50 50. Kabut

Stefan berjalan lunglai sambil menenteng tas-tas kertas berisi bermacam pakaian, sementara Ione masih semangat melangkah. Bahkan bidadari itu sedikit bersenandung, meski juga membawa banyak tas.

"Tenang saja, sudah selesai, kok." Ione terkekeh senang. "Kita mampir ke tempat yang ada tempat duduknya, ya."

"Syukurlah," desah Stefan, yang merasakan lututnya seperti mau lepas. Sudah hitungan jam dia berjalan ke sana ke mari menemani bidadarinya memilih baju di berbagai toko. "Kita ke foodcourt aja. Katanya kamu mau nyobain macam-macam makanan, kan?"

Setibanya di foodcourt dengan kurs-kursi kayu mengilat dan dinding kaca, Stefan menaruh tas-tas kertas yang dibawanya ke lantai, kemudian menghela napas begitu panjang. "Akhirnya bisa duduk juga."

Ione terkekeh kembali. "Ya sudah, aku yang pesan minumannya. Kamu cola seperti biasanya, kan?"

Stefan mengangguk pelan. "Makannya nanti aja nunggu Rava sama Kacia. Mereka chat, katanya masih di bioskop."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter