7 bab 7 : style and leomero

dengan santai lisa berjalan memasuki kampusnya, ia bukan lah tipe orang yang suka berdandan bahkan lisa cenderung suka berpenampilan sangat biasa ingin mencoba menutupi kecantikan di wajahnya.

tapi sayang usahanya terbuang percuma, justru penampilan wajahnya yang polos itulah sering menarik perhatian.

"pagi sasaku"rangkulan sekaligus godaan dari teman temannya pun hal pertama yang ia dapatkan ketika memasuki area kampus.

"pagi, sasa, sasa emangnya lo kata gue micin apa ver?"jawab lisa tak lupa di iringi dengan protes yang kentara

sementara kedua temannya yang sudah faham akan sifat lisa kini hanya mampu terkikik geli.

mereka pun berjalan menuju kelas mereka yang memang memiliki jurusan yang sama.

***************

langkah tegap seorang zayn pun di sambut dengan hormat di perusahaan cabangnya di indonesia.

"selamat pagi mr. devinili"sapa menejer dan beberapa pejabat tinggi lain nya tak terkecuali karyawan yang sendari tadi terus menunduk hormat.

dengan sekali anggukan zayn membalas sapaan tersebut sampai akhirnya ia menaiki lift petinggi kantor, dan menuju ruang kerjanya.

"selamat pagi mr. devinili, mr. style sudah menunggu kedatangan anda dari tadi"resepsionis di lantai khusus ruangan nya pun menyapa zayn dengan nada menggoda sekaligus pakaian yang sangat minim menampakan belahan dadanya membuat zayn menatap nya dingin.

kamudian pergi meninggalkan resepsionis itu tanpa sepatah katapun

'ada apa dia datang ke kantor ku lagi'batin zayn mencoba bersikap biasa

sementara si resepsionis itu kini cemberut dan menahan wajah malu nya melihat sikap yang zayn berikan tadi kepadanya untung lantai ini sepi hanya ada sedikit karyawan sehingga ia tidak terlalu malu, sampai si teman nya kembali dari toilet.

"kau benar Rossa, ceo utama kita yang dari luar negri itu sungguh dingin tak tersentuh"curhat si sarah name tag resepsionis itu.

"apa kau sudah melihatnya, aku yakin dia pasti tampan, dan aku harus berhasil mendapatkan nya dia hanya milikku"mata rossa pun berkilat membara penuh dengan semangat, sementara sarah memandang sahabatnya malas, ia yakin rossa tak akan mungkin berhasil.

"ada apa lagi harry? kenapa kau datang lagi ke ruangan ku"tanya zayn saat pertama kali memasuki ruangan pribadi milik nya.

"dasar tidak di siplin, selalu datang terlambat"harry pun kembali menyelah zayn membuat si empu kesal

"berhentilah mengatai ku style, padahal kau ke sini karena ingin bertemu dengan sekertaris ku lagi"balas zayn mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"wow santai bro, kau sangat mengetahui tujuan ku datang ke sini"Harry pun terkekeh geli, kemudian menatap zayn serius.

"aku ingin kau memindahkan nya, di perusahaan ku malik, aku sangat menginginkan nya"kata kata harry kali ini terdengar sangat serius seakan ini ke inginan terbesarnya.

"apa? kau menginginkan sekertaris pribadiku yang kemarin" balas zayn dan di jawab anggukan dari Harry

"benar aku sangat menginginkan nya"ucapnya mantap.

"baiklah, aku akan memanggilnya ke sini"putus zayn kembali menelfon gina.

deringan pertama tak ada respon sampai dideringan berikutnya baru ada jawaban.

"hall___"belum sempat zayn melanjutkan ucapan nya

"oh my God, aku benar benar ingin mematahkan tangan mu sekarang juga zayn"kesal gina di seberang sana, bagai mana tidak saat ini ia sedang melakukan ritual mandi nya bahkan gumpalan busa pun masih tercetak jelas di kepalanya,tetapi mendengar deringan telponnya membuat ia segera bergegas mengira itu adalah wildrick.

"oww, gina slowly okey, don't angry again"balas zayn masih dengan terkekeh.

