2 Episode 02

Masih di depan kelas Tiyo.. 

"Yeh di panggilin kok gak ada yang nyahut dan nengok ya, kayanya harus kesana deh..", kata Ridwan. 

"Saha nya yo.. ?"

(Siapa ya yo.. ?), tanya Pras. 

"Teuing.." 

(Entah..), jawab Tiyo. 

"Ieu pan beurang nya masa aya demit da.." 

(Ini kan siang ya masa ada setan sih..), kata Pras yang mulai ketakutan. 

"Muhun nya, ieu pan beurang mana aya demit berkeliaran beurang bolong begini" 

(Iya ya, ini kan siang mana ada setan berkeliaran siang bolong begini), sambung Tiyo. 

"Demit, demit, raos wae" 

(Setan, setan, enak saja), sambung Ridwan yang mendengar perkataan Pras dan Tiyo. 

"Oh anjeun nu panggil urang" 

(Oh kamu yang panggil kita), seru Pras. 

"Abdi kira demit.. 

(Saya kira setan..), sambung Tiyo. 

"Seberengan lamun ngomong" 

(Seberengan kalau berbicara), keluh Ridwan. 

"Sembarangan Ridwan, bukan semberengan", sambung Tiyo. 

"Atos ulah di bahas deui, aya nu hayang abdi tanyakan nih, mas tiyo, mas pras" 

(Sudah jangan di bahas lagi, ada yang mau aku tanyakan nih, mas Tiyo, mas Pras), kata Ridwan. 

"Hayang taros naon ?" 

(Mau tanya apa ?), tanya Tiyo. 

"Titah naha deui, bucin deui nya, ti tatadi perhatian na ka hp mulu, kabogoh anyarna jalmi manten emas ?"

(Titah kenapa lagi, bucin lagi ya, dari tadi perhatian nya ke hp mulu, pacar barunya orang mana mas ?), tanya Ridwan. 

"Heueuh kali, urang henteu teurang kabogohna jalmi manten"

(Iya kali, kita tidak tau pacarnya orang mana), jawab Pras. 

"Haa..", Ridwan kaget mendengar jawaban dari Pras. 

"Naha ?" 

(Kenapa ?), tanya Tiyo. 

"Reuwas wae,mangsa da maraneh duaan teu teurang,eta pan adi maraneh sorangan ?"

(Kaget saja, masa sih kalian berdua gak tau, itu kan adik kalian sendiri ?), tanya Ridwan lagi. 

"Adi kuring nya adi kuring,abdi teu hoyong pipilueun,kajabi lamun aya hiji jalma anu nganyenyeri na anyar urang habisin,nya teu emas ?"

(Adikku ya adikku, saya gak mau ikut campur, kecuali kalau ada seseorang yang menyakiti nya baru kita habisin, ya gak mas ?), tanya Tiyo juga. 

"Oh muhun atuh, jeulas.."

(Oh iya dong, jelas..), jawab Pras. 

"Oh, ya sudah deh kalau begitu gue balik ke kelas gue ya", kata Ridwan. 

"Iya..", seru Tiyo dan Pras. 

"Ya sudah mas, aku juga mau masuk ke kelas duluan ya", kata Tiyo. 

"Assalamu'alaikum", Tiyo dan Ridwan memberikan salam pada Pras. 

"Wa'alaikumussalam", Pras menjawab salam dari Tiyo dan Ridwan. 

Di kelas Titah lagi.. 

"Tadi Ridwan nanya apa ya ?", Titah bertanya-tanya sendiri. 

Aku pun melihat status Titah di Facebook kalau dia sedang berada di kampus dan mengikuti mata kuliahnya, setelah aku dan dia chating an. 

Facebook Titah.. 

"Lanjut mata kuliah dulu ah.., nanti baru deh lanjut chating an lagi, hehe..", Titah meng-update status di Facebook. 

Dan aku hanya bisa kasih like (jempol) saja, aku juga melanjutkan pekerjaan ku. 

Purwokerto 

Di pangkalan ojek.. 

"Fan, Arfan.." 

"Iya rif, kenapa ?", tanya Arfan. 

"Fandi kenapa, kok tumben gak gabung di sini, dia duduknya agak jauhan juga ?", tanya Arif juga. 

"Inyong ora ngerti rif, saka wingi bengi wis kaya kuwi, Irfandi chatingan padha wedok, wedok ne ayu banget rif.., wis tukaran nomer whatsapp" 

(Saya tidak tau rif, dari kemarin malam sudah seperti itu, Irfandi chatingan sama perempuan, perempuannya cantik sekali rif.., sudah tukaran nomer whatsapp), jawab Arfan. 

