21 Putri CEO 1

Memasuki musim panas, sudah menjadi tradisi untuk semua sekolah di Jepang untuk mengganti seragam mereka untuk menyesuaikan dengan iklim.

Seperti yang sedang terjadi di Sekolah Perempuan Tatsuki dimana siswi-siswinya mengganti seragam mereka yang terdiri dari kemeja berdasi dengan blazer biru tua menjadi kemeja berdasi dengan sweater vest biru muda.

Di kelas 1-2, terlihat Minami,Azuki, Itsuki dan Yukari sedang mengobrol satu sama lain "Ngomong-ngomong" Kata Yukari "Itsuki-san kenapa kamu pakai sleeve dan pantyhose? apa kamu nggak kepanasan?" Tanya Yukari pada Itsuki yang mengenakan long sleeve dan pantyhose untuk menutupi sambungan robotik pada tangan dan kakinya.

"Tenang saja, Selama pikiran kita tenang, api pun akan terasa dingin" "Bukannya itu kalimatnya Kaisen Joki, ya?" Kata Azuki "Mungkin Azuki-san ada benarnya" Kata Yukari yang lalu dilanjutkan dengan tawa keempat gadis itu.

Sementara itu di Kantor Pusat Perusahaan Asakura, terlihat sang CEO sedang menulis dokumen sambil didampingi oleh sekretarisnya "Ano, Ryogi-sama" Kata si sekretaris memanggil si CEO.

"Ada apa, Mizuki?" sang CEO pun menghentikan kegiatannya "Putri anda sudah tiba di Tokyo, apa anda tidak ingin menemuinya?".

Mendengar pertanyaan itu sang CEO pun kembali melanjutkan kegiatannya sambil berkata "Tidak perlu, biarkan dia berbuat sesukanya" sang CEO pun menambahkan "Lagipula aku juga masih punya banyak pekerjaan".

Saat sepulang sekolah, Minami pulang lebih lama daripada teman-temannya "Haah~ akhirnya latihan klub tenis selesai juga" Katanya sambil mengusap keringat di dahinya.

Saat Minami hendak berbelok ke sisi jalan sebelah kanan, dia ditabrak oleh seorang gadis.

BUK

Kedua gadis itu pun jatuh terduduk "Aduh!" Kata gadis itu.

"Ah! Maafkan aku!" Minami dengan segera berdiri dan mengulurkan tangannya untuk membantu gadis itu berdiri.

"Terima kasih" Kata gadis itu ketika dia mencoba berdiri sambil dibantu oleh Minami.

Minami pun terpesona melihat gadis itu ketika dia sedang berdiri. Gadis itu mengenakan rok berwarna ungu dengan pantyhose berwarna putih dan kemeja biru dengan jaket berwarna coklat krim, rambut oranyenya yang sepanjang pundak dia biarkan terurai.

"Maafkan aku sudah menabrakmu" Minami meminta maaf lagi "Tidak apa-apa, aku juga tidak menyadari kalau kamu ada di depanku tadi" kata gadis itu saat mata birunya menatap mata coklat Minami.

Gadis itu lalu memperkenalkan dirinya "Namaku Saya, siapa namamu?" Minami kemudian menjawab pertanyaan gadis itu "Namaku Minami, maaf atas pertemuannya yang kurang mengenakkan" Kata Minami.

"Aku harus pergi, mungkin kalau ada kesempatan kita akan bertemu lagi daah~" Saya kemudian bergegas pergi sambil melambaikan tangannya pada Minami.

Beberapa hari kemudian, Minami kembali pulang lebih lama dari teman-temannya "Cuma gara-gara ketiduran di kelas aku sampai dihukum mengurus printout yang banyak!" Keluh Minami.

Begitu Minami keluar dari gerbang sekolah, dia mendapati Saya sedang berdiri di ujung jalan.

Minami dengan segera menghampirinya "Saya! apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Minami.

"Aku sedang menunggu jemputanku disini" Jawab Saya yang kemudian terdiam sebentar "Oh, iya! Kalau boleh, mau tidak kamu ikut pergi denganku?" Tawar Saya.

Minami yang mendengar tawaran Saya pun mulai berpikir "Hari ini aku tidak punya acara, jadi aku terima tawaranmu" Saya pun menjadi gembira mendengar jawaban Minami "Yatta! jemputanku akan tiba sebentar lagi, jadi tunggu saja" Kata Saya.

Beberapa saat kemudian, Sebuah mobil limusin berwarna putih datang dan berhenti di depan Saya dan Minami.

Seorang supir pun keluar dari dalam limusin tersebut dan membukakan pintu penumpang untuk Saya dan Minami "Ayo masuk, Minami" Ajak Saya "B-baiklah" Dengan gugup Minami pun memasuki limusin dan dengan segera limusin itu berangkat.

Setelah beberapa lama, limusin itu akhirnya tiba di sebuah restoran yang terlihat mewah dengan papan nama bertuliskan La Pucelle.

