8 Episode 8

 

Pak kevin, dosen bahasa mandarin telah datang. An ran pun bergegas menuju ke bangkuhnya. Begitu juga Zeyu. Suasana kelas yang semula tegang, seketika berubah menjadi hening. Tak seorang pun yang bicara. karena, pak kevin terkenal galak dan berdisiplin tinggi. Bila ada anak yang melanggar aturannya, dia tidak segan\-segan menyuruh anak itu keluar kelas, tidak boleh mengikuti pelajarannya.

"Selamat pagi, anak\-anak...?"

"Selamat pagi, pak..."

"ari, kita mulai aja pelajaran kita untuk hari ini."

Pak kevin pun menyuruh para siswa membuka buku panduan. Namun karena Zeyu belum memiliki, akhirnya dia pun harus menyimak bersama-sama dengan Zuan. Dan dua jam selama pelajaran bahasa mandarin, suasana kelas itu pun menjadi hening. Siswa hanya bicara, bila diminta oleh pak Kevin untuk menterjemah atau menjawab soal aja. Selebihnya pak Kevin yang bicara menerangkan.

Selepas jam pelajaran sekolah berakhir, Zeyu pun keluar dari lingkungan sekolah seorang diri.Dia melangkah dengan tergesah- gesah, karena dia ingin segera sampai dirumah. Sehingga dia bisa kembali melakukan perkerjaannya, bekerja di cafe untuk mencari tambahan penghasilan.

Ketika Zeyu sedang melangkah keluar dari lingkungan sekolah, mobil warna putih merek xxx yang berjalan di sampingnya.

"Zeyu...!" seru putri memanggil.

Zeyu melihat.

"Eh, An ran..."

"Ayo ikut, biar aku antar kau, " ajak An ran.

"Terimakasih, An ran. tidak usah..."

"Ayolah, nggak usah sungkan begitu."

"Sekali lagi terimakasih. Gue mau jalan, karena ada sesuatu yang harus aku beli di sebuah tokoh tak jauh dari sini..."

"Benar?"

"Ya."

"Awas kalau bohong, ya?"

"Suer..."

"Tapi lain kali jangan nolak kalau aku ajak, ya?"

"Ya."

"Oke, kalau begitu aku duluan."

"Ya."

"Nanti malam datang kan kerumah ku?"

"Ya, nantinya usahakan."

"Harus, lho. karena nanti teman-teman sudah datang kaunya tidak, mereka akan kecewa."

"Ya, aku tau."

"Apa perilaku jemput?"

"Tidak usah, biar aku yang kerumah mu sendiri."

"Oke deh, sampai nanti."

"Ya."

"Dagh, Zeyu..."

"Dagh..."

Tanpa sepengetahuan Zeyu dan Anran, dari dalam mobil warna metalik yang menjemputnya, Yuwei terus memperhatikan gerak gerik Zeyu.

"Ada apa sih, Non?" tanya sopir Yuwei tak mengerti, kenapa Nona majikannya menyuruhnya, untuk memperlambat mobil bahkan menghentikannya.

"Tenang saja, pak. Ikuti saja apa yang aku suruh."

"Baik.Non."

"Nah, ikuti tu cowok, Pak."

"Yang mana, Non?"

"Tuh... yang sedang jalan sendirian." Yuwei menunjukkan ke arah Zeyu.

"Bukankah tuh anak yang bekerja di cafe?"

"Benar, Pak."

"Mau ngapain, Non?"

"Sudah, jangan banyak tanya. ikutin aja.." perintah Yuwei.

Sopir pribadi Yuwei pun menuruti menjalankan mobilnya dengan perlahan, mengikuti langkah Zeyu. Ketika Zeyu naik bis, sang sopir pun mengikuti bis itu dari belakang.

"Mau kemana dia,Non?"

"Mana aku tau?"

Zeyu yang merasa diikuti tak memperdulikannya. Dia tau kalau mobil xx warna hitam metalik milik Yuwei, sejak dia keluar dari lingkungan kampus mengikutinya.

"Mau apa Yuwei mengikuti aku?" guman Zeyu dalam hati. "Ah, apa peduli? Biar saja dia mau apa..."

Bis yang dinaiki oleh Zeyu pun terus melaju, membawa Zeyu menuju ke tujuannya dimana dia tinggal. Sementara di belakang mobil bis itu, mobil xx warna hitam metalik yang oleh Yuwei terus mengikuti.

Sampai Zeyu turun karena sudah sampai di tujuannya, mobil xx warna hitam metalik yang dinaiki oleh Yuwei masih terus mengikuti.

Bahkan ketika Zeyu masuk ke gang yang menuju ke rumahnya,Yuwei pun turun dari mobil lalu mengikutinya.

Zeyu pura-pura tidak tahu. Dia terus saja melangkah. Sementara dari jarak jauh sekitar 50 meter, Yuwei mengikutinya.

"Mau apa dia sebenarnya?" gimana Zeyu dalam hati.

Yuwei kemudian meninggalkan tempatnya, kembali ke mobilnya dimana pak dahyun berada.

Masuk ke dalam mobil dan menyuruh sopirnya untuk kembali menjalankan mobil.

avataravatar
Next chapter