12 Episode 12

An ran kemudian mengajak Zeyu ke mobil warna biru yang sudah terpakir di pelataran rumah. Lalu keduanya masuk ke dalam mobil. Duduk di jok tengah berdampingan.

"Jalan."

"Baik, Non.

Baizi pun menjalankan mobilnya.

Sementara petugas keamanan segera membukakan pintu, gerbang. Sehingga mobil itu bisa keluar.

mobil itu pun keluar dari lingkungan rumah mewah itu, melaju memasuki jalan di depan rumah mewah itu.Terus meluncur membawa mereka pergi.

"Zeyu....."An ran memanggil.

"Ya."

"Kau pintar dan cerdas.Gimana sih caranya agar bisa sepintar dan secerdasmu?" tanya An ran.

"Belajar rajin dan tekun." jawab Zeyu

"Cuma itu."

"Juga rajin baca buku."

"Buku apa?"

"Apa aja, asalkan buku yang baik bisa dibaca menambah ilmu pengetahuan. Bukannya novel atau komik."

"Kau menyidirku, ya?"

"Nyindir gimana?"

"Ya, karena aku sudah baca novel, Kau bicara begitu..."

"Nggak, Aku nggak menyindirmu. Aku baru tau kau suka baca novel aja sekarang, kok..."

"Kau tidak pernah baca novel?"

"Sesekali. Aku bukan robot, kan? Tetapi manusia yang sesekali butuh hiburan. Maka Aku pun sesekali baca novel atau komik. Kalau punya uang ya sesekali nonton flim di bioskop." tutur Zeyu.

An ran tersenyum sambil mengangguk-anggukkan kepala. Sepasang yang bulat bening, menatap lekatke wajah Zeyu yang tampan.

Dirumahnya, Ibunya Zeyu tampak duduk dengan wajah nunjukin perasaan gelisah dan cemas, sebab sampai setengah sepuluh malam, anaknya belum juga pulang. Sebagai seorang ibu, ibunya Zeyu khawatir kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada putranya.

"Kemana dia? kenapa sampai jam segini belum juga pulang? Semoga nggak terjadi apa-apa pada anakku,"harap ibu.

"Ibu aku pulang."

Dari luar terdengar suara Zeyu diikuti suara serorang cewek memberi salam. memberi ibunya Zeyu terkejut bercampur senang.

Ibunya Zeyu segera bangun, kemudian melangkah ke pintu depan rumah untuk membukakan pintu. Namun pintu sudah terlebih dulu dibuka dari luar. Dan pada saat itu pula, masuk Zeyu diikuti seorang cewek cantik.

"Selamat malam, Bu?"sapa Zeyu. An ran pun ikut memberi salam kepada ibunya Zeyu.

"Malam, Bu."

"Zeyu...siapa dia?"

"Oh ya. Bu ini An ran, teman sekolah Zeyu."

Zeyu memperkenalkan An ran Pada ibunya.

"Oh, nak An ran."

"Ya, Bu."

"Tadi, Zeyu benar belajar bersama nak An ran dirumah nak An ran?"

"Iya, Bu. Kenapa Memangnya,Bu?"

"Nggak, nggak apa-apa. Silakan duduk, nak An ran."

"Terimakasih, Bu. An ran menurut duduk."

"Ya, beginilah rumah kami, nak An ran."

"Ah, Ibu. Janga membuat An ran jadi tidak enak. Bagi An ran kita sama aja, sama-sama manusia, sama-sama ciptaan Tuhan. Yang membedakan kita di mata Tuhan kan bukan status sosial kita, Bu. Tetapi budi pekerti kita. Benarkan, Bu!"

"Iya sih. Tetapi itu kan di mata Tuhan. Beda dengan pandangan manusia, nak An ran."

"Itu semua karena manusia punya banyak kelemahan, Bu. Kadang manusia terlalu ngebanggain, bahkan mala ada yang mendewakan harta. Sehingga dia lupa, bahwa semu sebenarnya bukan miliknya, Melainkan milik Tuhan. Jika sudah begitu, maka ketika Tuhan mengambil hartanya, dia akan jadi gila.

Terkagum ibunya Zeyu mendengar penuturan An ran yang sebab meskinya anak tunggal orang kaya, namun memiliki sifat dan pandangan yang sangat bijaksana. Sungguh sangat jarang sekali anak muda yang seperti An ran di jaman sekarang ini.

avataravatar
Next chapter