18 Episode 18

Tanpa sepengetahuan Zeyu, diam-diam upin ah mengikitunya.

Begitu sampai di ruang kelas. Zeyu pun dibuat kecewa karena ternyata An ran tidak ada di dalam kelas. Meski begitu, Karena dia pikir mungkin An ran belum datang, Zeyu pun menunggu. Namun tetap An ran tidak kunjung datang. Sehingga Zeyu akhirnya memutuskan untuk kembali keluar. Tetapi pada saat itu, bel tanda masuk sudah berbunyi. Zeyu pun akhirnya kembali duduk dibangkunya.

Tak lama kemudian, siswa-siswi kelas 1-A lainnya termasuk An ran. Bahkan An ran yang dulu masuk. Zeyu pun memanggil.

"An ran...

"Ya, ada apa? Kau tidak keluar?"

"Tadi saya sudah keluar dan ke perpustakaan. Saat saya sedang baca buku, Anna datang nemuin saya dan mengatakan kalau kau manggil dan menunggu saya disini. Jadi saya kemari, Namun begitu saya sampai disini, kau tidak ada."

"Aku tidak manggil mu,"jawab An ran dengan kening mengerut."Celaka...!"

"Celaka kenapa?"

"Ini jebakan."

"Maksud mu?"

"Pasti semua sudah direncanain, Seseorang telah menyuruh Anna untuk memanggil mu dengan mengatakan aku yang memanggil. Dan jebakan orang itu ternyata berhasil, karena kau percaya kalau aku memanggil mu. Hm, apa maksudnya berbuat begini?" guman An ran dengan wajah menunjukan ketidak sukaan atas apa yang akan terjadi pada Zeyu. An ran yakin sesuatu pasti akan menimpa Zeyu. Tapi apa?

Jawaban dari pertanyaan An ran, terjadi setelah Bu serlin, guru psikologi mulai mengajar. Ketika Bu serlin sedang menerangkan perjalanan, Yuwei tiba - tiba menjerit.

"Dompet ku! kemana dompet ku?!"

Jeritan Yuwei, seketika mengundang perhatian Bu serlin

"Ada apa, Yuwei?"

"Dompet saya hilang, Bu."

"Hilang?"

"Ya, Bu."

"Apa kamu yakin kalo dompetmu hilang? coba kamu ingat - ingat dulu, mungkin kamu lupa," saran Bu serlin.

"Saya tidak membawanya sewaktu keluar istirahat, Bu."

"Kamu yakin?"

"Ya, Bu."

"Hmm..kalau begitu, ibu minta semua siswa berdiri dan keluar dulu dari kelas ini!" perintah bu serlin.

"Celaka. Rupanya itu maksudnya." gimana An ran ketika melangkah keluar dari dalam kelas.

"Ada apa sebenarnya, An ran?" tanya Zeyu tidak ngerti akan arti gimana An ran.

"Kau akan dapat masalah, Zeyu. Aku yakin, dompet Yuwei pasti ada di tasmu. Seseorang telah memindahakannya dari tas yuwei ke tas mu.

"Tapi Saya..."

"Aku tau kamu tidak akan berbuat begitu. Kau tidak perlu khawatir. Aku akan membelamu, Akan aku paksa Yuwei ngaku, siapa yang telah menyuruhnya memanggilmu ke kelas dengan menggunakan aku sebagai alasan!" dengus An ran.

Dua Dosen Konsultasi pun datang turut membantu. Bu serlin memeriksa setiap tas sekolah parah siswa. Dan akhirnya, mereka menemukan dompet milik yuwei yang berisi cukup banyak uang dan serta beberapa lembar kartu ATM dan jug kartu kredit di dalam tas Zeyu.

"Song zeyu!"Dosen itu memanggil.

"Ya, Bu."

"Kami menemukan dompet Yuwei ada di dalam tasmu. Katakan, bagaimana dompet Yuwei ada di dalam tasmu?"

"Saya nggak tau, Bu."

"Boohong! Saya rasa emang dia yang mencuri, Bu!" tuduh Yuwei.

"Jangan sembarangan menuduh sebelum ada saksi, Yuwei.

"Ada banyak saksi yang melihat dia msuk kedalam kelas saat istirahat,Bu. jwab yuwei.

"Siapa saksi itu?"tanya bu serlin.

"Saya Bu, "jawab yoon ah," saya melihat Zeyu msuk ke dalam kelas.

"Benar saya tadi masuk ke dalam kelas tapi saya dipanggil oleh yuwei." jawab zeyum

" Ala jangan mencari alasan kamu!" dengus yuwei," sudah terbukti kau mengambil dompet saya. Sebelum ada kau tidak pernah ada kejadian seperti ini! tapi kini, setelah ada kau, belum apa-apa saya sudah kehilangan.Kau tau berapa jumlah uang yang ada di dompet saya serta kartu ATM dan kartu kredit saya? Hampir sepuluh juta.

