19 Masa Lalunya 2

Dua hari setelah berpergian bersama Itsuki, Minami sedang berdiskusi dengan Kanako di apartemennya "Bagaimana ini Kanako-san? Sakura adalah orang yang pendiam dan tidak banyak bicara. Bagaimana aku bisa membuatnya menceritakan masa lalunya?".

Kanako hanya tersenyum mendengar perkataan Minami "Sudah kubilang kan? Kamu harus membuatnya merasa senang dan gembira, hal itu sudah cukup untuk membuatnya menceritakan masa lalunya" Kata Kanako sambil memegang bahu Minami.

"Dan ingat, walaupun Sakura-chan itu seorang pembunuh bayaran, dia masih seorang gadis berumur 14 tahun" Kanako memberi saran pada Minami "Sepertinya hal itu benar, Kanako-san" Kata Minami.

Besoknya, Minami tiba di Ruang Komando "Akhirnya kamu datang, Minami" Kata Ritsuko yang sedang mengetik sesuatu di tablet pcnya "Ada perlu apa Ritsuko-san?" Tanya Minami.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya memberi tahumu kalau aku sudah mengosongkan jadwal Sakura untuk besok minggu" Kata Ritsuko yang kemudian mengalihkan perhatiannya pada tablet pcnya "Dan jika kamu ingin mencari Sakura, dia sedang berlatih di ruang latihan" Lanjutnya.

Kemudian di ruang latihan, Minami mendapati Sakura yang mengenakan celana panjang hitam dan t-shirt berwarna putih dilengkapi dengan penutup telinga dan pelindung mata sedang berlatih menembak pistol dengan sebuah boneka latihan dari jarak yang jauh.

"Sakura, akhirnya aku menemukanmu" Kata Minami "Aku sedang sibuk, Minami-senpai. Memangnya ada perlu apa?" Kata Sakura tanpa menoleh ke arah Minami.

"Itu… kau tahu, Kalau kamu mau, bagaimana kalau kita pergi keluar besok minggu?" Tanya Minami "Aku tidak tertarik" Jawab Sakura datar.

"Sudah kuduga!" Teriak Minami dalam hati "Baiklah akan kugunakan siasatku!" Lanjutnya dalam hati.

"Tapi Ritsuko-san sangat menyarankan kalau kamu harus beristirahat dari semua kegiatan Gerakan Pemberontak minimal satu hari, lho" Kata Minami sambil mengarang alasan "Jadi karena besok minggu tidak ada sekolah, tidak ada salahnya kan kalau kita menghabiskan waktu berdua".

Sakura yang terpengaruh perkataan Minami pun meletakkan pistolnya dan mulai menghadap Minami "Baiklah, kalau memang itu perintah Ritsuko-san" Jawabnya.

"Asyik! sudah kuduga kalau dia hanya mau menerima perintah Ritsuko-san!" Kata Minami dalam hati "Syukurlah! Sampai ketemu besok minggu ,ya!" Minami pun segera pergi meninggalkan ruang latihan.

Pada hari minggu, Minami yang mengenakan rok pendek berwarna coklat dan t-shirt bergaris berwarna hitam dan putih sedang bersama Sakura yang mengenakan celana pendek berwarna putih, t-shirt berwarna kuning, jaket berwarna biru dan topi baseball berwarna hitam.

"Gawat! canggung banget! kenapa juga pakaian Sakura mirip pakaian cowok!?" Kata Minami dalam hati.

Sementara itu di Ruang Komando, Ritsuko mendapati bahwa Kanako tidak berada di depan meja komputernya.

Mengetahui hal itu, dia langsung bertanya kepada anak buahnya "Apa ada yang tahu dimana Kanako?" Seorang pria yang sedang mengoperasikan komputer pun langsung menjawab "Kanako-san bilang dia ingin mengambil cuti satu hari, kemungkinan saat ini dia sedang ada di Akiba" Kata pria itu "Aneh sekali" Gumam Ritsuko.

Di tempat lain, Minami sedang melihat gerak-gerik Sakura yang mencurigakan "Ah!" Minami yang menyadari sesuatu langsung menarik Sakura ke gang terdekat.

"Ada apa ini, Senpai?" Kata Sakura ketika tangannya ditarik.

