webnovel

Adisi

Dalam istilah Kimia reaksi Adisi adalah reaksi pemutusan ikatan rangkap. (Pengubah ikatan rangkap menjadi ikatan kovalen/tunggal) Dimana di cerita ini harus bisa memilih satu dari dua orang. Karena, Tidak ada dua wanita dalam satu hati seperti halnya tidak ada dua Tuhan dalam satu kehidupan. Tak kalah menarik dari percintaan dan juga persahabatan. Tentang kekeluargaan yang begitu harmonis dalam setiap memecahkan masalah. Dari sini kalian juga akan belajar langkah apa saja yang harus kamu ambil ketika mendapatkan sebuah masalah yang kecil maupun masalah yang besar.

Ervantr · Realistic
Not enough ratings
354 Chs

Damai

Dulu sebelum kau datang, hidupku cuman mengikuti alurnya saja garis besarnya aku lupa menjadi manusia.

Dan kemudian kau datang, Bunga.

Kau menjadi seseorang pertama yang memorak-morandakan jagat raya hatiku. Dengan caramu yang teramat manis, kau mengajariku caranya mensyukuri dan bersyukur. Tak hanya itu kau juga mengajariku tentang artinya bersikap tenang apapun kondisinya, katamu pikirkan dahulu baik-baik baru melakukan.

Tinggal setahun lagi kami berada di bangku SMA, di tahun terakhir ini sudah jelas banyak sekali ujian. Termasuk ujian masuk ke Universitas. Entah apa kau akan kuliah di kota kelahiranmu atau kau akan merantau jauh dari kota kelahiranmu Bunga.

Matahari belum menyinari bumi, aku sudah dibangunkan oleh Dona. Karena ada masalah yang sangat penting yang harus ku ketahui.

Dona

Nad lu udah bangun belum?

03.37

Gue ada berita penting banget, gue juga kaget anjing gue di telfon tengah malem. Ardi ngajak lu untuk ketemuan nanti sepulang sekolah. Gimana lu mau nemuin dia g? Kalo iya gue juga ikut mungkin GBB yang lain bakal ikut juga.

03.40

☎️Panggilan suara tak terjawab pukul 03.42

☎️Panggilan suara tak terjawab pukul 03.45

Waktu telfon ketiga kalinya aku langsung terbangun dan mengangkat telfon dari Dona.

"Anjing goblok bangsat gue masih tidur anjing mana masih jam segini" Ujarku

"Anu Nad sorry, gue cuman mau ngasih tau aja"

"Ya tapi kan masih bisa di sekolah nanti goblok" Jawabku karena kesal.

"Ya kan ini juga udah mau waktunya subuh Nad, jadi sekalian aja gue bangunin lu, lu ga dibangunin Bunga kan?"

"Gak, bye" Aku pun langsung menutup telfon tersebut dan mulai membaca isi wa dari Dona.

"Ada masalah apalagi nih, tumben banget si Ardi ngajak ketemu tapi baik-baik, biasanya juga pake kekerasan" Batinku.

Pagi ini mentari bersinar tak seperti biasanya. Sinar matahari yang cerah masih tertutupi oleh kabut padahal jam sudah menunjukkan pukul 6.30. Aku ingin cepat datang ke sekolah tapi apa daya, jalanan masih tertutupi kabut sangat pekat mengganggu penglihatan mata. Setelah 30 menit lamanya aku baru sampai di sekolah dan terlambat lagi, lagi dan lagi. Karena, pukul 7.00 sekolah sudah masuk di kelas masing-masing.

"Onad lagi Onad lagi, belum kapok juga dihukum jalan jongkok. Udah sekarang kamu mau dihukum apa?" Ujar Pak Agus dengan sedikit senyuman.

"Tadi jalanan gelap gulita pak suer deh, buktinya ini masih ada kabut, nggak usah dihukum ya pak" Jawabku seraya merayu Pak Agus.

"Gak dihukum gundulmu, yang dihukum aja kamu tidak kapok, apalagi tidak dihukum?"

"Jalan jongkok lagi pak?" Jawabku pasrah.

"Kali ini ditambah sama minta tanda tangan orangtua sama wali kelas, dengan tulisan Saya berjanji tidak akan terlambat ke sekolah lagi sebanyak 25 lembar. Besok serahkan ke saya!" Tukas Pak Agus dan langsung meninggalkan lapangan.

Setelah jalan jongkok mengelilingi lapangan, aku tidak langsung ke kelas melainkan langsung pergi ke kantin.

"Nak Onad bolos pelajaran lagi?" Tanya Bu Pardi.

"Enggak bolos cuman meninggalkan pelajaran karena lapar, kalo lapar gak bisa berpikir jadi makan dulu" Jawabku dan langsung melahap nasi pesenanku.