"Tempat apa ini?" Tanya Minami "Ini adalah restoran Perancis" Jawab Saya "Restorannya mewah sekali, pasti harga makanannya mahal" Kata Minami dalam hati.

Setelah memasuki restoran, Minami dan Saya segera duduk di sebuah meja dengan dua kursi.

Saya kemudian segera memesan makanan kepada seorang pelayan "Aku pesan foie gras" Kata Saya "A-aku pesan sama seperti dia" Kata Minami, pelayan tersebut mencatat pesanan Saya dan Minami dan segera pergi.

"Sambil menunggu ayo kita minum jus anggur ini" Kata Saya menuangkan jus anggur ke dua buah gelas seolah-olah seperti menuangkan anggur.

"Tapi ya…" Kata Minami sambil meminum jus anggurnya "Ada apa?" Tanya Saya "Tempat ini mewah sekali" Minami melihat sekeliling restoran tersebut "Aku jadi merasa nggak enak, takutnya aku malah membebanimu".

Saya lalu menenangkannya dengan berkata "Tenang saja, Mama selalu memberiku uang 10 Juta Yen untuk jajan sebulan, jadi sisa uangku masih ada banyak".

Minami hampir tersedak jusnya begitu mendengar jumlah uang jajan Saya "10 Juta Yen! Banyak sekali!" Kata Minami dalam hati "Ada apa Minami!?" Saya pun khawatir dan memberi sebuah tisu pada Minami.

"Se-sepuluh juta Yen itu sepertinya terlalu banyak untuk jajan" Kata Minami yang sudah menenangkan diri sambil mengelap mulutnya.

"Mamaku itu pengusaha kaya, 10 Juta Yen itu masih tergolong jumlah yang kecil" Kata Saya membanggakan pekerjaan ibunya "Tapi walaupun begitu Mama jarang bertemu denganku" Tambah Saya dengan nada sedih.

Tidak lama kemudian seorang pelayan menyajikan dua piring foie gras pada Saya dan Minami "Selamat makan" Kata Saya yang kemudian segera memakan makanannya dengan sopan.

Minami mengikuti gerakan Saya, dia mengambil sepotong kecil foie gras miliknya dan kemudian memakannya "Enak sekali!" Kata Minami terkagum.

"Sebenarnya makanan ini terbuat dari apa?" Tanya Minami "foie gras adalah makanan khas Perancis yang dibuat dari hati angsa" Saya memberi penjelasan "Enak sekali!" Minami pun makan dengan semakin lahap.

Hari telah berganti menjadi malam, Limusin Saya berhenti di depan stasiun kereta bawah tanah "Apa kamu yakin kamu tidak mau diantar sampai rumahmu?" Tanya Saya.

"Ya, aku sudah banyak merepotkanmu, lebih baik aku naik kereta saja" Kata Minami sambil keluar dari limusin Saya.

"Terima Kasih untuk hari ini" Minami pun bergegas memasuki stasiun sambil melambaikan tangannya pada Saya.

Minami akhirnya tiba di apartemennya. di Lobi, dia bertemu dengan Azuki dan Sakura yang hendak menuju ke Markas Bawah Tanah "Minami! kamu dari mana saja!" Tegur Azuki.

"Eh, ada apa memangnya? Kamu tahu sendiri kalau aku dihukum gara-gara ketiduran tadi, kan?" Minami membela dirinya.

"Senpai, Ritsuko-san memerintahkan kita untuk berkumpul di ruang komando, katanya dia akan memberikan informasi yang penting" "Eh, benakah? Kalau begitu aku ikut" Minami kemudian mengikuti Azuki dan Sakura memasuki lift.

Di Markas Bawah Tanah, Terlihat Ritsuko sedang berbicara dengan Itsuki "Cuma itu yang bisa kusampaikan" Kata Itsuki. "Begitu, terima kasih" Ritsuko kemudian mengetik perkataan Itsuki.

Minami, Azuki dan Sakura pun tiba di Markas Bawah Tanah. "Ah, bagus kalian semua sudah datang" Ritsuko lalu memberikan pengarahan pada Minami, Azuki dan Sakura.

"Dengar kalian bertiga…" Kata Ritsuko mulai serius "Apa yang aku berikan ini adalah infomasi yang sangat penting" Mendengar perkataan Ritsuko, Minami menjadi tegang.

"Berkat Itsuki, aku berhasil mendapatkan informasi tentang CEO Perusahaan Asakura" Ritsuko lalu menampilkan foto seorang perempuan mengenakan jas hitam berdasi berambut panjang berwarna oranye dan mata yang berwarna biru di layar LCD.

"Namanya adalah Asakura Ryogi, berumur 38 tahun dan merupakan pemimpin keluarga Asakura generasi ke 9" Kata Ritsuko.

