3 Episode 03

Bandung 

Di rumah pak Krisna

Masih di ruang keluarga..

"Mandi dulu gih sana nduk..", pinta bu Dewi.

"Tunggu sebentar ya bude, Titah istirahat dulu", kata Titah.

"Oh ya, kamu lagi apa nduk ?", tanya bu Dewi.

"Lagi Facebook an bude..", jawab Titah.

"Oh..", seru bu Dewi.

"Iya bude..", sambung Titah. 

                     ** 

Facebook Titah 

"Alhamdulillah sudah sampai di rumah, yang belum mandi saja hehe..", kata Titah yang mengupdate status Facebook. 

                     ** 

Purwokerto 

Di pangkalan ojek.. 

"Dia update status, chat ah..", kata Irfandi yang melihat status Titah. 

                     ** 

Percakapan Irfandi dan Titah lewat messenger. 

"Sore..", Irfandi menyapa Titah. 

"Iya sore juga mas nya hehe..", sambung Titah. 

"Lagi ngapain ?", tanya Irfandi. 

"Lagi duduk saja, mas nya sendiri ?", tanya Titah juga. 

"Sama dong, aku juga lagi duduk nih..", jawab Irfandi. 

"Oh sama siapa ?", tanya Titah lagi. 

"Sendiri, kamu sendiri duduk sama siapa ?", tanya Irfandi juga. 

"Aku sama pakde, mas..", jawab Titah. 

"Oh..", seru Irfandi. 

"Iya mas..", sambung Titah. 

"Emm boleh tanya gak ?", tanya Irfandi lagi. 

"Boleh dong hehe, mau tanya apa ?", tanya Titah juga. 

"Kamu sudah punya cowok belum ?", tanya Irfandi lagi. 

"Belum mas.., kenapa memangnya ?", tanya Titah juga. 

"Enggak, cuma tanya saja kok hehe..", jawab Irfandi. 

"Oh..", seru Titah. 

"Iya..", sambung Irfandi. 

                     ** 

Masih di pangkalan ojek.. 

"Fan..", seru Arif. 

"Inggih rif, ngapa ?" 

(Iya rif, kenapa ?), tanya Arfan. 

"Kuwi loh si Fandi, lagi kasmaran nggih ?" 

(Itu loh si Fandi, sedang kasmaran ya ?), tanya Arif juga. 

"Inggih, lagi kasmaran lan lagi cedhak uga karo wong bandung, rif.." 

(Iya, sedang kasmaran dan sedang dekat juga dengan orang bandung, rif..), jawab Arfan. 

"Oh.., pantes senyam-senyum sendiri..", seru Arif. 

"Emang ora tau merasakan kasmaran kowe, rif ?"  

(Memang gak pernah merasakan kasmaran kamu, rif ?), tanya Irfandi. 

"Nah bener tuh rif, jawab pertanyaan Fandi.." 

(Nah benar tuh rif, jawab pertanyaan Fandi..), kata Arfan. 

"Kasmaran, nggih tau sih.."  

(Kasmaran, ya pernah sih..), jawab Arif. 

"Gimana rasanya rif ?"  

(Bagaimana rasanya rif ?), tanya Irfandi lagi. 

"Padha kaya sing kowe rasakan Fandi,  pokoknya gimana gitu deh, hehe.." 

(Sama seperti yang kamu rasakan Fandi, pokoknya bagaimana gitu deh, hehe..), jawab Arif. 

"Nah kuwi tau, wis ah arep banjur chat-an padha calon yayang ku, hehe.."

(Nah itu tau, sudah ah mau lanjut chat-an sama calon yayang ku, hehe..), kata Irfandi lagi. 

"Fandi..", seru Arif. 

"Apa ?", tanya Irfandi lagi. 

"Ya ngomong yen kowe dhemen padha dheweke bokmenawa dheweke uga nduwe rasa sing padha kaya sing kowe rasakan" 

(Ya ngomong kalau kamu suka sama dia mungkin dia juga punya rasa yang sama seperti yang kamu rasakan), jawab Arif yang memberikan saran pada Irfandi. 

