnya itu yang suka sekali mengintrogasi dan membuat orang kesal dengan keduanya. Mereka memang duo raja kepo.

"Ssttt..udah jangan emosi" peringat Andre.

"Ya abis mereka bikin kesel. Emangnya Aku cowok yang taunya main sana, main sini"

Leo dan Boy tertawa bersamaan "Emangnya lo pikir semua cowok itu sama. Tuh, suami lo tuh..."

Andre menatap tajam keduanya agar tak melanjutkan ucapan mereka.

"Emang kenapa sama Andre?" tanya Kana kepo.

"Dia ngga pernah ngelakuin seks seumur hidup buat mempertahankan keperjakaannya buat istri" ujar Leo tertawa meledek disusul tawa menggoda dari Boy.

"Baru pertama kali sama lo yang perawan..hahaha" tambah Boy menimpali.

"Ayo masak" ajak Andre melangkahkan kakinya menuju dapur. Ia tak suka menjadi bahan godaan kedua temannya yang suka sekali meledek.

Kana menyusul di belakang Andre dengan senyum kecil melihat cara Andre menghindari rayuan teman-temannya. Ia senang melihat bagaimana Andre, Leo dan Boy berkomunikasi, bercanda tawa dan saling menggoda.

"Kita masak apa?" tanya Kana.

"Kamu mau makan apa?"

"Kamu jangan marah ya, sekarang aku tiba-tiba pengen makan lontong sayur." ujar Kana ragu.

Andre terkekeh sambil mencolek hidung istrinya dengan gerakan kecil dan singkat "Kenapa saya harus marah, itukan kemauan baby"

Tanpa Andre sadari, senyuman tulus Kana berubah menjadi senyum kecut karena perkataannya yang sedikit berhasil menyinggung perasaan Kana.

"Seandainya itu kemauan aku, apa kamu mau mengabulkannya?" tanyanya dalam hati.

Setelah kepergian Andre dan Kana, Leo segera memasang vidio game yang baru dibelinya beberapa hari yang lalu. Disusul Boy yang duduk disampingnya sambil mengambil satu stik game untuk bergabung bersama Leo.

"Gimana hubungan lo sama Melly?"

"Biasa aja"

"Bukannya kalian sebentar lagi bakal nikah?"

"Ya, seperti kemauan papa"

"Coba deh lo buka hati lo buat Melly"

"Gue cuma ngga mau direpotin sama yang namanya cinta"

"Tapi semalem lo bahkan rela ninggalin Gea, hanya karena dapat telpon dari Melly. Itu kira-kira namanya apa?" sindir Leo.

Flashback On (Boy)

Boy hanya mengangkat sebelah alisnya mendapat telpon dari calon istrinya, Melly. Tidak biasanya gadis itu menghubungi ponselnya, apalagi terlihat jelas jika Melly sangat menghindari pertemuan dengannya melihat bagaimana reaksi juteknya pada gadis itu.

Dengan acuh, ia meletakkan kembali ponselnya membuat Leo mengernyit bingung karena Boy membiarkan hp-nya berdering-dering, tanpa berniat mengangkatnya.

"Angkat aja deh Boy, siapa tau penting" saran Leo.

"Lagian berisik" tambahnya.

Boy segera mengangkat telpon dari Melly setelah beberapa kali ponselnya menunjukkan nama penelpon

"Hallo"

"Boy...hiks..Bo..y"

"Lo kenapa?" tanya Boy tak sabar setelah mendengar suara isakan Melly yang begitu memilukan.

"To..lo..ng..hiks."

"Lo dimana?"

"Gu..e..takut..mobil gue mogok di tengah..hiks..jalan sepi."

Tanpa aba-aba Boy segera mengambil jaket dan kunci mobilnya, ia dengan gerakan cepat melangkah keluar dari club tanpa memerdulikan panggilan Leo yang tampak ingin tau kemana ia akan pergi.

"Lo jangan keluar dari mobil, tetep di dalam. Sekarang aktifin mode gps lo, gue akan kesana sekarang" perintah Boy yang diangguki Melly dari seberang sana.

"Iya" jawabnya pelan.

Flashback off

avataravatar
Next chapter