"Oh ngono, apa pacar anyar e ta fan ?" 

(Oh gitu, apa pacar barunya fan ?), tanya Arif lagi. 

"Mboh rif, takon dewek" 

(Gak tau rif, tanya sendiri), jawab Arfan lagi. 

"Lah kowe arep kemana ?"  

(Lah kamu mau kemana ?), tanya Arif lagi. 

"Arep narik.."  

(Mau narik..), jawab Arfan lagi. 

"Oh..", seru Arif. 

Dan aku pun membuka Facebook kembali ternyata sudah ada yang komentar di Facebook nya. 

Facebook Titah.. 

"Lanjut mata kuliah dulu ah.., nanti baru deh lanjut chating an lagi, hehe..", Titah meng-update status di Facebook. 

"Cie siapa tuh, cowok baru ya ?", tanya Kamil yang mengomentari status Titah. 

"Cie chat an sama siapa sek ?", tanya Renaldy yang mengomentari status Titah. 

"Tau chat an sama siapa sih, tadi pagi gue tanya boro-boro di jawab serius, matanya ke hp saja.., gue nya di cuekin ?", tanya Ridwan yang mengomentari status Titah. 

"Wah ada yang baru, pj, pj..", kata Pras yang meledek Titah di statusnya.

Dan dia pun membalas komentar di Facebook nya, lalu aku pun chat dia lagi. 

Seminggu sudah aku mengenalnya dia membuat aku merasakan hal yang sama seperti sebelumnya yaitu jatuh cinta kembali, aku akui dia telah membuat ku nyaman dan membuat jantung ini berdetak sangat kencang. 

Facebook Titah.. 

"Lanjut mata kuliah dulu ah.., nanti baru deh lanjut chating an lagi, hehe..", Titah meng-update status di Facebook. 

"Cie siapa tuh, cowok baru ya ?", tanya Kamil yang mengomentari status Titah. 

"Cie chat an sama siapa sek ?", tanya Renaldy yang mengomentari status Titah. 

"Tau chat an sama siapa sih, tadi pagi gue tanya boro-boro di jawab serius, matanya ke hp saja.., gue nya di cuekin ?", tanya Ridwan yang mengomentari status Titah. 

"Wah ada yang baru, pj, pj..", kata Pras yang meledek Titah di statusnya.

"Ada deh, kepo deh elu pada..", jawab Titah yang membalas komentar dari Ridwan, Kamil, dan Renaldy. 

                     ** 

Percakapan Titah dan Irfandi lewat messenger. 

"Sore..", Irfandi menyapa Titah. 

"Iya sore juga mas Irfandi", Titah membalas sapaan dari Irfandi. 

"Lagi ngapain ?", tanya Irfandi. 

"Lagi nungguin jemputan, masih di kampus hehe..", jawab Titah. 

"Oh.., coba dekat ya, kalau dekat saya jemput deh hehe..", kata Irfandi. 

"Kalau sudah di jemput kemana aku nya mas ?", tanya Titah. 

"Ku ajak jalan-jalan dong dan ku bonceng pake motorku, hehe..", jawab Irfandi. 

"Oh..", seru Titah. 

"Mas Irfandi sendiri lagi apa ?", tanya Titah lagi. 

"Lagi chat an sama kamu, sekalian nunggu yang order ojek ku nih..", jawab Irfandi lagi. 

"Oh..", seru Titah. 

"Iya..", sambung Irfandi. 

"Kamu sudah makan belum ?", tanya Irfandi lagi. 

"Belum mas, mas nya sendiri ?", tanya Titah juga. 

"Sama dong hehe.., kenapa kamu belum makan ?", tanya Irfandi lagi. 

"Kan belum sampai di rumah mas..", jawab Titah lagi. 

"Oh iya ya ya..", seru Irfandi lagi. 

                     ** 

Bandung 

Di kampus Titah (Institut Teknologi Bandung), 

Di kantin kampus.. 

"Mbak Titah.." 

"Muhun mang.."  

(Iya mang..) 

"Hayuk pulang", kata Ucup.

"Iya mang, mang tas saya bawain ya", kata Titah yang masih sibuk dengan chatingan dengan Irfandi. 

"Muhun mbak.." 

(Iya mbak..), Ucup melaksanakan perintah dari Titah. 

