2 Episode 1

Sebagai mahasiswa baru pindahan, tentu saja song zeyu merasa asing di lingkungan sekolahnya yang baru. Dia orangnya sangat pintar dan miskin, jadi dia minder dengan keadaan lingkungan sekolahnya yang baru, dimana hampir semua mahasiswa disekolah itu rata-rata anak orang kaya. tika seperti dirinya yang hanya anak seorang penjual makanan untuk membiayai hidupnya. mesti berkerja keras tidak mengenal lelah. Bahkan zeyu sendiri turut membantu ibu dan ayahnya dengan cara kerja sambilan di sebuah cafe.

Hari pertama zeyu masuk sekolah di universitas, tidak banyak yang dikenalnya dan mau menjadi teman, kecuali zuan yang duduk sebangku dengannya, itu pun hanya di dalam kelas, namun bila diluar kelas, maka zuan pun akan bergabung dengan teman-teman lainnya dab meninggalkan zeyu seorang diri.

Begitu bel istirahat berbunyi, semua mahasiswa kelas 1-A pun bergegas keluar meninggalkan ruang kelas. Ada yang ke kantin, ada yang berkelompok sambil cerita di teras, ada yang keperpustakaan, dan ada juga yang taman sekolah bersama pasangannya. Zeyu yang anak baru dan belum tau apa-apa serta belum punya teman, akhirnya memutuskan untuk tetap di kelas dan membaca buku.

Di saat zeyu sedang duduk sendirian di dalam kelas sambil membaca buku, wanita cantik berambut panjang yang dari tadi memperhatikan zeyu dengan pandangan kagum masuk kedalam kelas.

" Tidak keluar, zeyu?" wanita itu menegurnya.

" Tidak."

" Kenapa?"

" Tidak apa-apa."

" Oh ya, kita belum berkenalan."

Dia mengulurkan tangannya ke arah zeyu, sembari tersenyum. zeyu pun menyambutnya dengan bibir turut tersenyum.

" Namaku, Lu an ran, teman-teman biasa memang an ran."

Zeyu tersenyum dan mengangguk.

" Kau minder ya?"

" Begitulah, disini kebanyak anak orang berada, sedangkan aku....

" Jangan berfikiran seperti itu, kita semua sekolah di universitas yang sama, jadi kita semua sama.

kau sama seperti aku dan yang lainnya." tutur an ran berusaha meyakinkan dan memberi motifasi agar zeyu tidak merasa minder dan rendah diri karena status sosialnya.

" Tidak juga."

" Tidak gimana? Lihat disekelilingmu. papan tulis itu, apa yang berbeda? Yan akan membedakan yang satu papan tulis untuk anak orang kaya, dan yang satunya papan tulis untuk orang miskin? Tidak kan?" tutur an ran.

zeyu terdiam.

"Lihat meja dan kursi ini," kembali an ran menunjuk. " Apa ada yang berbeda? semua sama terbuat dari kayu. Semua dibuat model yang sama.

Apa ada perbedaan meja dan bangku untuk anak orang kaya dan miskin? Tidak, bukan?"

zeyu makin terdiam bumgkam mendengar perkataan An ran. Hatinya jadi kagum bercampur heran melihat sikap dan sifat an ran yang jauh berbeda bahkan merupakan kebalikan sifat dan sikap yuwei. Padahal, an ran merupakan anak tunggal seorang pengusaha yang cukup kaya dan ternama.

Putri juga cantik.

jika dibandingkan yuwei, yuwei lebih cantik dari an ran. Tetapi An ran memiliki kelebihan, yaitu ramah dan Tidak memilih- milih dalam berteman. Hanya saja, An ran orangnya sedikit tomboy. mungkin bila anran sedikit anggun dan feminim, dia tidak kalah dari yuwei. Sebab An ran memiliki kecantikan luar dalam, wajahnya cantik dan hatinya baik.

" Jadi untuk apa kau merasa minder dan malu?

memangnya kau minta-minta sama mereka?

memangnya kau mencuri? kau bersekolah atas biaya kamu sendiri walau mendapatkannya dengan susah payah, dengan kerja sambilan di sebuah cafe tetapi kau justru harus bangga, karena kau bisa membiayai sekolahmu sendiri tanpa harus membebani orang lain. Sementara mereka yang merendahkan dan menghina engkau, mereka bisa hidup royalkan karena orang tuanya.

avataravatar
Next chapter