1 Back To You

"Kamu kemana saja Alex? Kamu ninggalin aku tanpa pesan apapun,tiba-tiba nomor kamu nggak aktif. Kamu pikir aku ini apa? Jahat kamu, Lex!" Omel Keira seraya masuk ke dalam rumahnya di ikuti oleh Alex di belakangnya.

"Maaf, Kei. Aku sibuk akhir-akhir ini dan hapeku rusak. Aku juga nggak hapal berapa nomor kamu. Jadi aku nggak bisa hubungin kamu. Maafin aku Kei. Gini aja, buat permintaan maafku, ayo kita jalan-jalan. Mau ke mana, bioskop, ke supermarket, ke resto atau kafe, aku turuti. Termasuk ke Bar langganan kita." Alex berusaha membujuk Keira yang duduk di sofa dengan ekspresi marah. Lelaki itu berjongkok di depan Keira seraya memegang kedua tangan gadis itu erat. Alex mencoba menatap mata indah Keira, tetapi gadis itu memalingkan pandangannya.

"Tidak perlu, sudah malam." sahutnya ketus.

"Malam? Sayang, ini masih jam setengah sembilan dan kamu bilang sudah malam? Biasanya kita baru pulang tengah malam. Apakah kebiasaanmu sudah berubah?" Alex menatapnya tidak percaya. Tiga tahun mereka bersama, itu bukan waktu singkat bagi Alex untuk mengetahui segala kebiasaan Keira.

"Bagus, kamu masih ingat kebiasaanku. Aku pikir tiga bulan menghilang, kamu akan amnesia. Mungkin kamu sudah memiliki wanita lain di luar sana karena sudah bosan denganku." Keira tetap ketus. Selama tiga tahun bersama, Keira tidak pernah semarah ini. Semuanya karena Alex yang menghilang tanpa alasan. Hingga ia mencoba membuka hatinya untuk lelaki lain.

"Tunggu, kamu sudah rapi dan ini seragam kerjamu di Bar Hilux, jangan bilang kamu kembali bekerja di sana menjadi teman minum para lelaki hidung belang. Katakan itu tidak benar Kei." Alex mengguncangkan tubuh Keira. Gadis itu melipat tangannya di dada, memandang ke sudut lain ruang tamunya dan menghembuskan napas kasar.

"Memangnya kenapa, kalau aku kembali bekerja di sana, itu bukan urusanmu." katanya datar dan dingin. Kali ini Alex tampak marah. Dia mencengkeram pipi Keira dengan kasar. Ia memaksa Keira menatap matanya.

"Keira, berapa kali aku bilang, kamu hanya milikku. Setiap inci tubuhmu hanya milikku! Aku tidak suka kamu bergaul denga lelaki lain di luar sana, apa aku saja tidak cukup untuk membuatmu puas?" Alex menatapnya tajam. Keira menepis tangan lelaki itu dengan kasar, lalu menampar pipinya sekuat yang dia bisa.

Plak!

"Jaga bicaramu Alex! Kamu pikir, aku mau tidur denganmu, aku juga akan menjual tubuhku pada mereka? Apa kau sudah sinting? Kalau kedatanganmu hanya ingin menghinaku, keluar! Pergi! Pergi!" Keira mendorong tubuh Alex menjauh darinya.

"Ma-maaf Kei. Aku hanya cemburu. Aku mohon maafkan aku. Aku sangat mencintaimu, Kei. Tolong, kita jalani hubungan kita dari awal lagi. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi. Tidak sekalipun." Alex kembali memohon. Tatapan memelas yang di tunjukkan oleh lelaki itu membuatnya luluh. Kebersamaan mereka selama tiga tahun terakhir membuat Keira belum bisa melupakan Alex sampai hari ini.

"Alex..., kamu jahat! Jangan ulangi lagi, jangan menghilang dari hidupku lagi. Aku sangat mencintaimu, Lex." Keira berhambur ke dalam pelukan Alex. Air matanya yang di tahan sejak tadi pun tumpah. Alex membelai lembut rambut Keira dan tersenyum smirk.

"Tidak akan, tidak akan pernah. Sekarang, apa kamu mau aku mengantarmu ke Hilux?" tanya Alex kemudian, ia mengambil tempat duduk di samping Keira.

"Tidak perlu. Aku akan bolos kerja. Aku merindukanmu, Alex. Kamu akan menginap di sini, kan malam ini?" Keira membelai wajah Alex dengan lembut, gadis itu ingin menghabiskan malam ini dengan kekasihnya itu.

