1 Bab. 1 - Awal Dari Kisah Ini -

Setelah kekalahan besar pada perang besar selama ribuan tahun yang diterima bangsa The Wandering Ehlnofey (Ehlnofey Pengembara) atau bangsa-bangsa manusia dari bangsa Old Ehlnofey (Ehlnofey Lama) atau bangsa Aldmer (yang menjadi cikal-bakal dari bangsa Mer/Elf di muka bumi ini). Dimana Raja sekaligus dewa mereka, Auri―El memanah Lorkhan—dewa sekaligus pemimpin bangsa manusia dengan busur mataharinya. Maka berakhirlah Dawn Era (Era Fajar).

Lalu dimulailah Merethic Era atau juga dikenal sebagai Mythic Era (Era Mitos). Dimana era ini berawal dari migrasi bangsa Aldmer ke Pulau Summerset meninggalkan pulau Aldmeris yang telah hancur berkat seorang nahkoda bernama Topal The Pilot. Lalu mereka membangun kota-kota kerajaan megah dengan gedung-gedung khas bangsa Mer yang indah. Akan tetapi pada ratusan tahun setelahnya, dibalik kemegahan pulau tropis tersebut, meletuslah perang saudara dari kaum pemberontak yang dipimpin seorang bangsawan Aldmer yang sakti dan terkemuka bernama Orgnum. Pemberontakan ini membuat penguasa-penguasa Pulau Summerset ketar-ketir menghadapi kesaktian Orgnum dalam memanipulasi air dan petir, sehingga para tetua Ordo Psijic turun tangan dan pada akhirnya berhasil memadamkan pemberontakan itu. Orgnum dan pengikutnya yang kalah, meninggalkan Pulau Summerset ke suatu pulau yang jauh di bagian selatan. Akan tetapi bangsawan itu bersumpah akan kembali lagi suatu saat nanti dengan wujud sebagai ular laut yang menakutkan diiringi oleh genderang mematikannya.

Orgnum dan pengikutnya tinggal di Pyandonea. Pulau topis terpencil di bagian selatan yang senantiasa tertutup dengan kabut yang tebal dan tak tertembus. Dan beberapa ratus tahun kemudian setelah beradaptasi di pulau tersebut, Orgnum memproklamirkan dirinya sebagai Raja yang memerintah Pyandonea dan pengikut-pengikut yang sekarang menyembahnya sebagai raja sekaligus dewa mereka semuanya menjadi sosok Mer yang mampu memanipulasi air, petir, bahkan bisa mengubah diri mereka menjadi ular laut yang mengerikan untuk waktu yang singkat atau dikenal sebagai—Maormer. Di tempat baru mereka, berdirilah benteng-benteng besar di pesisir pulau dan istana megah kediaman Raja Orgnum.

Hingga pada ME 1551, lahirlah seorang bayi perempuan Aldmer dari seorang wanita Aldmer bernama Linawe yang menikah dengan seorang pria bangsawan Maormer sekaligus pemimpin klan Pilrandor bernama Eldion Pilrandor dimana keduanya saling mencintai meskipun menghadapi pertentangan dari kedua bangsa yang bermusuhan sejak berabad-abad yang lalu. ditambah lagi dengan perbandingan usia yang sangat jauh dimana usia Eldion adalah 400 tahun sedangkan Linawe hanya 115 tahun. Ailandra, nama yang diberikan kedua orangtua yang menyayanginya. Bayi itu tumbuh menjadi gadis kecil dengan paras wajah yang berseri-seri bagaikan sinar bulan yang dipantulkan kembali dengan rambut hitam legam bagaikan langit malam yang teduh. Sedangkan matanya bagaikan indahnya hijau lautan seakan-akan alam samudera telah bermanifestasi ke dalam wujud sang anak.

Pada masa itu, tidak seorangpun tahu bahwa Sang Dewi Alam telah mengaruniakan kekuatan besar kepada gadis kecil itu dan akan diberikan kepadanya mandat yang besar pada suatu hari nanti. Akan tetapi mulai terlihat ketika Ailandra mampu memanipulasi air berskala lebih besar dibanding anak-anak seusianya. Ia pun dijauhi dan dihina oleh anak-anak seusianya lantaran dengan kemampuan sihirnya dan sering disebut Anak Yang Aneh karena pengendali air tapi tidak terlahir sebagai Maormer. Bahkan pernah tanpa disengaja, Ailandra menciptakan banjir yang cukup besar yang melukai anak-anak itu dengan tekanan airnya yang kuat karena kalut sehingga anak itu menjadi malu untuk menunjukkan potensinya lagi. Hal itu tercium oleh Sang Raja dan merasa bahwa akan menjadi ancaman bagi kedudukannya.

