15 Episode 15

Begitu Zeyu dan An ran sampai di depan pintu kelas, Yuwei sudah menghadang langkah mereka.

"Berhenti!" perintah yuwei.

"Ada apa?" tanya An ran.

"Aku mau ngomong sama pelayan cafe yang sama kau.

"Mengenai apa?"

"Sebaiknya kau tidak usah ikut campur urusanku sama dia, An ran!" sentak yuwei.

"Zeyu temanku, jadi aku berhak melindungi dan membelanya. Katakan ada apa sebenernya?"

"Apa maksudmu, mempengaruhi anxi untuk gabung sama kau untuk belajar bersama?" tanya yuwei dengan wajah sengit dan garang, nunjukin rasa benci dan tidak sukanya pada Zeyu.

"Eh, Yuwei...!" An ran yang memyahuti. "Kami tidak pernah mempengaruhi siapa pun. Anxi sendiri yang datang menemui kami di perpus dan mengatakan ingin bergabung sama kami. aku tanya terlebih dulu sama dia, apakah niatnya itu sungguh-sungguh atas kemauan sendiri atau karena terpaksa? Dan dia jawab kalau itu keinginan dia sendiri, tidak ada yang memaksa. Seharusnya aku yang curiga akan niat Anxi. Jangan-jangan, dia disuruh kau untuk mengacau. Kalau kau tidak terima teman mu gabung dengan kami, kami pun tidak keberatan. Kami tidak merasa rugi, kok. Bahkan kalau pun yang lainnya ikut ngundurin diri ." kami tetap tidak merasa rugi.Toh, aku bisa belajar bersama dengan Zeyu, malah itu lebih baik. Sudahlah, yuwei, sebaiknya kau jangan terus, mencoba mencari- cari masalah. Sebab aku nggak akan membiarkan kau berbuat semau mu pada Zeyu!" tegas An ran. "Ayo, Zeyu.

*****

Betapa makin bertambah kesal dan jengkelnya Yuwei, mendengar penuturan An ran yang mengatakan akan melindungi dan membela Zeyu. Dengan kata lain, kalau dirinya memusuhi Zeyu, maka bukan hanya Zeyu yang akan dia hadapi, tetapi juga An ran.

"Kau serius dengan ucapanmu, An ran?" tanya Yuwei.

"Ya, kau kira aku main-main.

"Rupanya kau sudah di pengaruhi pelayan cafe ini, ya! Sehingga kau lebih memilih dia ketimbang persahabatan diantara kita."

Plak!

Sebuah tamparan mendarat talak di pipi Yuwei, yang membuat cewek cantik itu lebih terbelalak kaget. Lebih kaget lagi, karena yang menamparnya adalah sahabatnya sendiri.

"Kau?" desus Yuwei.

"Sebaiknya jaga bicara mu, Yuwei. Itu baru peringatan. Sekali lagi kau bicara yang bukan-bukan mengenai Zeyu, jangan salahkan aku akan bersikap lebih tegas dan keras lagi terhadapmu!" tegas An ranengancam. "Zeyu emang orang miskin, tetapi dia baik terhadapku. Tak sekalipun dia mau menyakitiku. Berani sekali kau menuduh dia mempengaruhi ku."

"Kau sudah keterlaluan,An ran."

"Kenapa? kau tidak suka? Silakan...kau mau menyuruh teman-temanmu untuk membalasku? Silakan...! Asal kau tau aja,Yuwei, aku yang menampar kau, jadi jangan kau bawa-bawa Zeyu. Kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan sama Zeyu, maka aku akan mengejar mu dan teman-temanmu sampai kemana pun!" tegas An ran mengingatkan.

Yuwei terdiam dengan wajah mengambarkan kemarahan dan rasa dendam. Namun dia tahu siapa An ran, Gadis cantik yang elegan itu, adalah pemegang sabuk hitam karate. jangankan dirinya yang cewek, pernah sewaktu SMP ada anak cowok SMA yang mau macam-macam padanya dibuat babak belur dan tidak bisa bangun oleh An ran.

An ran yang elegant itu sebenarnya pendiam. Sehingga tidak tampak kalau dia seorang karate. Tetapi kalau sudah marah, siapa pun akan dilawan dan dihajarnya. Jangankan sesama cewek, cowok pun akan dihajarnya.

Zeyu pun tidak menduga kalau An ran berani menampar Yuwei, dibuat bengong. Apalagi dia melihat Yuwei tampaknya juga takut pada An ran. Bahkan meski An raj menantang tidak akan takut, bila Yuwei menyuruh teman-temannya memgeroyok, namun sepertinya Yuwei tidak mau ngajak ribut sama An ran.

"Kau berani sekali menampar dia, An ran?"tanya Zeyu.

"Kenapa emngnya? Sesekali dia harus diberi pelajaran."

"Dia kan sahabatmu, jangan krena aku persahabatan kalian putus."

"Bukankah sudah aku katakan, untuk membelamu, aku siap mengorbankan apa aja.Jangankan persahabatan. sudahlah, jangan terlalu kau pikirin..."

Jadi benar kau seorang karatekarawati?" tanya Zeyu.

"Kata siapa?"

"Banyak yang ngomong sama aku. Dan katanya kau pernah membuat seorang cowok anak SMA babak belur.

"Ah, itu berita dilebih lebihin.Mana mungkin aku seorang cewek mampu berbuat seperti itu?" elak An ran tidak mau mengakui.

"Kau selalu saja merendah, An ran."

An ran hanya tersenyum. Sementara Yuwei masih berdiri mematung di pintu memandang ke arah Zeyu dan An ran dengan pandangan penuh kekesalan dan kebencian yang makin bertambah dalam.

avataravatar
Next chapter