16 Episode 16

Makin hari, makin bertambah banyak teman-teman sekelas bahkan sekolah yang menerima Zeyu. Semua itu karena sikap Zeyu yang baik dan juga karena An ran yang senantiasa berusaha meyakinkan teman-temanya untuk mau menerima Zeyu.

Melihat Sebagian besar teman sekelasnya kini menerima Zeyu dan bahkan akrab dengan mahasiswa pindahan dari Cina itu, membuat Yuwei jadi iri, Yuwei juga cemburu melihat keintiman antara An ran dengan Zeyu. Karena diam diam sebenarnya di hati cewek cantik muncul perasaan suka pada Zeyu. Namun karena dari awal dia sudah menunjukkan sikap bermusuhan pada Zeyu. Yuwei pun tidak mau mengatakan yang sebenernya sama tuh cowok. Apa nanti kata teman-temannya, jika dia yang selama ini yang membenci dan memusuhi Zeyu, tiba-tiba berubah menyukai dan baik dengan Zeyu.

Dari rasa iri dan cemburu juga dendam karena demi membela Zeyu. An ran sampai tega menamparnya di depan banyak orang, membuat Yuwei jadi benci pada Zeyu. Namun rasa benci itu ditunjukkan bila dia berada di depan Zeyu.Tetapi bila di belakang pandu, Yuwei pun merasa bersalah telah bersikap kasar dan berbicara menghina tuj cowok. Padahal, hatinya sebenarnya ingin sekali bisa berbaikan dengan Zeyu. Bila mungkin, menjadi akrab sebagaimana yang dilakukan oleh An ran.Tetapi karena sebelumnya dia sudah menunjukkan sikap bermusuhan dan benci. Apalagi An ran telah mendahuluinya dekat dengan Zeyu, jadi Yuwei pun merasa gengsi kalau harus berbaikan dengan Zeyu.Terlebih di depan teman-temannya. Dengan keadaan seperti itu, Yuwei pun akhirnya terus berusaha mencari masalah sama tuh cowok.

Memasang wajah sinis dan setiap bicara pada Zeyu, selalu dengan kata-Kata menghina dan menyakitkan.

"Hai, Pelayan cafe!" tegur Yuweu ketika di bertemu dengan Zeyu yang Hendak masuk kedalam kelas.

"Kau memnaggilku, Yuwei?"

"Ya.

"Ada apa?"

"Aku ingin bicara sama kau."

"Katakanlah."

"Jika kau ingin tenang, sebaiknya kamu pindah aja dari sini!"

"Kenapa emangnya?"

"Karena aku tidak suka sama kamu?"

"Kenapa kau tidak suka sama aku? Apa salah aku sama kamu?" tanya Zeyu.

"Apapun alasannya, yang jelas aku tidak suka sama kau!" tegas Yuwei dengan mata tajam menatap wajah Pandu. "Jangan buat kesabaranku sama kamu habis. Dan kau tahu, jika kesabaran ku sudah habis, maka kau akan menyesal!"

"Kau akan menyuruh teman-temanmu menghajar aku?"

"Lebih dari itu, tau?!"

"Kau akan menyuruh teman-temanmu membuatku?" tanya Zeyu lagi.

"Ya.

"Jika itu mau kamu, lakukanlah," ucap Zeyu pasrah. "Aku hanyalah orang miskin yang lemah. Apalah dayaku, kalau emang kau menghendaki aku harus mati. Bila tidak keberatan kau bunuh.Tak perlu kau menyuruh teman-temanmu. Kau bisa melakukannya sendiri. Saat aku pulang sekolah, kau bisa menyuruh sopirmu untuk menabrak aku."

Yuwei terbelalak mendengar ucapan Zeyu.

"Kau menantang, ya?"

"Tidak, aku hanya kasihan sama kamu Yuwei..."

"Apa maksud kau bicara seperti itu, eh?! Aku tidak butuh belas kasihan sama dari siapa pun, apalagi dari kau!" sungut Yuwei.

"Terserah apa maumu, Yuwei. Yang pasti, aku tidak mau ribut sama kau. Justru aku ingin berbaikan sama kau. Aku ingin menjadi temanmu sebagaimana yang lain, meski aku cuma orang miskin yang mungkin menurutmu tidak pantas untuk dijadikan teman bagi orang kaya sepertimu. Aku sekolah disini bukan untuk mencari musuh tetapi melainkan mencari ilmu dan teman."

Yuwei terdiam mendengar ucapan Zeyu. Namun begitu, wajahnya tetap aja masih menggambarkan kekesalan dan rasa tidak suka pada cowok itu.

"Maaf, aku mau masuk untuk menaruh tas, boleh,kan?" Zeyu meminta izin.

