13 Episode 13

"Wah, saking senang senangnya mengobrol dengan nak An ran sampai ibu lupa menyediakan minuman."

Tidak perlu,Bu. An ran nggak lama ,kok.

Cuma mengantar Zeyu. Baiklah, Bu. An ran pamit dulu."

"Kok, buru-buru?"

"Sudag malam, Lain kali An ran main ke mari lagi. Boleh kan, Bu."

"Boleh.Malah ibu akan sangat senang dan terhormat jika nak putri berkenan main kemari.

Pintu rumah ini, selalu terbuka dan akan sangat senang menerima kunjungan orang sebaik dan sebijaksana nak An ran.

"Terimakasih, Bu. kalau begitu An ran pamit."

kembali An ran berpamitan kepada ibunya Zeyu.

"Bu, Zeyu antar An ran sampai di mobil."

"Ya. hati-hati, nak An ran."

"Iya, Bu. An ran nggak sendiri kok, Bu. tapi bersama Baizi."

"Oh, syukurlah. Ibu kira sendirian."

"An ran pulang dulu, Bu.

Dengan diantarnya Zeyu putri pun ninggalin rumah itu. Keduanya berjalan beriringan, sambil mengobrol.

" Semoga kau tidak merasa malu setelah tau rumah aku, An ran."

"Eih, ngomong apa kamu?! sungut An ran dengan wajah Menunjukkan rasa tidak suka. "Aku bukan Yuwei yang menganggap perbedaan status sosial sebagai perbedaan segalanya. Apa bedanya kau sama aku? kau manusia,aku juga manusia. Aku juga memiliki hal yang sama sebagaimana yang kau miliki.Jadi apanya kau sama aku? kau lihat sendiri, kan? Ayah dan ibu aku pun menyambut kamu dengan senang penuh kekeluargaan dan persahabatan.Jadi , kenapa aku yang hanya anak harus bersikap lain? Yang kaya kan bokap, bukan aku. Apa mungkin kau yang tidak mau menriama aku sebagai temanmu?"

"An ran..."

"Ya. begitu?"

"Bagaimana mungkin aku tidak suka menjada sahabatmu, An ran. Jika tidak ada kau, mungkin disekolah aku tidak akan punya teman. kau lah orang pertama yang mau menerima kehadiran ku, menjadikan aku yang miskin dan pelayan cafe ini sebagai temanmu.Sepantasnya aku berterima kasih sama kau. Karena itulah, aku tidak akan pernah bisa menolak keinginan mu."

"Sungguh?"

"Ya, itulah janji ku. Sejak kau mengatakan ingin menjadikan aku sebagai temanmu, dalam hati aku berjanji akan berusaha menyenangkan mu. Akan menuruti apa yang kau katakan dan akan berusaha memenuhi apa yang kau inginkan," tutur Zeyu meyakinkan, yang membuat An ran tersenyum senang.

"Benar kau akan menuruti apa kata aku dan memenuhi semua permintaan ku?"

"Ya."

"Baik. Kalau begitu, mulai besok kau tidak boleh menolak bila aku ajak pergi."

"Akan aku turuti."

"Terimakasih,Zeyu."

"Aku lah yang harus berterimakasih sama kau, An ran."

Mereka pun sampai di jalan raya dimana mobil elite yang dikendarai baizi berada. Zeyu pun membukakan pintu depan mobil untuk putri yang sedang tersenyum menurut masuk dan duduk. Kemudian Zeyu menutupkan pintu itu.

"Aku pulang dulu, Zeyu."

"Hati-hati, An ran."

"Ya. Sampai besok, Zeyu."

"Ya. Sampai besok."

"Jalan."

Baizi pun menghidupkan mesin mobil dan tidak lama kemudian dengan dirinya lambaian tangan Zeyu membalas lambaian tangan An ran, mobil itu pun melaju. ninggalin Zeyu yang msih berdiri memarung ditepi jalan. Zeyu pergu ninggalin tepian jalan itu setelah mobil elite yang dikendarai oleh baizi menghilang dari pandangannya.

Dengan perasaan bahagia sekaligus juga tidak mengerti akan semua kebaikan yang diberikan oleh An ran dan kedua orang tuanya. Zeyu kembali ke rumah. Ibunya masih duduk di kursi ruang tamu, ketika zeyu masuk.

"Sudah pulang nak putri, Zeyu?"

"Sudah, Bu."

"Baik sekali dia ya?"

"Iya, Bu. Bahkan kedua orang tuanya juga baik, Bu. Mereka menerima dan menyambut Zeyu dengan penuh kekeluargaan. Padahal mereka orang kaya, Bu."

"Iya. Ibu juga heran, bahkan tadi menyangka apa yang tengah ibu alami adalah mimpi. Walau anak orang kaya, namun nak An ran begitu sopan, baik, bijaksana fan menghormati ibu. jarang ada anak seperti itu.....

"Mungkin semua karena didikan orang tuanya, Bu. Itulah yang dikatakan An ran pada Zeyu. Bahwa sifat dan kelakuan seorang anak, adalah tergantung dari bagaimana orang tua dan orang sekelilingnya mendidiknya. Kalau orang tua dan orang diseklilingnya mendidik dengan baik, mengajarkan budi pekerti dengan baik, maka anak itu pun akan menjadi anak yang baik, walau dia anak presiden sekali pun. Sebaliknya, kalau orang tua dan orang disekelilingnya mendidik dan mengajarnya tidak baik, maka anak itu akan mempunyai sifat tidak baik, walau dia hanya anak orang biasa sekali pun."

"Iya, apa yang dikatakannya emang benar."

"Kalau aja tidak ada An ran, Bu. Mungkin di kampus zeyu tidak akan punya teman. Dialah yang pertama mau menerima Zeyu sebagai teman sehingga akhirnya mau menerima Zeyu pula sebagai teman."

"Kamu patut berterimakasih padanya, Zeyu."

"Iya, bu."

"Berjanjilah kalau kamu tidak akan perna sekali pun menyakiti perasaannya."

"Zeyu pun sudah berjanji begitu, Bu. Tak akan sekali pun menyakiti perasaannya."

"Ya sudah, malam. Kamu besok harus bangun pagi, kan?"

"Iya, Bu. Bangunkan Zeyu jam empat seperti biasanya ya, Bu."

"Ya, pergilah tidur...."

"Baik, Bu. Selamat malam, Bu."

"Selamat Malam."

Zeyu pun melangkah masuk ke dalam kamar untuk tidur. Setelah itu, Ibunya memgunci pintu rumah. Kemudian ibunya melangkah ke kamar tidurnya untuk istirahat.

avataravatar
Next chapter