"Inggih mengko, aku kode wae deh lewat beranda Facebook hehe.." 

(Iya nanti, saya kode saja deh lewat beranda Facebook hehe..), kata Irfandi. 

Lalu aku mengupdate status di Facebook untuk memberitahu tentang perasaanku, dan dia pun chat aku, lalu bertanya padaku siapa perempuan yang ku maksud, lalu aku mengirimkan fotonya, dia pun tak percaya kalau aku mulai nyaman dengannya dan menyukainya. 

Aku pun menyatakan cintaku padanya lewat chat whatsapp, dia pun menerima ku menjadi kekasihnya. 

Kini di status hubungan Facebook ku dan dia berpacaran, begitu juga di status whatsapp kami. 

Bandung 

Di rumah pak Krisna 

Masih di ruang keluarga.. 

"Bude, Titah mandi dulu ya", kata Titah. 

"Iya, handuknya sudah bude taruh di belakang pintu kamar mandi ya", sambung bu Dewi. 

"Nggih bude.." 

(Ya bude..), seru Titah. 

Di depan rumah.. 

"Assalamu'alaikum", Pras, Tiyo, dan Renaldy memberikan salam pada pak Krisna dan bu Dewi. 

Di ruang keluarga lagi.. 

"Wa'alaikumussalam", pak Krisna dan bu Dewi menjawab salam dari Pras, Tiyo dan Renaldy. 

"Siapa mah ?", tanya pak Krisna. 

"Mungkin anak-anak yah..", jawab bu Dewi. 

"Assalamu'alaikum", Pras, Tiyo, dan Renaldy memberikan salam pada pak Krisna dan bu Dewi. 

"Wa'alaikumussalam", pak Krisna dan bu Dewi menjawab salam dari Pras, Tiyo dan Renaldy. 

"Tuh benar kan anak-anak yah..", kata bu Dewi. 

"Titah sudah pulang mah ?", tanya Tiyo. 

"Sudah..", jawab bu Dewi. 

"Oh ya kamu ke kamar Titah gih Pras..", pinta bu Dewi. 

"Kok Pras, memang mau ngapain mah ?", tanya Pras. 

"Kamu turunkan kopernya Titah, terus kamu minta dia masukin bajunya dan barang yang biasa dia bawa kemana-mana", jawab bu Dewi. 

"Pras, Pras..", seru pak Krisna. 

"Muhun yah, aya naon ?" 

(Iya yah, ada apa ?), tanya Pras. 

"Ulah nyarios ka Titah lamun urang hayang ka solo nya" 

(Jangan bilang ke Titah kalau kita mau ke solo ya), jawab Krisna. 

"Siap yah..", seru Pras. 

Di kamar Titah.. 

"Mandi dulu..", kata Titah. 

"Tah, dik..", seru Pras. 

"Iya, kenapa dan situ siapa ya hehe ?", tanya Titah. 

"Mas Pras, dik..", jawab Pras. 

"Oh lagi mandi, ya sudah deh tunggu di kamarnya saja", kata Pras. 

Purwokerto 

Masih di pangkalan ojek.. 

"Fandi, gak pulang, itu si Arfan sudah pulang ?", tanya Arif. 

"Tunggu sebentar lagi, tanggung satu tarikan lagi", jawab Irfandi. 

"Oh ya sudah, saya duluan ya kalau begitu", kata Arif. 

"Ya..", sambung Irfandi. 

                     ** 

Facebook Irfandi 

"Aku sayang kamu, kamu nya mau gak jadi pacarku, semoga saja orangnya peka hehe..", Irfandi mengupdate status di Facebook nya dan Irfandi memberikan kode pada Titah. 

                     ** 

Masih di pangkalan ojek.. 

"Kode dia dulu deh, semoga orangnya peka, aku narik dulu deh ada orderan masuk nih..", kata Irfandi. 

Di rumah pak Krisna 

Di ruang tamu.. 