"ada apa lagi, kenapa kau menghubungiku di saat sekertaris tetapmu di sana sudah masuk"gina pun menghelah nafas pelan mencoba menahan rasa gregetnya.

"aku ingin kau membuat surat pemindahan sekertaris yang kemarin, ke perusahaan style"perintah zayn dengan nada dingin dan formal pun membuat gina langsung berada dalam mode serius.

"baik sir, tapi sekertaris itu hanya sekertaris biasa dia adalah murid kampus UI yang melakukan magang menjadi sekertaris dan harus di pantau selama 3 bulan setelah itu di baru boleh di anggap pekerja tetap "jelas gina dalam mode sekertaris sungguhan.

inilah yang paling zayn sukai dari ginq sekertaris pribadinya, walaupun mereka senang sekali bercanda tetapi gina tau sikon, hanya dengan sekali merubah suara nya dan dia langsung faham bahwa ini hal serius.

"apa dia hanya pegawai magang sementara dari kampus?"tanya zayn kemudian

"benar mr. devinili dan setelah dia menyelesaikan tugas nya selama 3 bulan bahkan mungkin skripsi dan wisudah nya, dia langsung bisa di tetapkan sebagai pegawai tetap di tempat perusahaan magang nya"kalimat penyelesian yang gina lontarkan sukses membuat harry kini mencoba menyimak lebih detail pembicaraan antara zayn dan gina tunangan triliuner muda wildrick.

pokoknya sisil nevia leomero harus berada di dalam jangkauan nya itu lah yang ada di benak harry saat ini.

banyak perjuangan yang harry lakukan untuk kembali menemukan sisil bahkan ia sangat mudah menyembunyikan diri, darinya Harry

saat ini mereka di berikan kesempatan untuk kembali bertemu dan harry akan melepaskan sisil? MUSTAHIL

"baik lah gina, sekarang kau boleh melanjutkan kembali ritual mandi mu"zayn kembali dalam mode bercanda tetapi gina sepertinya tak faham.

"baik ser, tapi kenapa kau bisa tau aku sedang mandi"gina masi tak sadar bahwa kini keseriusan zayn sudah menghilang sepenuhnya.

"dari suaramu yang kesal sungguh menggoda gina, kenapa? apa kau kesusahan untuk mandi sendiri dan kau membutuhkan bantuan sentuhan dariku" goda zayn membekab mulutnya sendiri terus menahan tawa membayangkan ekspresi kesal gina.

"jangan macam-macam zayn, akan ku patahkan kedua tangan mu kalau kau kembali berbicara sembarangan seperti itu padaku" gina berteriak kesal memutuskan panggilan ia telpon merek.

zayn menjauhkan iphone genggam dari telinga alisnya pun berkerut dalam, mana mungkin zayn berani menyentuh gina bisa bisa malah dia yang akan di hajar oleh mommy nya.

"jadi maksudmu, sisil adalah mahasiswa magang di perusahaanmu" harry langsung membondong zayn dengan pertanyaan santai

"hmmm" hanya gumam dari zayn untuk menjawab pertanyaan nya.

"kalau begitu aku akan melakukan nya seperti biasa, sudah aku pergi dulu" harry berdiri membenarkan baju yang di kenakannya, dan pergi meninggalkan zayn seorang diri.

*****************

"vera cepetan dong, pesen baksonya kita udah laper ni"teriak syifa mengema di kantin kampus, sementara lisa kini acuh memainkan ponselnya yang sendari tadi terus menerus berdering.

tning.

sebuah notifikasi pun berdering di kembali di handphone lisa tapi kali ini ia abaikan, sungguh memusingkan kepalanya, sati notifikasi di abaikan bekali kali notif baru terus berbunyi.

"sa, renspon dikit ngapa"syifa yang merasa terganggu akibat deringan handphone lisa pun menegurnya.

"sudah abaikan saja, palingan juga sama saja mama dan yang lain nya enggak penting"lisa kini mulai menusukkan pentol bakso di mangkuk miliknya menuntuk masuk kedalam mulutnya

"eits jangan makan dulu, tunggu vera sa kamu kok enggak setia banget si jadi orang"syifa yang menahan pergerakan lisa, kemudian menarik kembali garpu diiringi dengan kepala lisa ikut memutar seirama dengan garpu.