Yuwei tetap tidak menyahut. Namun dia juga tidak bergeming tidak selangkah pun pergi dari tempatnya. Sehingga Zeyu pun tidak bisa masuk kedalam kelas.

Pada saat itu, muncul An ran yang sepertinya baru datang. Melihat Yuwei berdiri di pintu menghalangi langkah Zeyu hendak masuk. Anran pun bertanya, "Ada apa, Zeyu?"

"Nggak apa-apa."

"Apa mau mu sebenarnya, yuwei?" tanya Anran.

"Aku ingin dia pindah dari sini!" tegas Yuwei.

"Apa hak mu? ini bukan cuma sekolahmu, ini sekolah umum, dan siapa aja boleh sekolah disini. Jadi aku rasa, kau nggak berhak untuk nentuin seseorang boleh atau nggak sekolah disini. Lagi pula apa salh Zeyu sama sekolah ini! Semua guru dan kepala sekolah suka padanya, karena dia cerdas. Dan aku rasa, teman-teman yang lain pun mulai menerima bahkan suka padanya. Jadi, apa alasan kau tidak menyukainya dan tidak bisa menerima di?"tanya An ran.

"Sebaiknya kau jangan ikut campur urusanku, Anran?"

"Aku tidak akan ikut campur, asalkan sikap kau pada Zeyu wajar. Apa salah Zeyu sama kamu, sehingga kau begitu membencinya?" tanya An ran dengan mata lekat mantap wajah yuwei. "Yuwei,menurut ku tidak ada alasan bagi kamu membenci Zeyu apalagi memusuhinya.

"Aku tidak bisa menerima dia disini!"

"Kenapa?"

"Itu urusan, ku!"

"Sekali lagi aku tegasin, Yuwei. Ini sekolah umum, siapa pun boleh menimbah ilmu disini, tidak peduli orang kaya atau miskin. Aku tidak mau ikut campur urusanmu, asalkan kau bersikap wajar dan dewasa.."tutur An ran. "Ayo, Zeyu, kita masuk..."

Anran memegang pergelangan tangan Zeyu, kemudian menggandengnya. Melihat itu, Yuwei pun akhirnya menepi, memberi jalan bagi keduanya masuk. Lalu dengan wajah masih menunjukkan rasa kesal karena An ran terus membela Zeyu yang makin membuatnya kian bertambah cemburu. Yuwei mendengus sengit, "Rupanya kau mau mengajak konfrontasi sama aku, Anran!"

"Maaf Yuwei, aku tidak mau ribut. Apalagi sama teman yang tau diri kita masing-masing. Namun bila kau anggap perbuatan aku membela orang yang benar kau anggap salah, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Terserah kau jika emang konflotasi sama aku."

Yuwei terdiam dengan kekesalan dan kejengkelan, karena Anran terus membela Zeyu. Lalu Yuwei pun ninggalin ruang kelas dimana Anran dan Zeyu berada. Hatinya juga sakit dan cemburu karena Anran telah lebih dulu dekat dengan Zeyu. Bahkan Anran telah mampu mengambil hati tuh cowok. Dan tentunya, Zeyu pun lambat atau cepat akan jatuh cinta pada anran yang baik itu. Sedangkan dirinya yang dari awal bertemu sudah menunjukkan sikap bermusuhan dan membenci, tentu akan tetap menjadi image buruk bagi Zeyu. Tentunya Zeyu tidak akan suka padanya, terutama pada sikap dan sifatnya. Meski dibanding Anran, dirinya lebih cantik dan menarik.

Kadang Yuwei menyesal, kenapa dia bersikap tidak suka dan memusuhi Zeyu. Padahal diam-diam di lubuk hatinya yang paling dalam. Yuwei tertarik pada ketampanan Zeyu. Apalagi Zeyu punya sifat yang baik, serta cerdas.

"Aku benar-benar tidak mengerti, kenapa dia terus memusuhi, ku?" desah Zeyu dengan wajah murung, setiap kali ingat sikap Yuwei pada dirinya.

"Sudahlah, sebaiknya kau tidak perlu mikirin dia.Kinih toh cuma dia yang masih bersikap begitu sama kamu. Yang lainnya seperti kau lihat sendiri, mau nerima elu dengan senang," tutur Anran berusaha menghibur hati Zeyu.

"Justru karena itulah yang membuat aku sedih, Anran."

"Udah, jangan terlalu kau pikirin. Nanti kalo dia sadar, dia akan menyesali sikapnya sama kamu," kata An ran.

zeyu pun terdiam mendengar penuturan Anran. Namun hatinya bertanya, kapankah itu terjadi? Kapankah sikap Yuwei akan berubah? sehingga tidak ada lagi permusuhan diantara dirinya dengan gadis cantik itu.

Tidak ada yang tau, hanya waktu yang menentukan.

avataravatar
Next chapter