webnovel

Bab 1 : Perkumpulan pelajar Indonesia

  Hari ini tepatnya, pada tanggal 15 November 2020. Alya berjalan menuju minimarket hendak membeli beberapa camilan ringan untuk menemani saat mengerjakan tugas kuliah. Dengan memakai hoodie berwarna abu dengan gambar jantung disebelah kiri, dibawah gambar itu terdapat inisial namanya dan ketiga temannya 'A.A.H.D'.

   Hoodie itu cukup menghangatkannya tak cuma badan, tapi hatinya pun ikut menghangat. Mengingat setiap momen receh yang teruntai diantara mereka, senyum gadis itu semakin melebar kala mengingat kembali sejarah itu.

     Saat sedang asik berjalan sembari mendengarkan lagu favourite-nya dan temannya, tiba tiba notifikasi dari aplikasi Whatsapp muncul dengan bunyi tak biasa 'Hei,bacalah bacalah bacalah!' dengan suara leok-leokan. Mengganggu pendengarannya tapi tak pelak ia sedikit tertawa. Kesal memang, lagunya terhenti saat sedang enak-enaknya.

    Tapi, suara ketiga temannya tetap tak bisa membuatnya tak tertawa. Mereka yang pertama kali memanggilnya dengan sebutan Alya dari nama aslinya yang bernama lengkap Alyara Aline. Katanya sih, supaya lebih singkat. Hingga, saat ini Alyara pun ikut ikutan memanggil dirinya dengan sebutan Alya.

   'Ingat ya! jangan diganti bunyi notif-nya kami tidak rela! Nanti kau bisa lupa akan kami' begitulah kata mereka. Padahal mah ya, ketiga manusia itu tidak akan terlupa, pikirnya.

     Bagaimana ia bisa lupa? Jika, hampir setiap hari mereka selalu menghubunginya.

   Ia kembali tersenyum, sembari menghentikan langkahnya sejenak kemudian memeriksa ada gerangan apa hingga applikasi Whatsapp-nya itu berbunyi. Ia membuka applikasi itu, yang menampilkan beberapa chat.

Whatsapp (999+)

•Perkumpulan Pelajar indonesia

|Lalu, bagaimana perkumpulan.... (12)

• A.A.H.D

|Makan ayam geprek pak gemb*s..(2)

• NCTzen 💓

| Hey, kalian tahu Mark Lee ....(999+)

• Dan lain sebagainyaa bayangkan sendiri

     Alya melihat betapa banyaknya chat yang ia terima, ia menghela nafas. Sejujurnya, ia tidak suka dengan jumlah chat yang banyak itu.

     Bukannya apa, tapi hal itu menganggu pemandangan baginya. Ia lebih suka jika chat Wa-nya bersih dan hanya berisi pesan-pesan penting.

    Awalnya dia hanya bergabung dengan grup fans NCT itu agar ia cepat mendapatkan info tentang grup yang berhubungan dengan idolanya itu. Jika tahu akan begini, ia lebih memilih aktif di twitter demi mencari informasi tentang grup idol-nya itu.

   Yah, tapi mau bagaimana lagi, ia membuka grup chat NCTzen💓 terlebih dahulu lalu mulai membaca cepat setiap chat di grup itu mencari informasi agar tak ada yang tertinggal.

     Setelah memastikan ia tak ketinggalan info tentang idolanya sedikit pun, Alya hendak beralih ke grup chat berikutnya ketika angin  berhembus lembut menyibak sebagian rambut panjangnya yang akhirnya membatalkan niatnya dan menutup applikasi Wa-nya.

    Gadis itu mendongak, sembari menyimpan handphone-nya disaku kemudian, melanjutkan kembali langkahnya menuju minimarket sembari memutar lagi lagu yang sempat terpotong tadi. Ia melangkah dengan santai sembari sedikit menggunamkan lagu yang ia dengar diheadphonenya.

    Langkahnya begitu ringan, wajahnya yang berseri-seri seakan sedang berada dimusim semi, juga pakaian yang sederhana namun terkesan anggun berkat caranya berjalan yang penuh percaya diri. Membuat siapa pun yang melihat, ikut merasakan hangatnya hawa yang dibawa gadis itu.