                     ** 

Percakapan Irfandi dan Titah lewat messenger. 

"Emm, maaf nih kaya nya aku harus narik deh, di sambung lagi gak apa-apa kan ?", tanya Irfandi. 

"Oh iya mas tidak apa..", jawab Titah. 

"Oke..", seru Irfandi. 

                     ** 

Di rumah pak Krisna 

Di ruang keluarga.. 

"Yah bagaimana ?", tanya bu Dewi. 

"Sudah siap dong mah, ayah juga sudah ambil cuti sebelum hari H, untuk ke solo minggu depan", jawab pak Krisna. 

"Titah pasti senang ya kalau kita ajak liburan", kata bu Dewi. 

"Pastinya dong mah..", sambung pak Krisna. 

"Nah itu suara klakson mobil, Titah sudah pulang mah..", kata pak Krisna lagi yang mendengar suara klakson mobil. 

"Biar mama buka pintu untuk Titah ya ayah..", sambung bu Dewi. 

"Iya mah, ayah juga masih mengerjakan tugas dari kantor", kata pak Krisna lagi. 

"Iya yah..", seru bu Dewi. 

Dua puluh menit kemudian.. 

Masih di ruang keluarga.. 

"Kamu duduk ya, jo..", kata bu Dewi yang memanggil Paijo. 

"Inggih ndara ibu" 

(Iya ndara ibu) 

"Tolong taruh tasnya Titah ke kamarnya ya, terus nanti kamu ke dapur ya", pinta bu Dewi. 

"Inggih ndara ibu, apunten tasnya mbak Titah, biar kula taruh di kamar" 

(Iya ndara ibu, maaf tasnya mbak Titah, biar saya taruh di kamar), Paijo meminta tas Titah. 

"Oh nggih, tengga sekedhap lik, hp ku taksih ing tas, nih tasnya" 

(Oh ya, tunggu sebentar lik, hp ku masih di tas, nih tasnya), kata Titah yang mengambil hpnya yang ada di dalam tasnya dan kemudian Titah memberikan tasnya pada Paijo. 

"Nggih mbak Titah.." 

(Ya mbak Titah..), seru Paijo. 

"Online Facebook dulu deh..", kata Titah di dalam hati. 

Di dapur.. 

"Ndara ibu..", seru Paijo. 

"Inggih jo.." 

(Iya jo..), sambung bu Dewi. 

"Enten menapa ndara ibu kengken kengken dhateng pawon ?" 

(Ada apa ndara ibu suruh ke dapur ?), tanya Paijo. 

"Panjenengan bekta teh, susu, uga kopi konjuk bapak dhateng ruang batih sisan sami cemilan uga gorengannya nggih, ing bekta ugi dhateng ruang batih" 

(Kamu bawa teh, susu, dan kopi untuk bapak ke ruang keluarga sekalian sama cemilan dan gorengannya ya, di bawa juga ke ruang keluarga), jawab bu Dewi. 

"Nggih ndara ibu.." 

(Ya ndara ibu..), Paijo melaksanakan perintah dari bu Dewi. 

"Mang Udin.." 

"Muhun ibu juragan" 

(Iya ibu juragan), jawab Udin. 

"Masak naon untuk tuang wengi, dinten ieu ?" 

(Masak apa untuk makan malam, hari ini ?), tanya bu Dewi. 

"Ayam kecap, sayur asem, kerupuk, sambal, jeung aya buah juga ibu juragan" 

(Ayam kecap, sayur asem, kerupuk, sambal, dan ada buah juga ibu juragan), jawab Udin. 

"Oke sip, lamun kitu, abdi hayang ke ruang kulawarga deui, jo.." 

(Oke sip, kalau begitu, saya mau ke ruang keluarga lagi, jo..), kata bu Dewi. 

"Nggih ndara ibu" 

(Ya ndara ibu), seru Paijo. 

"Ampun kesupen, oh nggih kula piyambak kesupen, tolong siapkan susu ugi konjuk Pras, Tiyo, uga Renal nggih , bokmenawi sekedhap iseh mereka mantuk kuliah"  

(Jangan lupa, oh ya saya sendiri lupa, tolong siapkan susu juga untuk Pras, Tiyo, dan Renal ya, mungkin sebentar lagi mereka pulang kuliah), pinta bu Dewi. 

"Jagi laksanakan ndara ibu" 

(Siap laksanakan ndara ibu), Paijo melaksanakan perintah dari bu Dewi lagi.

avataravatar
Next chapter