"Yah kok dia gak chat aku ya", kata Irfandi yang kecewa menunggu chat dari Titah. 

"Fan..", seru Arif. 

"Iya rif..", sambung Arfan. 

"Si Fandi kenapa, perasaan tadi di pangkalan ojek senyum-senyum sendiri, kok sampai rumah merengut gitu, galau apa bagaimana ya ?", tanya Arif. 

"Gak tau, gak ngurusin urusan orang..", jawab Arfan. 

"Apa aku saja yang berlebihan, hemm..", kata Irfandi lagi yang masih kecewa. 

"Fandi..", seru Arif. 

"Ya, eh Arif, aku pinjam gitarmu ya", kata Irfandi yang meminjam gitar Arif. 

"Iya pakai saja nih..", sambung Arif yang memberikan gitarnya pada Irfandi. 

"Ambil suara dulu deh..", kata Irfandi lagi 

                     ** 

Kini Hanya Tentangmu - Rizky Billar / Irfandi. 

Hu-uu

Hu-uu

Hu-uu

Tiada kusangka begitu mudah

Kau buatku melupakan dia

Bayang wajahmu t'rus menggangguku

Di benakku kini hanya tentangmu 

Apa mungkin hatimu untukku

Seperti hatiku

Yang kini telah jadi milikmu 

Apa kau di sana

Rasakan yang sama

Apa kau juga mencintaiku (cintaiku) 

Tiada kusangka begitu mudah

Kaubuatku (Kaubuatku) melupakan dia (Lupakan dia) 

Bayang wajahmu (Wajahmu) t'rus menggangguku

Dibenakku kini hanya tentangmu, wo-ho (Kini hanya tentangmu)

Apa mungkin hatimu untukku

Seperti hatiku

Yang kini telah jadi milikmu 

Apa kau di sana

Rasakan yang sama

Apa kau juga mencintaiku, hoo-wo-ho

Apa mungkin (Hatimu untukku)

Seperti hatiku

(Yang kini telah jadi milikmu) Jadi milikmu

Apa kau di sana

Rasakan yang sama, ho-ho-uwo

Apa kau juga mencintaiku

Ku mencintamu 

                     ** 

Masih di ruang tamu.. 

"Nih rif, terimakasih ya, aku mau masuk ke dalam kamar dulu ya", kata Irfandi yang mengembalikan gitar pada Arif. 

"Nggih Fandi, sami-sami, bener lagi galau si Fandi, fan.." 

(Ya Fandi, sama-sama, benar sedang galau si Fandi, fan..), sambung Arfan. 

Bandung 

Di rumah pak Krisna 

Masih di kamar Titah.. 

"Mas Pras, kenapa ?", tanya Titah. 

"Gak, oh ya biasanya kamu pakai koper yang mana dik Titah, kalau pergi ?", tanya Pras juga. 

"Yang hijau, kenapa ?", tanya Titah lagi. 

"Gak, mas turunin ya, oh ya tah, kamu kemas baju dan barang-barang yang biasa kamu bawa ya", jawab Pras. 

"Haa.., untuk apa ?", tanya Titah lagi. 

"Ada deh, dik di tunggu mama di ruang keluarga ya", jawab Pras lagi. 

"Oh iya..", seru Titah. 

"Ya sudah mas tinggal ya..", kata Pras. 

"Ya mas.., ini sebenarnya ada apa sih, kok bikin bingung ya, kesana saja deh, oh iya lupa hp ku sudah penuh belum ya, sudah ternyata", sambung Titah. 

Di ruang keluarga lagi.. 

"Kumaha Pras, atos ?" 

(Bagaimana Pras, sudah ?), tanya pak Krisna. 

"Atos yah.."

(Sudah yah..), jawab Pras. 

"Nya atos, ieu di ngaleuet baheula susunya"   

(Ya sudah, ini di minum dulu susunya), kata bu Dewi. 

"Muhun mah.." 

(Iya mah..), seru Pras. 

Di kamar Titah lagi.. 