"Ternyata lu disini ya Nad" Tukas Dona sambil menepuk bahuku.

"Eh anjing gue lagi makan"

"Nad ini kita kan lagi jam kosong, kayaknya sih lama guru-guru ada acara rapat. Gimana kalo kita colut aja?" Ucap Mail.

"Setujuu" Jawab Rian, Dona dengan kompak.

"Gue mau ngomong sama kalian semua sih, tapi gue habisin makan dulu. Jadi lu pada pesen-pesen minum dulu sana" Tukas ku.

"Asyik di traktir Onad semua nih" Jawab Dona dan diangguki semua orang, "Bener ni Nad ya bener? Minum aja juga gak masalah" Tambah ucap Aldi dengan meletakkan tangan di leher.

"Sikat" Jawabku yang gak mau pusing.

Dan semua anggota OBB mulai memesan minuman tersebut.

"Woi dengerin gue, jadi gini gue mau bilang sesuatu ke kalian semua penting nggak penting sih, yaudah Don lu yang jelasin" Tukas ku.

"Anjing kenapa jadi gue yang jelasin"

"Udah nurut aja Don" Seru Aldi.

"Jadi gini tadi pagi-pagi buta si Ardi ngajak ketemuan Onad, kaga tau masalahnya apa tapi intinya cuman ngajak Onad ketemu. Nah Onad ingin kalian semua jaga-jaga aja di dekatnya untuk ikut. Gimana kalian ikut semua?"

"Kalo gue sih ya gas aja lah anjing" Jawab Rian. Dan di ikuti perkataan Mail, "Sudah lama gak olahraga juga"

"Nah daripada di sini musyawarahnya, mending kita keluar sekolah biar aman, oke gak?" Ujar Aldi.

"Bangsattt ini bukan musyawarah tolol" Jawabku.

Mail menoyor kepala Aldi "Lah iya goblok banget sih lu, sejarah lu dapet berala anjing"

Dona juga ikut menoyor kepala Mail, "Tolong banget tolong musyawarah emang pelajaran sejarah anjing"

Mail pun membalas, "Eh tolol lu dulu waktu penjajahan mesti ada lah acara musyawarah antara indo dengan belanda, jepang, sekutu, dan lain-lain. Bener kan?!"

"Ngapa kalian jadi ribut sih, yaudah let's go kita keluar sekolah" Jawabku dan langsung membubarkan obrolan yang tidak penting ini.

"Letts go" Jawab serentak dan mengangkat tangan ke atas tinggi-tinggi.

"Bentar-bentar, yang keluar satu-satu aja cuy. Barengan ribet kalo ketahuan guru" Tukasku.

"Aman, kalem, enjoy aja" Jawab Dona santai.

Onad dan Dona pun barisan pertama yang keluar sekolah, di ikuti Rian, Aldi, Mail dan semua anggota OBB.

Sesampainya di Makcik, aku menceritakan kalo tadi terlambat dan dihukum menulis oleh Pak Agus.

"Eh gue tadi terlambat dihukum nulis anjing emang si Agus" Ujar ku.

"Bhahahahahaa, nulis apaan Nad, surat cinta?" Jawab Dona

"Padahal gue terlambat ya pas jam masuk, gue pasrah aja sama si Agus"

Setelah berjam-jam lamanya berada di Makcik, dan mendiskusikan dengan anggota. Kami merasa siap untuk bertemu dengan Ardi. Ribut sampai titik darah penghabisan pun kami siap. Memang bener-bener loyal temen gue. Kemudian Dona mengkonfirmasi Ardi bahwa Onad sedang di Makcik. Berselang 30 menit Ardi dateng ke Makcik sendirian dengan motor vespanya yang antik dan tidak mengenakan helm.

"Halo semuanya, gue dateng ke sini sendirian karena tidak pengen ngajak kalian ribut jadi tenang aja, mata lu jangan melotot ke arah gue semua. Gue cuman pengen ngobrol 4 mata sama Onad" Tukas Ardi.

"Gimana nih Nad, padahal gue udah latihan tinju ini di handphone" Ujat Rian.

"Ngapain lu nyari gue doang, sekalian aja kalo mau omong ya omong aja sini. Ribet banget 4 mata segala" Jawabku dan menunjuk sebuah kursi kosong di depan, "Nih duduk dimarih aja"

"Gak bisa Nad, harus bicara 4 mata sama lu aja"

"Yaudah oke, Ditunjukkan kepada OBB diharapkan kalian semua duduk dimotor dahulu sebelum Onad memanggil lagi kesini, maju jalan" Tukas Dona.

Setelah semua pergi dari kursi, Ardi mulai pembicaraannya dengan nada pelan.

"Gini Nad, gue tau sifat Bunga kalo lagi suka sama orang, gue hafal banget"

"Terusss?" Jawabku seraya menaikkan kedua alis.

