17 Episode 17

Yuwei terduduk seorang diri dikantin. Walau pesanan yang dipesannya telah terhidang di hadapnnya. Namun tidak juga disentuhnya.

Matanya memandang ke arah makanan dan minuman yang ada dihadapannya. Namun pikirannya nampak tidak setuju ke arah itu. pikirannya terus melayang pada kejadian yang baru saja terjadi antara dirinya dengan pandu. Hal yang sebenarnya bukan baru lagi, karena sejak pertama kali Zeyu pindah di sekolah ini. hampir setiap hari dia bersikap tidak bersahabat bahkan bermusuhan sama Zeyu. Walau dari pertama dia tau Zeyu tidak punya salah pada dirinya, namun toh dia tetap menunjukkan sikap tidak suka dan memusuhinya.

"Non..."tegur ibu kantin.

"Oh. eh, iya, bu?"

"Itu, pesanannya sudah terhidang. Kok malah melamun? Ada apa, Non? Tak biasanya non Yuwei bersikap begini?" tanya ibu kantin.

"Oh. eh, nggak..nggak ada apa-apa, Bu."

"Non Yuwei kurang enak badan?"

"Nggak, Bu.!"

"Ada masalah?"

"Nggak juga,Bu."

"Biasanya non selalu tampak ceria dan penuh semangat. Kenapa hari ini tampak lesu dan murung?

Bahkan sedari tadi ibu perhatiin, nin rampung melamun. Ada apa sih?" tanya ibu kantin lagi penasaran ingin tau perubahan yang tiba-tiba terjadi pada Yuwei.

Yuwei yang ketus tapi selalu tampak ceria, pagi ini tampak murung dan melamun. Jelas hal itu membuat ibu kantin jadi heran dan menduga, pasti ada suatu masalah yang terjadi padanya. Kalau nggak sakit, pasti da masalah. Tetapi masalah apa? Selama ini, walau ada masalah yuwei senantiasa bersikap cuek. Tidak mempengaruhi pelajarannya yang ceria dan ketus sebagaimana biasa. Namun pagi ini? Ah. bagaimana ibu kantin percaya kalau gadis cantik itu tidak punya masalah?

"Nggak ada apa-apa,Bu. Aku cuma tidak bergairah aja." jawab yuwei tetap tidak mau mengaku. kalau dia sedang ada masalah yang telah dipikirkan. Dan masalah itu tidak lain adalah Zeyu, mahasiswa baru di universitas A itu.

Yuwei sebenarnya ingin meminta maaf pada Zeyu. Namun karena gengsi, dan merasa kalau dirinya lebih terhormat dibanding Zeyu yang cuma orang miskin, membuat yuwei tidak mau mengakui kesalahannya apalagi meminta maaf justru yang muncul setiap kali dia kembali bertemu Zeyu, adalah kesombongan.

Dia ingin Zeyu yang cuma anak orang tidak punya menghormati dirinya.

Dia ingin, Zeyu segan dan tunduk padanya. Untuk kemudian akan menuruti semua kata-katanya. Tetapi sialnya, Lu An ran yang ternyata diam diam menyukai Zeyu muncul sebagai pembelanya. Dan semua itu kian membuat Yuwei bertambah kesal dan cemburu. Sehingga dia pun makin berusaha menunjukan kesombongan-nya.

"Tumben pagi-pagi udah di sini" sapa yoon ah yang datang ke kantin bersama dengan yuer yang juga merupakan teman dekat Yuwei.

"Eh, kalian." Yuwei mencoba untuk tersenyum.Namun tetap aja kemurungan diwajahnya tidak bisa dihilangkan begitu aja. Dan hal itu membuat kedua sahabatnya mengerutkan kening.

"Ada apa, Yuwei? Kau tampak murung? tanya yuer.

"Nggak..nggak ada apa-apa,"jawab yuwei berbohong.

"Benar nggak ada apa-apa?" goda yoon ah.

"Suer!" tegas yuwei.

"Bagaimana sama si pelayan cafe itu?" selidik yuer.

"Iya, tampaknya An ran makin bertambah berdekat aja sama dia," timpal yon ah.

"Tapi dengan bertambah dekatnya An ran sama cowok itu. jelas akan berdampak sama kamu, Yuwei.

"Berdampak bagaimana maksudmu?" tanya yuwei.