Langit malam yang teduh, dimana Masser dan Secunda menampilkan cahaya kemegahannya bersama bintang-bintang yang bertaburan di atas sana. Dengan ketenangan laut Pyandonea dalam memantulkan cahaya dari kedua rembulan bagaikan cermin raksasa. Dengan penuh kelemahlembutan, Linawe membelai tubuh mungil Ailandra dengan kasih sayang di balkon kastil mereka. Lalu sang ayah—Eldion memeluk mereka bagaikan keluarga yang harmonis dan sangat dekat. Memperlihatkan pada mereka keindahan negeri mereka yang eksotis seperti pemandangan daerah pesisir pantai, air-air terjun di tebing-tebing yang tinggi, pohon-pohon kelapa yang berjajar dengan rapih bagaikan pagar hidup raksasa. Dan rumah-rumah penduduk yang berada di sekelilingnya.

Akan tetapi pandangan keindahan itu memudar ketika seorang pelayannya berjalan tergopoh-gopoh lalu memberitahukan bahwa Raja Orgnum dan pasukannya telah menggeledah setiap rumah rakyat Maormer untuk mencari keberadaan Ailandra untuk dibunuh. Maka mereka dan seisi kastil membawa anak mereka untuk kabur. Dengan kemampuan sihir mereka, semuanya menghalau pasukan Maormer dan menebas ular-ular laut mereka dan menggunakan mantra sihir laut yang kuat khas dari klan Pilrandor yang terkenal sebagai klan bangsawan penyihir Maormer yang berpengaruh.

Akan tetapi anak itu menyaksikan bagaimana Ibunya berkorban untuknya. Saat pasukan Raja Orgnum mengarahkan panah mereka kepadanya. Sang Ibu mendekap Ailandra kecil untuk melindunginya. Alhasil, panah itu memang tidak satupun melukai anak itu. Namun, Linawe tewas pada insiden itu alias wanita itu pergi untuk selamanya.

Hal itu membuat kekuatan laut milik Ailandra bangkit untuk kedua kalinya. Antara sadar dan tak sadar, anak itu menciptakan gelombang pasang yang menghempas pasukan Maormer dengan tekanan air yang kuat sehingga mereka terasa seperti terlempar. Tidak berhenti sampai disitu, air yang digunakannya juga berbentuk sulur lalu menghantam tubuh mereka bagaikan cambuk. Hingga anak itu pingsan karena kelelahan lalu Sang Ayah membawanya pergi bersama klannya menaiki kapal.

Keluarga besar dan seluruh anggota klan bangsawan tersebut berhasil meloloskan diri dari Pyandonea, lalu menggunakan kapal mereka untuk berlabuh. Sebenarnya jika Klan Pilrandor tetap bertahan di pulau itu bisa saja. Bahkan bisa melawan balik pasukan Raja Orgnum. Akan tetapi mereka tidak menginginkan perang saudara. Itulah sebabnya mereka memilih untuk pergi dan hidup nomaden. Jadi, kalau klan Pilrandor terkenal di seantero Pyandonea karena kemampuan sihir mereka yang tidak biasa, maka mungkin itulah yang menjadi alasan kenapa Ailandra memiliki potensi magis besar dalam pengendalian air dan petir dan membenarkan status Eldion, ketua dari klan tersebut yang berumur panjang dengan sihir yang dimilikinya.

Mereka tidak berlayar ke Pulau Summerset karena akan mempermudah Raja Orgnum untuk menemukan Ailandra. Akan tetapi, mereka berlayar ke Cyrodiil. Yang pada saat itu masih merupakan tanah bangsa Ayleid—laskar bangsa Aldmer yang meninggalkan Pulau Summerset lalu menetap di Cyrodiil. Bangunan bangsa Ayleid sendiri tidak kalah megah dan memiliki keunikan tersendiri. Dengan menggunakan ornamen-ornamen emas. Akan tetapi mereka tidak bisa menetap. Sejak meninggalkan kampung halaman dan kemewahan sebagai bangsawan, hidup mereka berubah drastis dimana mereka hidup nomaden. Berpindah dari satu gua besar ke goa besar lainnya. Tersembunyi dari keramaian dan kegemerlapnya kota. Puluhan tahun berlalu, mereka akhirnya sampai ke tanah Mereth (kelak akan disebut Skyrim setelah diduduki bangsa Nord pada ribuan tahun kedepan). Memasuki perbatasan, sudah terlihat gedung-gedung khas Falmeri dari susunan batu pualam putih dengan ornamen-ornamen emas yang cerah dan semakin bercahaya karena tembok-temboknya memantulkan cahaya surya yang condong menyinarinya. Tidak terpengaruh akan kuatnya salju yang mendominasi negeri.

