10 episode 10

Sementara itu, Yuwei mengarahkan mobilnya menuju ke sebuah tempat hiburan. Dia yang sudah pamit sama papa dan mamanya dengan mengatakan mau belajar bersama di rumah An ran, merasa tidak mungkin pulang secepatnya. Jadi, sambil menunggu jam sembilan malam, Yuwei pun berpikir untuk menghabiskan waktu di tempat hiburan. Sekaligus juga untuk menghibur hatinya yang sedang dilanda rasa kesal dan gelisah yang tidak menentu.

Begitu sampai di tempat dituju. Dan setelah memakirkan mobilnya di pelataran parkir, Yuwei pun masuk ke tempat hiburan itu. Langsung mencari tempat duduk yang berada disudut. Dan begitu seoran pelayan datang, Yuwei langsung memesan minuman

Pelayan pun segera meninggalkan meja dimana Yuwei berada untuk .mengambilkan semua pesanan tuh cewek. Tak berapa lama kemudian, pelayan cewek itu telah kembali dengan temannya, seorang pelayan pria yang membawakan pesanan. Mereka pun meletakkan semua pesanan Yuwei di atas meja dimana gadis itu duduk.

"Berapa semua?" tanya Yuwei.

"Seratus lima pulu ribut yuan."

Yuwei mengeluarkan uangnya, dan menyerahkan pada si pelayan wanita.

"Sisanya untuk kalian berdua."Katanya.

"Terimakasih, jika perlu sesuatu jangan sungkan panggil kami."

"Ya."

"Perlu teman ngobrol?" tanya pelayan cewek nawarin.

"Nggak, Saya pengen sendiri." Jawab Yuwei.

"Baiklah, Selamat menikmati."

"Terimakasih."

"Permisi...

Yuwei hanya mengangguk.

Kedua pelayan itu pun meninggalkan Yuwei yang kini kembali duduk seorang diri. Kemudian Yuwei pun mulai menuangkan bir kedalam gelas bertangkai yang sudah disediakan. Separuh gelas dia isi bir dan separuhnya lagi dia isi dengan fanta, setelah itu dia pun mulai meneguk minumannya.

Ingat akan Zeyu, membuat kekesalan dihati Yuwei mulai terbakar. Segenap rasa pun bergolak menjadi satu memenuhi pikiran dan perasaannya. Kesal, kecewa, sedih, merana, beraduk menjadi satu. Dengan segenap pergolakan perasaan yang ada, dia minum campuran minuman yang ada di gelas bertangkai yang isinya seperampat liter itu sampai tuntas.Lalu kembali menuangkan kedua minuman itu ke dalam gelas sudah kosong. Meminumnya kembali sampai tuntas.

Melihat tingkah laku Yuwei, seorang pria muda yang dari tadi memperhatikannya, Kemudian menghampiri. Lalu dengan hati-hati, pria muda itu bertanya, "Boleh kutemani?"

Yuwei tak menyahut.

"Maaf, boleh saya temani?" ulang pria muda itu bertanya.

"Sebaiknya jangan ganggu saya!" tegas Yuwei.

"Pergilah! Saya tidak butuh teman! Saya ingin sendiri!"

"Anda terlalu banyak minum, Nona. Dan itu tidak baik untuk kesehatan anda," kata pria itu meninggalkannya.

"Apa pedulimu eh! diri-diri saya sendiri, uang-uang saya sendiri!" dengus Yuwei.

"Sepertinya anda sedang patah hati, Nona."

"Kalau ya, kenapa memangnya?!" Apa pedulimu? sebaiknya sebelum hilang kesabaran saya, pergilah dari hadapan saya."

Mendengar perkataan Yuwei yang seakan mengancam, akhirnya dengan wajah menunjukan rasa iba dan sedih, pria muda iyi pun kembali seorang diri. Namun begitu lelaki muda itu tetap terus memperhatikan Yuwei yang kembali meneguk minumannya. Bahkan, dua botol bir dan dua botol fanta yang ada di mejanya, kini sudah kosong tak tersisa barang setetes pun.

Yuwei pun mabuk, Dari mulutnya, keluar cwracauan yang tak menentu berupa makian dan ungkapan kekesalan yang lain.

"Kurang apa saya? Apa saya kurang cantik? tanyanya yang kemudian dia jawab sendiri, "Nggak! Saya cantik, saya menarik.

Dan saya yakin, banyak cowok yang tertarik dan suka sama saya...."

Semua orang yang ada di ruangan itu pun seketika mengarahkan perhatian mereka Pada Yuwei. Namun tak seorang pun, tremasuk pria muda yang tadi menghampiri Yuwei yang berusaha untuk mendekati dan memberi ketenangan serta nasehat. Mereka hanya tahu, cewek cantik itu tengah kecewa dan kesal.

avataravatar
Next chapter