webnovel

Aku bisa kau percaya

Aku dapat merasakan keadaan sekitar menjadi sedikit lebih gelap. Bulan purnama tertutup oleh awan. Seketika, tubuh yang kulihat memiliki bulu seperti serigala itupun wujudnya berubah menjadi manusia biasa dan ia pun langsung tak sadarkan diri.

Tunggu--- tadi itu, apa?

Kaki gemetaran saat aku melihat seorang pria yang sudah tak bernyawa dengan tubuh dibalut darah.

Aku melihat kearah pria dusebelahku yang tergeletak ditumpukkan sampah, dan, ASTAGA! P-P-PRIA I-INI PRIA TIDAK SOPAN YANG SEKELAS DENGANKU!

Dia.. tadi berubah menjadi seekor serigala? tidak, wujudnya lebih seperti manusia serigala. Apa makhluk seperti itu benar-benar ada?

Wah, padahal dia sudah membunuh seseorang tapi tak ada sepercik darah pun ditubuhnya.

Saat memikirkan semua ini, percayalah tubuhku bergetar hebat. Aku takut. Sangat takut.

Lebih baik pulang saja? tapi, bagaimana dengan pria ini?

Ah, jiwa kemanusiaan ku tak membiarkan ku untuk meninggalkan pembunuh ini.

---

Setelah perdebatan batin semalaman, aku jadi tidak bisa tidur. Sekarang pukul 6 pagi dan aku, seorang siswa sma baru telah membawa pulang pria yang telah membunuh seorang manusia tak berdosa.

Ayah dan ibuku malah mengira pembunuh itu adalah kekasihku. Walaupun dia tampan, tapi tetap saja bukan tipeku. Malas sekolah~

"Arashia, teman sekelasmu ingin berbicara denganmu."

Ucap Ibuku setelah mengetuk pintu.

"Iya.. aku akan segera keluar."

Aku akan berbicara dengannya dan meminta penjelasan. Dan aku yang masih memakai piyama dengab rambut acak-acakan pun menghampiri pria berambut hitam yang sudah duduk diruang tamu.

Uh, lihatlah dia.. dari belakang saja aura ketampanan nya sudah dapat dirasakan.

Aku segera duduk dibangku yang berhadapan dengannya, "Bagaimana tidurmu? nyenyak?"

"Semalam-"

"Aku melihatnya.. jujur, aku takut."

Pria dihadapanku diam, dia seperti khawatir.

"Bu, hari ini Arashia boleh nggak sekolah dulu?"

"Kenapa memangnya?"

"Teman Arashia banyak beban hidup, bu.. Kasihan.. Shia harus menghibur dia."

"Uang jajanmu dipotong, ya!"

"Oke!"

Aku tidak begitu tertarik dengan uang jajan. Aku lebih suka tidur.

"Perbincangan sensitif ini tidak bisa dibahas dirumahku.. ayo pergi ketempat lain."

"Kemana?"

"Ke taman.. di jam segini taman masih sangat sepi. Tidak ada yang berolahraga karna hari ini bukan hari libur."

Dengan masih memakai piyama dan rambut dikuncir seadanya, aku dan pria aneh ini berjalan berdampingan menuju taman.

Dia tak banyak bicara dan terus memijat pelipis nya selama diperjalanan. Aku meliriknya sesekali.

"Aku tidak percaya aku akan melihat hal seperti itu di bangku SMA."

"Kau takut padaku?"

"Tidak ada manusia yang tidak takut saat melihat hal seperti itu."

Tak ada jawaban darinya lagi.

Kita sudah sampai di taman. Sangat sepi dan udaranya dingin. Selama beberapa menit tidak ada yang memulai pembicaraan. Bukankah harusnya dia dulu yang harus menjelaskan situasinya?

"Lupakan saja."

Aku kaget. Dia tiba-tiba berbicara sangat pelan seperti berbisik.

"Lupakan kejadian semalam?"

Aku menatapnya. Pria itu mengangguk.

"Jika kau buka mulut, aku tidak punya pilihan lain selain membunuhmu."

Kata-katanya pelan namun mampu membuat tubuhku bergetar.

"P-para warga akan segera menemukan jasad korban.. ekspresi seperti apa yang harus aku pasang?"

"Anggap saja seperti kau tidak pernah melihat kejadian semalam. Dan anggap saja kau tak pernah tau aku yang sebenarnya."

"Mana mungkin bisa melupakan kejadian itu."

"Lalu kau mau apa? menceritakan kebenarannya pada semua orang? kau sudah siap mati?"

Jantung ku nyaris berhenti. Rasanya didekat pria mengerikan ini mampu membuat umurku berkurang 10 tahun.

"Kau bisa percaya aku."

"Kau akan kesulitan mulai dari sekarang."

Aku menoleh, dan menatap wajah tampan nya. Jantung ku berdebar.

"Kesulitan?"

"Mulai dari sekarang aku akan mengawasimu, dan mulai dari sekarang juga.. akan ada banyak makhluk seperti ku yang akan bertemu denganmu."

"Untuk apa mereka bertemu denganku?"

"Manusia biasa yang sudah melihat wujud asli dari seorang manusia serigala akan memiliki aura yang berbeda. Aura yang menarik manusia serigala lain untuk mendekatimu."

Wah ini sudah kelewat batas. Bagaimana mungkin aku tahan hidup bersama lebih dari satu makhluk seperti dia?

"A-apa makhluk sepertimu semuanya jahat?"

"Tidak.. tapi disekolah kita ada lima manusia serigala termasuk aku."

"Li-lima kau bilang?!"

"Iya."

"Tunggu! aku punya permintaan!"

"Apa?"

"Selain mengawasiku, apa kau bisa menjagaku juga? Aku tidak tau harus meminta bantuan siapa jika makhluk lain sepertimu bertemu denganku."

"Lihat saja nanti."

Setelah itu kami tak banyak berbicara.. tapi tidak tau kenapa, aku merasa bahwa dia adalah pria yang baik.