Lalu penduduk Mereth—bangsa Snow―Elf atau Falmer, tampak mengenakan busana berbahan sutra dengan perhiasan-perhiasan indah yang kontras dengan warna kulit dan rambut mereka yang seputih salju. Di era Mer ini, bangsa Snow―Elf sangat terkenal akan arsitekturnya dengan menara-menara yang menjulang tinggi.

Awalnya ketika mereka ingin menumpang sementara di pinggir kota, bangsa Snow―Elf menolak mereka karena pernah mendengar tentang seperti apa Maormer pada berabad-abad lalu dan menganggap mereka adalah bangsa yang kejam. Namun pemikiran mereka berubah ketika pasukan perompak dari Akavir ingin merampas kekayaan negeri Mereth. Perompak itu menggempur pertahanan utara dengan meriam yang kuat. Lalu dengan kemampuan bela diri bangsa Akavir, pasukan perompak itu menghajar pasukan pertahanan dengan lincah dan membabi buta. Membuat mereka tidak berkutik.

Ditengah-tengah kegentingan itu, Klan Pilrandor yang dipimpin Eldion bergerak membantu bangsa Snow―Elf. Dengan kemampuan mereka yang mengerikan, klan bangsawan Maormer nomaden ini memanggil badai yang dahsyat dengan praktek ritual yang hanya bisa dikuasai klan itu sendiri. Maka badai yang mengerikan itu mengobrak-abrik pasukan perompak tersebut sehingga tidak ada yang selamat dan kapal perompak itu hancur ditelan ombak besar.

Maka, kaum nomaden itu mendapat tempat di antara bangsa Snow―Elf. Pemimpin-pemimpin Fal―Telin yang memimpin negeri Mereth memberikan hak istimewa kepada Klan Pilrandor untuk beradaptasi dan tinggal di antara bangsa Snow―Elf. Kata mereka, "Maafkan kami yang menganggap kalian adalah bangsa yang jahat. Ternyata kalian sangat baik untuk melindungi kami. Maka mulai sekarang, kalian resmi menjadi bagian dari negeri ini, pilihlah tempat yang mana untuk kalian tinggal."

Klan Pilrandor memilih menetap dan berkembang biak di pulau yang tidak jauh dari kota-kota di Mereth. Dibantu bangsa Snow―Elf dengan penemuan teknologi yang beragam pada masa itu, mereka membangun kastil megah dengan menara-menara yang menjulang tinggi. Seiring berjalannya waktu, kaum Maormer nomaden ini mampu beradaptasi di iklim yang dingin. Bahkan mereka jauh lebih kuat dari bangsa Maormer di Pyandonea dalam ilmu sihir terutama dalam memanipulasi air dimana mereka bisa mentransformasikan elemen air menjadi es.

Potensi magis Ailandra yang besar dalam memanipulasi air dan petir benar-benar terasah dengan baik berkat bimbingan kedua orangtuanya. Pada usia 50 tahun, ia mampu mengalahkan belasan penyihir tempur Snow―Elf yang ingin menjajal kemampuannya. Dia juga mampu berjalan diatas air atau bernafas di dalam air bahkan mampu menggunakan air untuk penyembuhan—teknik penyembuhan yang hanya dikuasai Klan Pilrandor. Ailandra juga diajari cara bertarung menggunakan tombak oleh seorang tentara elit Snow―Elf.

Pada tahun ME 1350, adalah tahun dimana Klan Pilrandor menjalin hubungan yang erat dan kekeluargaan dengan pemimpin-pemimpin Fal―Telin dengan mengatasnamakan bangsa Snow―Elf di tanah Mereth. Perkawinan campuran pun terjadi dimana bangsa Snow―Elf menikahi gadis-gadis bangsawan dari Klan Pilrandor dan sebaliknya. Mereka juga mendirikan piramida berundak dari susunan batu pualam putih dan ada yang menggunakan sebongkah salju yang dipadatkan seperti batu bata.

Saat tumbuh sebagai gadis remaja, ia menjadi pemimpin pasukan Klan Pilrandor, dan seiring berjalannya waktu, Ailandra mengalami kemajuan dalam ilmu sihir elemen air dan petir yang ia kuasai. Sekarang ini ia menginjak usia 150 tahun namun dengan kemampuan sihirnya membuat ia terlihat seperti anak dibawah umur.

avataravatar