   Semua terpana akan kecantikan gadis asal Indonesia itu. Ditambah, kacamata yang bertengger manis di batang hidungnya menambah kesan imut gadis itu.

     Yah, Alya merupakan gadis yang jika ia mengenakan kacamata menambah kesan manis pada wajah gadis itu. Dia tak selalu mengenakan kacamata, ia hanya menggunakan kacamata untuk mengerjakan tugasnya dan menulis cerita yang mengharuskannya beradu dengan layar laptop yang menyilaukan itu.

     Kebetulan saja, tadi pagi ia lupa melepas kacamatanya setelah penat mengerjakan tugasnya yang belum juga tuntas hingga ia memutuskan untuk membeli beberapa makanan ringan agar menambah semangatnya mengerjakan tugas.

    Sepintar apapun dia, yang namanya tugas itu tetap melelahkan.

    Tak butuh waktu lama, gadis itu telah sampai diminimarket dekat apartemen tempatnya tinggal. Ia segera memasuki minimarket itu dan  mengambil keranjang belanja yang telah disediakan kemudian memilih-milih makanan ringan apa saja yang ingin ia beli.

     Setelah selesai memilih berbagai makanan ringan yang dirasanya cukup menambah mood mengerjakan tugasnya, pandangannya teralih pada kedai mie didepan minimarket.

    'Dingin dingin begini enaknya makan mie ramyun hangat dan pedas ya? Perutku juga sudah mulai lapar, ku rasa tak apa makan sebentar kemudian kembali mengerjakan tugas.

Sekali sekali aku juga harus memuaskan diri' Batinnya sembari mengantri didepan kasir, kemudian segera membayar belanjaannya setelah tiba didepan meja kasir.

    Ia keluar dengan membawa kantong  belanjaan, lalu dengan langkah santai Alya mulai berjalan menuju kedai ramyun yang terletak tepat didepannya. Ia hanya perlu menyebrangi jalan dan sampailah ia di tujuan.

    Sesampainya di kedai, ia segera masuk menuju tempat pemesanan. Kemudian memesan satu porsi besar Mie Ramyun pedas juga minuman soda dingin.

     Yah sekarang memang musim dingin, tapi entah mengapa ia ingin saja meminum minuman kesukaannya itu. Setelah membayar pesanannya ia segera mencari tempat untuk duduk, matanya dengan teliti menelisik seluruh ruangan kedai mencari tempat yang nyaman untuk menikmati makanannya.

     Pandangannya tertarik menatap satu tempat menghadap jendela yang menampilkan pemandangan diluar kedai yang indah dengan tempat duduk yang terlihat empuk dan nyaman. Akhirnya, ia memilih duduk disana.

     Setelah dirasanya nyaman, ia menghidupkan kembali lagu dari handphone-nya sembari menunggu pelayan mengantarkan pesanannya.

    Tak berapa lama setelahnya, seorang pelayan datang mengantarkan Ramyunnya dengan senyum yang cantik. "Permisi, ini pesanan anda selamat menikmati~ Semoga dapat memuaskan anda" ujarnya sopan.

   "Ah, iya Gamsahamnida (terima kasih)" balas Alya sembari membungkuk sedikit yang menunjukan kesopanan, kemudian tersenyum.Pelayan itu balas membungkukan badan, lalu berlalu dari sana.

      Ternyata, selain kedai ini tempatnya nyaman, harga yang strategis, pelayanannya pun sangat tidak mengecewakan. Ia memang tak salah datang kemari untuk memuaskan diri. Mood-nya terus bertambah, seakan hari ini adalah hari yang sangat baik.

     Buktinya, hari ini ia selalu untung dan mendapat kabar baik secara terus menurus.

    Merasa senang, ia segera menikmati santapan yang menggiurkan itu dengan asap yang mengepul diatas serta warna merah yang menambah selera makannya. 'enak sekali' hanya itu yang terus berada dibenaknya saat menyantap Ramyun merah porsi besar itu. Setelah habis santapannya, ia segera pergi menuju rumahnya.