"Tentu, Sayang. Sekarang ganti bajumu, aku ingin mengajakmu makan malam di tempat biasa. Malam ini, aku akan menemanimu tidur. Aku tahu, kamu pasti sangat merindukanku. Aku juga merasakan apa yang kamu rasakan, Sayang." Alex menyelipkan rambut Keira ke belakang telinga. Lelaki itu mencondongkan wajahnya dan mendaratkan kecupan hangat di bibir Keira.

"Aku ganti baju dulu." Keira meninggalkan Alex di ruang tamu untuk mengganti pakaian yang di kenakannya.

"Jangan lama-lama, Sayang."pesannya saat Keira melangkah pergi, ia lalu segera mengambil ponsel di sakunya dan mengirim pesan pada seseorang dia tidak akan pulang malam ini. Alex segera menyimpan ponselnya sebelum Keira kembali.

Di dalam kamarnya yang bernuansa merah jambu, Keira mengeluarkan beberapa baju terbaiknya dari dalam lemari. Ia ingin tampil sempurna di hadapan Alex. Dering telpon mengganggu konsentrasi gadis itu. Nama Farah tertera di layar, Farah adalah teman seprofesi Keira di Bar Hilux.

"Kamu dimana! kenapa tidak segera datang! Aku ingin pulang sekarang!" Farah menyerang Keira dengan suara cemprengnya.

"Tolong gantikan aku malam ini, plis. Sekali ini saja, aku akan pergi kencan dengan Alex." Keira memelas, Farah mendengus kesal

"Alex si cecunguk itu kembali lagi?Kenapa tidak bilang dari awal? Aku sudah berganti pakaian. Kalian menyusahkan saja! Apa bayaranmu untuk kerja kerasku menggantikanmu, hah?" Keira tahu, Farah pasti bersedia menggantikannya. Meskipun tidak gratis tapi itu tidak masalah asalkan dia bisa makan malam romantis bersama Alex.

"Apapun, asal masih di bawah lima ratus ribu, hihi. Terima kasih banyak, Sayangku. Sudah dulu ya, Alex sudah menungguku." Keira segera mengakhiri sambungan teleponnya dengan Farah lalu menentukan baju mana yang akan di gunakannya untuk pergi bersama Alex.

Pilihannya jatuh pada mini dress berwarna belang pas badan dengan luaran jaket kulit pendek berwarna oranye. Keira juga memakai stoking panjang jaring berwarna hitam dan sepatu hells dengan warna senada. Tidak lupa, ia menggunakan bando untuk mempercantik tatanan rambutnya yang lurus sebahu dengan warna coklat.

Gadis itu telah siap, ia segera menghampiri Alex yang telah menunggunya sambil menyandarkan kepalanya di sandaran sofa sambil memejamkan mata. Keira merangkulnya dengan manja dari belakang lalu menghadiahkan sebuah kecupan singkat di pipi lelaki itu.

"Aku sudah siap, Sayang. Ayo kita pergi sekarang." katanya setengah berbisik.

"Kamu sunggu cantik malam ini, Kei. Seperti bidadari yang turun dari langit." puji Alex.

"Kamu sungguh pandai membual, Alex. Kamu pasti mengatakan hal itu pada semua wanita yang kau temui." Keira tersenyum sinis, lalu berjalan keluar mendahului lelaki itu. Alex segera mengejarnya dengan langkah lebar. Menarik tangan Keira sebelum wanita itu sampai ke pintu, mendorongnya perlahan ke dinding, mengunci tangan Keira ke atas, Alex menatapnya dalam dan memandangi tubuh Keira dari bawah ke atas dan sebaliknya, jakunnya tampak bergerak. Lelaki itu menelan salivanya sendiri. Seakan Alex ingin menelanjangi gadis di hadapannya sekarang juga.

"Di dunia ini, hanya kamu, wanita tercantik di dalam hidupku, Keira Revania." bisik Alex tepat di telinga Keira. Secepat kilat gadis itu mendorong Alex dan keluar, meloloskan diri dari lelaki itu, meskipun hanya sementara.

Keira hidup dengan bebas. Orangtuanya tidak pernah perduli dengan kehidupannya. Mereka hanya mengunjungi gadis itu beberapa bulan sekali dan menjejalinya dengan uang. Keira tidak pernah merasakan kehangatan keluarga. Dia mulai terbiasa dengan kehidupannya sendiri, meskipun berantakan tanpa arah.

avataravatar
Next chapter