17 bab 17 : late on the first day

"lisa.... cepat turun sayang makan sarapanmu dulu"teriak clara memang sangat mendominasi kediaman verguez dan seperti biasa jamson duduk dengan santainya menikmati kopi dan sarapan paginya tak kau ambil pusing dengan kebiasaan istrinya.

"ya sabar bentar ma, lisa masih beres beres ini"balasan yang berupa terikan tersebut semakin mendominasi mansion mewah mereka.

"apa memang berteriak, menjadi salah satu cara komunikasi kalian paling ampuh"tanya jamson kini menatap wajah istrinya meminta penjelasan.

bagaimana tidak dari dulu hingga sekarang memang teriaklah yang selalu memenuhi kebisingan di kediaman mewah ini, seakan tanpa teriak mereka akan kehabisan suara mendengar pertanyaan suaminya mau tak mau mampu membuat clara melotot tajam.

ini keputusan yang sangat sangat salah, pertanyaan yang tidak tepat untuk pagi mereka yang tenang ini.

1

2

3....

"kenapa, papa enggak suka mama teriak teriak, papa lebih seneng mama kayak mbak di rumah sebelah yang bahkan ngomong aja suaranya engak kedengaran begitu, dengan lembut dia menyapa suaminya sedikit belaian selalu di berikan tiap pagi seakan takut suaminya direbut karena memang dia perebut, papa mau mama kayak pelakor sebelah"cerocos clara seperti teronton perecon yang tidak ada habisnya, jamson pun memijat kepalanya pusing mendengar ucapan satu tarikan nafas

"udah udah mama berhenti pidatonya, lisa sudah mau telat ni benter lagi"entah kenapa mendengar lisa menyelah percakapan di antara mereka jamson sedikit benafas legah ia merasa terselamatkan setidaknya untuk beberapa waktu ke depan.

******************

getaran ponsel di dalam sakunya mampu menyadarkan lisa bahwa kini ada nontifikasi yang masuk ia pun segera melihat pesan tersebut dahinya berkerut dalam,

siapa ini?

unknown number.

'baby little ingatlah tidak ada kata terlambat bagi karyawan baru seperti mu, aku bukan nya orang yang memiliki rasa toleransi yang tinggi'

setelah membaca secarik pesan maut itu lisa mendegus kesal tanpa di beritahu ia sudah mengetahui siapa si pemilik nomor tak di kenal itu dengan sedikit kasar ia kembali memasukan ponsel genggamnya kedalam tas samping miliknya.

langkahnya pun berhenti tepat di depan area perusahaan magangnya kepala lisa pun mendongkak menatap betapa besar dan megahnya perusahaan milik lelaki mesum itu, dan walaupun terpaksa harus jujur lisa tetap memberikan nilai plus untuk perusahaan sebesar ini padahal ini hanya cabang, bagaimana utamanya ya pasti lebih besar lagi.

dengan langkah mantap tapi pasti lisa berjalan memasuki kawasan perusahaan aura percaya diri menyerbak dari dalam dirinya, semua pemandangan pun menatap ke arahnya seakan kehadirannya lebih menarik ketimbang tumpukan demi tumpukan dokumen di tangan mereka.

lisa adalah tipe orang yang cuek dan tidak perduli sekitar walaupun kini ia sudah mengambil sebaguan besar perhatian karyawan lainnya ia tidak perduli dan bahkan lebih memilih melanjutkan perjalanan nya kemeja resepsionis

"permisi mbak ada yang bisa saya bantu"tanya resepsionis itu ramah tersenyum lembut memberikan lisa sedikit kenyamanan setidaknya di perusahaan sebesar ini masih ada yang normal.

lisa pun menjelaskan kedatangannya kesini dengan cepat resepsionis itu langsung mengerti ia pun mengambilkan beberapa dokumen dan memberikan nya pada lisa.