🎬

    Alya sampai didepan kamar apartemennya dan menekan tombol password-nya kemudian pintunya terbuka bersamaan dengan pintu kamar tetangganya yang juga terbuka menampilkan sesosok pemuda tampan yang lebih tua setahun darinya.

     Membuatnya segera menurunkan headphonenya dan men-stop lagu yang sedang berputar.

    "Anyeong! Alee, baru pulang?" Ujarnya sembari mengangkat tangannya menyapa Alya, gadis yang ia panggil Ale tersebut.

    "Anyeong! Ndee~ aku habis membeli beberapa makanan ringan, oppa kau ingin pergi?" Alya membalas sapaannya dan bertanya balik.

    "Ya, hari ini aku ada acara temu kangen dengan teman semasa remaja ku, jadi, seperti biasa aku titipkan Soonie, Dori, dan Songgi kucingku padamu, ya? " Ujar pemuda yang bernama Lee seong gyu itu.

   "Ah, iyaa serahkan saja padaku Seonggyu oppa" Alya tersenyum manis.

    "Gomawo yo Ale, kalau kau butuh sesuatu jangan sungkan untuk bilang pada oppamu ini ya? Oppa pergi dulu" Ucapnya sembari mengacak pelan rambut gadis yang ia panggil Ale itu.

    "Ndee, hati hati dijalan Oppa!" Ucapnya dengan semangat.

     Seong gyu mengangguk kemudian kembali berjalan sembari melambaikan tangannya pada Ale.

     Alya balas melambaikan tangan pada tetangganya yang ramah seperti seorang kakak itu dan berbalik memasuki kamarnya. Pemuda itu merupakan satu satunya orang yang ia kenal diapartemen itu.

    Hari pertama ketika ia tinggal di sana, Seong gyu lah yang berinisiatif menyapanya duluan dan mengenalkan akan lingkungan disekitar sini. Bahkan, mereka satu kampus walau pun berbeda fakultas.

    Awalnya Seong gyu mengajak berkenalan dengan berbahasa inggris mengingat Alya adalah tetangga barunya dari negara lain. Namun, ternyata Alya sudah sangat fasih berbahasa Korea sehingga, akhirnya ia memilih berbincang dengan bahasa Korea agar lebih mudah dan lebih akrab.

    Alya ini memang anak yang sudah bertekad penuh ingin melanjutkan pendidikannya di Korea, sehingga sebelum ia lulus S1 ia sudah mulai mempelajari bahasa negeri ginseng tersebut dan hasilnya tidak mengecewakan.

      Seharusnya, ia saat ini belajar bahasa Korea dahulu selama 1 tahun. Namun, berkat ia yang telah mengusai dengan fasih bahasa Korea maka ia tak perlu lagi mengikuti pelajaran bahasa, melainkan langsung memulai pelajaran kuliah.

    Seong gyu sangat mengayomi dirinya dengan penuh perhatian, benar benar pemuda yang baik. Ia sudah seperti oppa baginya yang memang hanya mempunyai seorang adik.

     Bahkan, ia sudah terbiasa bolak balik ruangan Seonggyu saat orangnya tidak ada dirumah, hanya sekedar memberi makan kucing kucing kesayangan Seonggyu.

    Sebelum ada Alya, Seonggyu biasanya sebelum pergi selalu menitipkan ketiga kucingnya itu di pos satpam. Sudah seperti anak ya.

   Mereka saling peduli, walau tak banyak waktu yang dihabiskan bersama mengingat mereka yang sama-sama memiliki kesibukan masing-masing.

     Alya bersyukur setidaknya disini ia mempunyai satu orang yang dapat diandalkannya jikalau ada hal buruk yang mungkin terjadi, tapi semoga saja tidak.

     Alya merebahkan tubuhnya disofa ruang tengah. Tapi, sebelum nya ia menaruh dan menata belanjaannya di lemari khusus makanan dengan rapi.

     Alya gadis yang mencintai kerapihan, ia tak bisa mengistirahatkan diri bila ruangannya masih berantakan.

   Sembari rebahan di sofa empuknya itu, ia mengambil handphone disakunya dan kemudian mulai menge-check notifikasinya. Ada banyak chat masuk, ia mulai membuka satu persatu chat itu dan membaca cepat setiap grup chat dengan chat ratusan bahkan ribuan terlebih dahulu.