"sudah dong, Syifa jangan menyiksa lisa, kasian dia kelaparan, mari kita makan"Vera yang barusaja kembali dari antrian memesan bakso ikut gabung duduk di hadapan kedua teman nya kini ikut mendelik tajam padanya.

"kenapa kalian melihatku seperti itu"tanya vera dengan wajah tak berdosa.

"vera kau tau tidak rasanya di sempal cabai"lisa bertanya sembarin terus mengaduk aduk gumpalan cabai giling.

vera pun faham dengan acaman halu yang lisa berikan, membuat syifa kini tertawa terbahak bahak melihat ekspresi sahabatnya, mereka pun makan dalam keheningan sampai pembicaraan yang di buka oleh vera.

"kalian tau tidak, kalau kita mau di berikan tugas untuk magang ke perusahaan perusahaan ternama"berita yang syifa keluarkan kali ini sukses membuat lisa memuntahkan kembali isi bakso di dalam mulutnya.

"apa menjadi magang"tanya lisa dengan mulut belopotan karena kuah bakso yang ia makan, membuat syifa maupun fera infil

"ih lisa jorok, telen dulu makan nya bukan nya malah di keluarkan lagi"kompetar syifa dengan pedas menyodorkan dua lembar tisu pada lisa hanya mampu menyengir kuda tak berdosa.

"hehehehe, maaf kelepasan, abis baksonya sendiri yang mau loncat keluar lagi"ucap lisa membuat kedua temannya kini hanya menggeleng geleng kepala.

merekapun makan dengan tenang sampai akhirnya lisa mengalami sakit perut karena banyaknya cabai yang ia konsumsi, dan permisi pegi ke kamar mandi.

vera dan syifa masih menikmati bakso keduanya yang tinggal sedikit lagi , sampai terdengar suara sepatu kini berjalan ke arah mereka duduk mengambil minuman milik syifa.

"ini kan minuman gue sa"kesal syifa kemudian terhenti.

"loh sisil, kok lo bisa ada di sini, bukannya lo udah magang duluan ya? seharusnya lo itu kan kerja kok malah bermalas-malasan"celoteh vera menunjuk nunjukan garpu di tangan nya pada sisil, Syifa masih tercengang minuman nya habis di tangan nenek lampir ini

"hei sisir kalau kau marah jangan mengambil minuman orang sembarangan dong, kepedesan nih gue"syifa yang mendapatkan kembali pita suara nya pun langsung menyodorkan protes.

"berhenti merengek syifa, aku sedang dalam mod yang buruk sangat, sangat,sangat buruk"mata nya pun menajam di akhir kalimat, membuat syifa dan vera meneguk ludahnya.

"terus apa yang membawamu kembali ke kampus saat ini padahal kamu seharusnya magang"vera pun bertanya .

"entahlah aku di panggil kembali oleh pihak kampus katanya ada kesalahan dalam menempatkan ku di perusahaan tempat ku magang sekarang" jelas sisil sedikit merengek seperti anak kecil.

"jadi maksudmu kau akan di pindahkan ke perusahaan lain"syifa kemudian ikut bertanya sementara sisil hanya mengangguk membenarkan.

"tapi siapa pelaku utama dari semua ini sisil, kau adalah orang pertama yang mengalami kesalahan penempatan mahasiswi magang" pertanyaan vera kali ini membuat kepala sisil tertoleh 180 Drajat, vera benar pasti ada dalang di balik ini semua, tapi siapa? ia tak terlalu banyak musuh, tapi terakhir kali ia bertemu dengan.....

mata sisil pun terjelit sketika, ia sadar sepenuhnya

'style sialan'batinya berteriak kesal.

"gue pergi dulu, ada urusan penting yang harus di selesikan"ucap sisil kemudian pergi meninggalkan kedua temannya.

tak ada yang tahu kini bahwa kini terjadi sesuatu pada lisa...

avataravatar
Next chapter