"Gue tau Bunga suka sama lu, lu mesti juga sudah sadar akan hal itu. Jadi tujuan gue ingin ngobrol sama lu baik-baik karena ingin menitipkan Bunga sama lu. Tolong lu jaga dia sebaik mungkin. Gue juga gak bisa ngelarang Bunga untuk tidak jatuh cinta dengan musuhku. Gue gak ada hak untuk itu Nad. Jadi mulai sekarang kita damai saja ya, gue kasihan liat Bunga"

"Ohh, jadi itu permasalahan lu. Kalo gue damai sih gak masalah lah ya"

"Tolong jagain Bunga ya Nad. Aku tau dia anak yang baik"

"Oke" Jawabku dan langsung memanggil teman-teman dengan melambaikan tangan, "Sini semua"

"Gue cabut duluan" Ucap Ardi

"Ada yang lagi akrab nih sama musuh bebuyutannya, ada apzss nich" Tukas Dona

"Wah iya juga tumben gak ada ribut-ributnya haha" Ucap Mail dan kemudian di sambung Aldi sambil mendekatkan telinga kepadaku, "Ceritain lah bro kenapa, kepo nih telinga"

"Jadi gini, intinya Ardi takut sama gue" Jawabku dan langsung memakai earphone.

"Ah lu gak asik Nad, masa iya Ardi nyerah gitu aja sih yakan Don yakan?" Tukas Mail sambil menoyor kepalanya.

Dan kemudian Dona membalas, "Biasa aja anjing!"

Tak lama selepas obrolan mereka hujan turun dengan sangat deras ditambah angin dan petir yang membuat jantungan se-isi orang di Makcik. Tapi hujan nggak bertahan lama, ia mungkin rindu dengan bumi dengan membasahinya sekejap.

"Nad gue liat Bun lo mau kesini, bangun nad bangu " Ucap Dona

"Apa sih lo"

"Noh lihat, siapa yang mau dateng"

Jawabku sambil membuka kamera depan untuk ngaca, "Wah iya anjing mana gue keliatan bangun tidur"

"Ribet banget sih Nad ketemu cewe biasanya juga santai" Seru Mail.

"Kalo yang ini mungkin spesial haha" Jawab Rian.

Bunga datang menghampiriku yang mungkin sudah terlihat dari kejauhan. Karena tempat sini emang kecil dan terlihat dari luar.

"Eh kenapa masih di sini, masih pake baju sekolah juga" Tukas Bunga.

"Astagfirullah senyumannya seperti berada di surga melihat bidadari" Batinku yang bisa mengucap surga dan astagfirullah.

"Ditanya bukannya jawab malah bengong sih" Ucap Bunga sambil melambai-lambaikan tangannya.

"Eh iya tadi ujan deres banget jadi gue neduh, mana ada petir gue takut"

Bunga tertawa kecil, "Manusia seperti lu juga bisa takut ya haha"

"Eh lu sendiri ngapain kesini sendiri malem-malem" Tanya ku.

"Tadi di jalan kok gue afal betul motor kamu, pas ku liat eh ternyata kamu tidur jadi gue mampir aja kesini buat bangunin"

"Ada yang lagi asikk nih, kita pulang aja yuk pulang. Nad tadi kan gue gak bawa motor, jadi gue bawa motor lu ya. lu bareng Bunga aja" Tukas Dona

"Mana bisa begitu woi" Jawabku dan kemudian Bunga ikut menambahkan, "Udah bawa aja. Dia biar ku anter pulang. Aman aja aman"

"Nikmatin malem ini Bro" Ucap semua anggota OBB kompak dan melambaikan tangan dadah.

"Jadi kamu belum mandi ya sore?" Tanya Bunga.

"Udah kecipratan air ujan tadi"

"Pantes ada bau yang gak enak" Jawab Bunga sambil menutul hidungnya.

"Apasi, yauda gue pulang aja"

"Mau naik apaa orang?"

"Di sini gue di aniaya"

"Bercandaaa doang Onadio Syahputra, eh aku gabisa malem-malem ya, takut dimarahin kakak gue"

"Gini aja deh, motor lu biar aku aja yang bawa. Jadi aku anterin kamu pulangnya?"

"Boleh sih tapi besok gimana cara sekolah gue?" Tanya Bunga.

"Gue jemput, tapi jangan malu-maluin kalo dibonceng yang kayak kemarin-kemarin"

"Waktu itu emang lagi bete Nad, lagi pms juga jadi wajarlah orang kamu bikin kesal aku"

Alunan musik lirih dari Sherina - Cinta pertama dan terakhir membuat malam ini benar-benar bisa tersenyum sendiri kalau mendalami makna dari liriknya. Karena emang ini cinta pertama akankah jadi yang terakhir? Semoga saja😊