"Saya emang orang yang tidak punya apa-apa, tetapi saya tidak pernah diajarkan untuk mencuri, ibu saya selalu mendidik dan mengajari saya dengan kebaikan," tutur Zeyu berusaha membela diri.

Melihat Zeyu terus diserang dan didesak sehingga hampir aja Zeyu kewalahb, bahkan dipaksa mengakui perbuatan yang sama sekali yang nggak dilakukannya. An ran pun jadi nggak tahan.

"Maaf, Pak,Bu, saya rasa semua ini sudah sangat keterlaluan!" dengus An ran."

"Maksud kamu,An ran."

"Saya yakin. Zeyu tidak berbuat. Saya rasa semua emang sudah direncanakan dengan matang oleh seseorang yang emang ingin menjebak Zeyu.

Sebaiknya persoalan ini jangan diteruskan. Atau orang yang punya gagasan itu sendiri yang akan malu."

"Maksdud kamu?"

"Jika bapak dan ibu serta lainnya tetap menuduh Zeyu sebagai pelakunya, maka saya akan memaksa orang yang menjebak Zeyu untuk mengakuh siapa yang telah menyuruhnya. Dan saya juga punya banyak saksi yang bisa membuat si pengegas semua ini merasa malu sendiri! Bagaimana, apa persoalan ini akan diteruskan hingga semua terbuka?atau cukup sampai disini.

karena to dompet milik yuwei udah ditemukan dan isinya tidak Ada yang kurang barang satu pun?" tanya An ran memberi tawaran.

"Bagaimana Yuwei? Apa persoalan ini akan diteruskan?" tanya pak rio.

"Baiklah, untuk kali ini saya maafin.Tetapi lain kali, saya tidak akan memaafkannya,"jawab Yuwei.

"Baiklah, karena semua sudah saling menerima, kami rasa persoalan ini selesai.Silakan kalian kembali masuk kedalam kelas untuk meneruskan pelajaran ." kata Pak Rio.

Para siswa pun kembali masuk ke dalam kelas dan duduk di bangku masing-masing untuk meneruskan pelajaran yang sempat tertunda.

-******-

Dampak kejadian itu membuat Zeyu jadi malu. Karena sebagian besar memandangnya dengan pandangan curiga. Hanya An ran dan teman sekelasnya aja yang tetap yakin kalo bukan Zeyu pelakunya. Kalau apa yang terjadi merupakan rekayasa yang sudah diatur sedemikian rupa oleh seseorang. Bahkan An ran sepertinya tau siapa penggagas dari rencana busuk yang telah mempermainkan Zeyu.

Sejak kejadian itu, Zeyu pun jadi malas pergi ke sekolah. Hal itu membuat ibunya jadi heran dan tidak mengerti, kenapa anaknya yang selama ini penuh semangat untuk mengejar cita- cita agar bisa sekolah, tiba - tiba jadi malas pergi ke sekolah.

"Ada apa Zeyu kenapa kamu nggak ke sekolah?"

"Zeyu malu, bu.

"Malu?" ulang ibunya.

Zeyu mengangguk

"Kamu malu karena kita orang tidak punya?"

Zeyu menggeleng.

"Lalu malu kenapa?"

"Karena hampir semua orang disekolah memandang Zeyu dengan pandangan curiga.

Seakan mereka semua menuduh kalau Zeyu seorang pencuri, Bu."

"Kenapa begitu? Apa yang terjadi sebenarnya?"

Dengan wajah murung, Zeyu pun nyeritain apa yang telah terjadi disekolah kemarin. Dimana Yuwei kehilangan dompetnya yang berisi uang dan berapa lembar ATM serta kartu kredit yang jumlahnya mencapai sepuluh juta.

"Tapi kamu tidak mengambilnya, kan?"

"Aku tidak mengambilnya, Bu. Meski hidup kita miskin, namun selama ini ibu senantiasa mendidik Zeyu untuk tidak mencuri. Tetapi dompet Yuwei ditemukan oleh pak Rio di tas Zeyu, Bu. Entah siapa yang telah tega melakukan itu. Namun begitu, orang jadi memandang Zeyu dengan pandangan penuh curiga, karena Zeyu emang orang miskin. Mereka pikir karena Zeyu miskin, lalu Zeyu mencuri."

Ibunya turut sedih dan menangis mendengar penutupan putranya. Selama ini, meski hidup menderita, namun ibunya masih sanggup menahan kesedihan. Tetapi sekarang, dimana putranya dituduh telah mencuri, hatinya sebagai seorang ibu terluka dan menjerit.

avataravatar