"Hanya itulah informasi yang kita ketahui sejauh ini, Aku bahkan tidak tahu apakah dia punya keturunan atau tidak" Ritsuko menggerutu.

"Tetapi kita akan terus menggali informasi tentang Ryogi ini" Sahut Kanako "Baiklah kalau begitu kami pergi dulu" Kata Minami seraya keluar dari Markas Bawah Tanah.

Beberapa hari kemudian, Minami pulang sekolah seorang diri sambil memikirkan tentang Asakura Ryogi "Jadi dia adalah CEO Perusahaan Asakura, apa dia yang menyegel ingatan dan kekuatanku?" Minami betanya-tanya dalam hati.

"Ah! Minami!" Minami pun terlepas dari lamunannya begitu mendengar suara seseorang yang familiar "Saya! Kebetulan sekali kamu ada di sini!" Sapa Minami pada Saya.

"Kamu kelihatan murung Minami, apa kamu punya masalah baru-baru ini?" Kata Saya mengamati raut wajah Minami.

"Ah, bukan masalah besar kok jadi tidak usah dipikirkan" Setelah terdiam sebentar, Minami kemudian bertanya kepada Saya "Apa yang kamu lakukan disini, Saya?" Saya kemudian menjawab "Seperti biasa, aku sedang menunggu jemputanku".

Sementara itu di Markas Bawah Tanah, Azuki yang telah pulang terlebih dahulu mendapati Ritsuko sedang menatap komputer bersama Kanako "Selamat sore semua, apa yang sedang kalian lakukan?" Sapa Azuki.

Ritsuko yang mendengar suara Azuki dengan segera memanggil Azuki "Akhirnya kamu datang juga. kemarilah, Kanako baru saja menemukan informasi yang penting".

Azuki yang penasaran pun akhirnya menuju ke meja Kanako "Aku baru saja meretas log data Perusahaan Asakura dan aku menemukan informasi tentang keturunan Asakura Ryogi" "Benarkah? berarti informasi ini benar-benar penting" Kata Azuki.

Sementara itu Minami masih berada di trotoar bersama dengan Saya "Minami…" Kata Saya dengan nada suara menggoda sambil mendorong Minami ke dinding sebuah bangunan "Aku ingin menjadikanmu milikku".

"A-apa maksudmu, Saya? Aku tidak mengerti sama sekali" Minami mulai berkeringat. Saya kemudian mengelus daerah di bawah dada Minami dan membuat Minami semakin gugup.

Sementara itu di Markas Bawah Tanah, Azuki bersama Ritsuko dan Kanako melihat profil sebuah gadis berkemeja putih dengan dasi biru bermata biru dengan rambut oranye.

"Namanya adalah Asakura Sayaka, berumur 15 tahun, dia bersekolah di Amerika namun dia kembali ke Jepang untuk beberapa hari" Kata Kanako.

"Dan tujuannya kembali ke Jepang adalah…" Ritsuko membaca informasi tersebut namun dengan segera terkejut "Menangkap Yamashita Minami" Azuki melanjutkan perkataan Ritsuko.

"Aku akan menjadikanmu mainanku yang bisa kuperlakukan semauku" Saya kemudian berhenti mengelus dan menyemprotkan gas tidur ke muka Minami sambil menutupi hidungnya sendiri dengan sapu tangan.

"Uhuk! uhuk!" Minami terbatuk dan dengan segera mulai tertidur. Saya kemudian menangkap tubuh Minami yang hendak terjatuh ke tanah.

Saya mulai mengambil tangan kanan Minami dan meletakkannya di daerah bawah dada Minami.

Setelah melakukan hal tersebut Akai Sora beserta sarung pedang di punggungnya mulai terlihat "Cih, dia bahkan masih membawa katana yang seharusnya dimiliki mama" Saya pun melepas Akai Sora beserta sarung pedangnya dari punggung Minami.

Beberapa saat kemudian sebuah limusin putih datang dan dengan segera Saya membawa Minami ke dalam limusinnya.

Sementara itu di Markas Bawah Tanah, Azuki beserta Kanako dan Ritsuko pun mulai panik "Bagaimana ini!? Tadi Minami sedang pulang sekolah sendirian!" kata Azuki.

"Kita suruh Itsuki-chan atau Sakura-chan untuk mencari tahu keberadaan Minami-chan!" Kanako memberi usul "Tidak bisa, mereka berdua sedang menjalankan misi!" Kata Ritsuko.

"Kalau begitu aku akan mencari Minami, Kanako-san! tolong lacak keberadaan Minami lewat smartphonenya" Azuki kemudian dengan tergesa-gesa memasang handsfree di telinganya "Baiklah, tunggu sebentar".

Kanako kemudian mengoperasikan komputernya "Ketemu! dia ada di dalam mobil yang sedang menuju ke sebuah mansion" "Baiklah, aku akan ke sana untuk menyelamatkannya!" Kata Azuki.

bersambung

avataravatar
Next chapter