"YA, Paling nggak An ran akan terus membela cowok itu. Sekarang aja hampir semua team sekelas kita sudah memihak pada si tukang pelayan cafe itu. Dan itu semua saya yakin karena pengaruh An ran," tutur Yon ah.

"Aku tidak perduli sama mereka. Apa kalian pikir, tanpa dukungan Mereka aku akan takut? Melayan kalian ikut gabung sama dia dan An ran sebagai mna yang lain, aku tidak takut!" sungut Yuwei.

"Jangan gitu, Yuwei. Mana mungkin kami mengkhianati kamu? Apapun yang terjadi, kami tetap bersama mu," tutur yuer berusaha meyakinkan.

"Syukurlah kalau kalian tetap setia sama aku.

"Apa rencana mu selanjutnya?" tanya yon ah.

"Sini aku bisikin.

"yu'er dan yon ah pun mendekat.

Yuwei kemudian membiarkkan sesuatu di telinga kedua temannya.

"Paham?"

"Paham," jawab kedua temannya.

"Oke, kalau gitu kita tunggu waktu istirahat.

Yuwei dan kedua temanya pun menikmati makanan dan minuman yang mereka pesan, seakan akan tidak ada rencana, apapun pada mereka. Namun begitu, ibu kantin jadi merasa curiga melihat Yuwei berbisik-bisik dengan kedua temannya. Ibu kantin jadi bertanya-tanya ada rencana apa antara Yuwei dengan kedua temannya. Sehingga mereka harus berbisik-bisik segala?

Tak lama kemudian, bel tanda masuk berbunyi. Yuwei dan kedua temannya ninggalin kantin untuk masuk ke dalan kelas. Begitu juga dengan siswa lainnya. Sehingga suasana kantin pun kadi sepi tinggal ibu pemilik kantin dan pelayan kantin aja yang ada.

"Sepertinya ada suatu rencana yang hendak dilakukan oleh non Yuwei,Bu," duga pelayan kantin.

"Iya. Tapi apa, ya?

"Jangan-jangan pada siswa baru itu,Bu."

"Bisa jadi. Selama ini kan non Yuwei memang tidak suka pada Zeyu. Non Yuwei selalu bersikap memusuhi Zeyu. Padahal Zeyu anak baik dan pintar. Guru-guru pun menyukai dan memujinya.

Kenapa Non Yuwei tidak memyukainya, ya? Apa hanya karena Zeyu anak orang tidak punya sehingga non Yuwei membencinya?"

Ibu dan pelayan kantin cuma bisa termenung memikirkan semuanya, dengan hati bertanya, apakah semua anak orang kaya begitu. Rasanya nggak, karena An ran anak orang kaya, tetapi An ran malah baik.

.

-000

.

Sebagai mana biasanya jika waktu istirahat.

Zeyu pun pergi ke perpustakaan. Disana, dia akan membaca- baca buku untuk menambah ilmu pengetahuan. Biasanya An ran ikut bersamanya. Namun nih hari karena ada keperluan An ran nggak ikut ke perpustakaan.

Zeyu baru aja membaca beberapa lembar halaman buku yang sedang dibacanya. ketika seorang teman sekelasnya datang menemuinya.

"Zeyu."

"Eh, Anna, Ada apa?"

"Kau dipanggil An ran."

"Ada apa emangnya?"

"Mana aku tau.Mungkin ada yang ingin dia bicarakan sama mu."

"Dimana?"

"Di kelas."

"Di kelas?" ulang Zeyu dengan kening mengerut, seakan tidak percaya kalau An ran ingin bicara denganku di dalam kelas. Karena An ran pernah berkata padanya, agar bila waktu istirahat dia harus keluar dari kelas. Sehingga bila terjadi apa-apa di kelas, dia tidak akan terkena tuduhan.

"Iya. Udah sana cepetan An ran nunggu kau, lho...

Zeyu sebenarnya bimbang. Namun karena Anna mengatakan An ran ingin bicara dengannya, dan Zeyu sudah janji tidak ingin mengecewakan An ran yang selama ini telah sangat baik padanya, akhirnya Zeyu menurut. Dia segera bangun dari duduknya. Meletakkan buku di rak, lalu dia pun ninggalin perpustakaan untuk menemui An ran yang katanya menunggu di dalam kelas.

avataravatar
Next chapter