"ini ada beberapa dokumen yang harus di tandatangani oleh pak ketua, dan juga ini ada beberapa jadwal yang harus anda susun"jelas resepsionis bernama farah itu sambil memberikan beberapa map ke tangan lisa dan di sambut baik oleh nya.

"oh ya nak lisa, kamu bisa memakai lift sebelah sana untuk mencapai langsung ruangan di mana kantor ketua devinili berada"tangan farah mengarah dengan sopan pada salah satu lift dengan sekali anggukan lisa pun segera pergi.

ting.

lantai 30.

pintu lift pun terbuka lisa segera pergi menghadap resepsionis yang bertugas fi lantai khusus milik bos perusahaan, ia melakukan hal yang sama pada resepsionis itu, tapi sedikit berbeda seperti nya perempuan satu ini tidak menyukai kehadiran nya terlihat dari cara dia menatap lisa berulang kali seakan menyamakan penampilan nya pada lisa.

"kau yakin bertugas sebagai sekertaris nya zayn" tanya nya angkuh lihat ia bahkan dengan lancang nya menyebut bosnya langsung dengan nama tanpa ada embel embel pak atau apa pun itu.

melihat pancaran permusuhan yang memang di perlihatkan dengan jelas oleh resepsionis songong itu lisa langsung menatapnya nyalang dan setengah melotot memberikan perlawanan.

"iya, memangnya kenapa? ada masalah?" mata lisa menjawab di iringi dengan pelototan tiada kentara.

wanita bername tang sarah itu mendegus kesal ia menatap prnampilan lisa dari atas kebawah, apa apaan ini lisa tidak memakai rok pendek dan pakaian sekertaris pada umumnya, dan bahkan wajahnya sangan polos dari make up tapi walaupun sarah benci mengakui kenyataannya lisa sangat cantik dan imut tanpa polesan make up sedikit pun matanya kemudian beralih melihat sepan dan kaos seadanya yang di kenakan lisa serta rambut yang ia kuncir kuda.

"dengan penampilan seperti ini,? kau masih mengaku sebagai sekertaris magang, bahkan penampilanmu saat ini lebih cocok sebagai adiknya mr.devinili"ketus sarah membuat lisa mendegus kesal sungguh berlama lama dengan perempuan satu ini hanya dapat membuang waktu nya secara percuma.

"kau kembali lah bekerja, dan kau ikut dengan ku" suara yang tiba tiba datang menyelah pembicaraan kritikan sarah untuk lisa dengan sekali helaan nafas lisa merasa tertolong.

"baik, mrs. gina" sarah menunduk patuh, gina pun mengajak lisa dan menuntunya masuk kedalam ruangan kesan pertama lisa untuk ruangam tersebut, ya jentel abu abu lebih mendominasi di dalam ruangan nya ter sebut sampai akhirnya pendengaran nya menangkap suara menyebalkan yang pertama kali mengintrupsi kedatangannya.

"lima menit empat puluh tujuh detik"sapaan pertama yang lisa dengar berhasil membuatnya ambigu.

"hah?" hanya kata itu yang ia anggap pantas keluar dari mulut nya.

"kau terlambat lima menit empat puluh tujuh detik, baby" suara itu kembali terdengar membuat lisa mengepalkan kedua tangannya kesal apa apaan ini ia baru saja tiba.

"apa kau ingin mencari gara gara dengan ku pagi ini " balas lisa tak urung dengan nada sedikit mengeram kesal.

"santai, baby aku tidak akan mencari ribut dengan mu,gina kau boleh pergi"zayn terkekeh ia kemudian memerintahkan agar sekertaris peribadinnya pergi meninggalkan mereka berdua, tanpa banyak tanya dan protes gina pergi dengan patuh ia malas berdebat di pagi yang cerah ini.

" dan kau tahu baby little pink, aku tidak akan pernah lupa memberikanmu hukum walau pun ini adalah pertama mu"hembusan nafas membelai lembut seputaran leher terekspos milik lisa kontan membuat bulubdi sekujur tubuhnya meremang kaku,

avataravatar
Next chapter