    Yang ia perhatikan dengan serius, hanya chat dari pribadi yang terlihat penting juga group chat yang berisi teman temannya tersebut.

    Walau isi grup chat itu hanya berisi hal-hal yang sangat random tapi, ia tak mau sedikit pun ketinggalan. Sesekali ia tertawa membaca chat dari teman-temannya itu, tapi detik kemudian ia memasang wajah masam.

     Pasalnya temannya itu sedang meledeknya dengan mengirim kan foto ayam geprek pak gemb*s yang sangat lezat, sementara mereka tahu disini mencari ayam geprek itu sangat susah atau mungkin malah tak ada?

      Ah, membicarakan pak gemb*s mengingatkan nya akan masa Smanya. Biasanya ia dan teman-temannya ini selalu kesana saat ingin menghabiskan waktu bersama setelah pulang sekolah.

     Ya, mereka ini teman sejak ia bersekolah SMA di Jakarta hingga sekarang dan masih dekat satu sama lain ditengah kesibukan kuliah.

    Tiba-tiba ia teringat akan ramyun enak yang barusan ia makan, ia tersenyum jahil mengingat temannya yang bernama Araya Wika sangat menyukai Ramyun.

    Untung saja tadi ia tak lupa mengambil fotonya, segera saja ia mengirimkan foto Ramyun tadi dengan niat membalas Araya yang biasa disapa Arka.

      Ia mengirim foto sembari mengetikkan beberapa kata  "eh Arka, ada ramyun yang sangat lezat dan menggiurkan yang tak dapat kau temui begitu saja disana" tulisnya dan terkirim!

A.A.H.D

Arka

|Sial! Kena karma sendiri gue,-

01:00 pm

Alya

Lagi siapa suruh atuh, ngeledek gue|

01:01pm

   Setelahnya Alya benar benar puas, ia tertawa dengan senang melihat balasan Arka. Lagi, siapa suruh bermain-main dengannya.

    Ia menghentikan tawanya kemudian beralih membuka chat lainnya. Sampailah ia di groupchat khusus para pelajar Korea. Ia membukanya dan membacanya dengan tak minat.

      Pasalnya chat itu telah mencapai puluhan lagi dan matanya juga sudah mulai lelah.

    Walau begitu, ia tetap tak mau sedikitpun ketinggalan informasi. Meskipun sebenernya ia sangat malas mengikuti perkumpulan itu, yah dia belum menemukan teman yang cocok disana.

    Saat sedang mencoba fokus membaca chat-chat itu. Matanya tiba tiba terbelalak, menyadari sesuatu dan membaca berulang kali chat-chat itu dan ia tak bisa tak merasa senang.

    Ia terus menatap lekat chat itu lalu mencubit pipinya 'duh, sakit' ringisnya pelan, yang artinya ia tidak sedang bermimpi. Ia menatap handphone-nya dengan tidak percaya.

    Sedetik setelahnya, ia berteriak senang hingga sedikit meloncat loncat diruang tengah. Rasa lelahnya tadi langsung menghilang entah kemana tergantikan dengan rasa excited yang tak terkira.

   Bagaimana tidak? Seminggu lagi, tepatnya pada hari Minggu pada tanggal 22 November 2020, akan diadakan perkumpulan para pelajar Korea di suatu restoran yang tak jauh dari apartemennya yang kebetulan akan diadakan besar-besaran demi menghibur diri mereka dari rasa penat dan itu semua gratis.

    Tapi, bukan itu yang membuatnya sangat senang dan menantikan hari itu, melainkan karenaaaaa

   Ia dapat bertemu idolanya, Lucas disana. Idolnya itu akan hadir dan menyumbangkan suaranya untuk mereka.

     Iya, Lucas diundang ke acara perkumpulan para pelajar Indonesia di Korea. Betapa senangnya hati Alya yang telah lama menanti.

🎬

"Sebuah mimpi telah terajut

Jalan menuju dirinya semakin dekat.

Apa khayalan gadis kecil ini

Akan menjadi nyata?"

🎬

TBC

Next chapter