"Nanti saja deh ke ruang keluarganya, online Facebook dulu deh, mas Irfandi update status, kira-kira untuk siapa ya, tanya saja deh..", kata Titah. 

                     ** 

Percakapan Titah dan Irfandi lewat messenger. 

"Assalamu'alaikum mas..", Titah memberikan salam pada Irfandi. 

"Wa'alaikumussalam", Irfandi menjawab salam dari Titah. 

"Cie untuk siapa tuh yang di status ?, Hehe..", tanya Titah. 

"Untuk ini, sebentar aku kirim fotonya ya..", jawab Irfandi mengirimkan foto Titah pada Titah. 

"Haa.., itu kan foto saya mas..", Titah kaget saat Irfandi mengirim fotonya. 

"Emm boleh lanjut whatsapp gak ?", tanya Irfandi. 

"Boleh mas..", jawab Titah. 

"Oke..", seru Irfandi. 

                     ** 

Percakapan Irfandi dan Titah lewat whatsapp. 

"Malam..", sapa Irfandi. 

"Iya malam juga..", sambung Titah. 

"Gadis cantik 

Di bawah bakau ada itik

Bunga merekah di atas bangku

Wahai engkau gadis cantik

Maukah jadi pacarku ?" Irfandi menyatakan cinta dengan pantun. 

"Jawab dong, Please..", Irfandi memohon pada Titah. 

"Emm..", seru Titah. 

"Please, jawab dong..", Irfandi memohon pada Titah. 

"Iya mas, aku mau jadi pacar kamu..", jawab Titah. 

"Serius kamu terima cinta aku ?", tanya Irfandi. 

"Iya mas, aku mau jadi pacarmu mas..", jawab Titah lagi. 

                     ** 

Purwokerto 

Di rumah pak Joko 

Di kamar Irfandi dan Arfan.. 

"Yes.., huh..", Irfandi lompat kegirangan karena cintanya di terima oleh Titah. 

Di ruang tamu.. 

"Si Irfandi kenapa ya, kok rame sekali kamar ?", tanya pak Joko. 

"Gak tau pak, sebentar saya lihat di kamar dulu..", jawab Arfan. 

Di kamar Irfandi dan Arfan lagi.. 

"Yes, Titah Kesumawardani ku, muah muah muah muah..", Irfandi masih lompat kegirangan karena cintanya di terima oleh Titah dan Irfandi mencium foto Titah di hpnya. 

"Kowe ngapa sih Fandi ?" 

(Kamu kenapa sih Fandi ?), tanya Arfan. 

"Kowe tau ora, cintaku neng tampa fan, seneng aku banget" 

(Kamu tau gak, cinta ku di terima fan, seneng aku sekali), jawab Irfandi. 

"Oalah, aku kira ana apa, bapak tanya tuh.." 

(Oalah, saya kira ada apa, bapak tanya tuh..), keluh Arfan. 

"Ya wis gih kana, aku isih arep chat-an karo yayang ku, aja rusuhi hehe.." 

(Ya sudah gih sana, saya masih mau chat-an dengan yayang ku, jangan ganggu hehe..), pinta Irfandi yang mengusir Arfan dari kamarnya. 

"Inggih deh inggih Fandi.." 

(Iya deh iya Fandi..), Arfan pun keluar dari kamarnya. 

                     ** 

Percakapan Irfandi dan Titah lewat whatsapp. 

"Kamu lagi apa mas, sekarang ?", tanya Titah. 

"Lagi di kamar nih, biar gak ada yang ganggu chat-an aku denganmu sayang, hehe..", jawab Irfandi. 

"Oh..", seru Titah. 

"Iya sayang..", sambung Irfandi. 

"Oh ya mas, nanti lagi ya di lanjutkan chatnya aku di panggil bude ke ruang keluarga, gak apa-apa kan mas ?", tanya Titah. 

"Iya sayang gak apa-apa kok, nanti kita lanjutkan lagi ya chat-an nya, dan kabari aku ya sayang, muah..", jawab Irfandi. 

"Iya mas nanti saya kabari..", seru Titah.

avataravatar
Next chapter