Begitu tiba di gang, Minami langsung memojokkan Sakura ke dinding sambil membuka jaketnya "Apa yang kamu lakukan, Senpai?" Protes Sakura Minami lalu menggeledah t-shirt Sakura dan mendapati sebuah pistol glock 17 dari balik t-shirtnya.

"Kenapa kamu bawa pistol!?" Minami memarahi Sakura "Sudah kubilang kita sedang bersenang-senang hari ini! jangan sampai kamu memikirkan misi atau yang lainnya!" Kata Minami.

"Itu karena-" Sakura mencoba membalas "Karena apa?" Potong Minami.

"Karena pistol ini kugunakan untuk melindungi diriku!" Sakura merebut pistolnya dari tangan Minami "Aku ini pembunuh bayaran, sudah pasti banyak orang yang menginginkanku mati. Jadi sudah wajar kalau aku harus melindungi diriku!" Kata Sakura.

"Senpai juga sama, bukan? Senpai selalu membawa katana di punggung senpai" Sakura lalu memegang sarung pedang Akai Sora yang tak terlihat di punggung Minami

"Kamu benar, maafkan aku" Sakura lalu kembali menyembunyikan pistolnya dan menutup kembali jaketnya.

Sementara itu di sebuah maid café Kanako menyaksikan apa yang dilakukan Minami dan Sakura melalui tablet pcnya "Minami-chan agresif sekali, sampai-sampai dia melakukan kabedon ke Sakura-chan".

Kemudian seorang pelayan berpakaian maid datang ke meja Kanako sambil meletakkan segelas kopi dan sepiring pancake "Ini pesanan anda Goshujin-sama, silakan dinikmati".

"Terima kasih" Kanako lalu meminum kopinya "Sakura-chan itu pembunuh bayaran, dia sudah terlatih untuk sangat waspada. kalau aku membuntuti mereka, pasti sekarang aku sudah ketahuan" Kanako kembali melihat tablet pcnya.

Minami dan Sakura akhirnya tiba di sebuah distrik perbelanjaan "Akhirnya kita sampai juga" Kata Minami.

"Apa kamu pernah pergi kesini, Sakura?" Tanya Minami pada Sakura "Ya, kadang-kadang aku kesini untuk beli makanan".

"Baiklah! Ayo kita berkeliling!" Minami kemudian menarik tangan Sakura dan mengajaknya berkeliling.

"Ayo nyanyi, Sakura!" Kata Minami pada Sakura ketika mereka sedang berada di sebuah booth karaoke.

"Kamu itu cewek sudah seharusnya kamu pakai pakaian cewek!" Kata Minami sambil memberikan sebuah one piece dress pada Sakura di sebuah toko baju.

"Tolong takoyakinya 6 porsi" Kata Sakura pada penjaga toko takoyaki.

"Ternyata kamu suka takoyaki, ya? Rupanya Ikeda Sakura, sang pembunuh bayaran yang terkenal, suka makan takoyaki, ya?" Kata Minami menggoda Sakura "Memang kenapa? Rasanya kan enak" Kata Sakura yang pipinya memerah.

"Baiklah, aku beli satu juga, paman!" kata Minami pada penjaga toko takoyaki.

Minami dan Sakura pun duduk di bangku terdekat sambil menikmati takoyaki yang mereka beli.

"Enak juga! Pantas saja kamu suka makanan ini, Sakura" Kata Minami setelah mencoba memakan takoyaki yang dia beli.

"…" Sakura tidak menanggapi perkataan Minami dan memakan takoyakinya dengan tenang.

"Jadi, Sakura" Minami mulai serius "Kamu sudah direkrut ke dalam Gerakan Pemberontak beberapa minggu yang lalu, jadi kalau boleh bisa tidak kamu ceritakan masa lalumu padaku?".

Sakura yang sedang mengunyah takoyakinya berhenti sejenak, lalu mulai berbicara setelah menelannya "Kalau senpai memang ingin tahu, aku akan menceritakannya".

"Kedua orang tuaku bernama Ikeda Hiroshi dan Ikeda Fumiko, mereka berdua adalah pembunuh bayaran profesional" Sakura mulai bercerita panjang lebar.

"Sejak aku kecil mereka berdua telah melatihku untuk menjadi pembunuh bayaran yang hebat" Minami mendengarkan cerita Sakura sambil memakan takoyakinya.

"Mereka berencana untuk memberiku misi pembunuhan pertama begitu aku menginjak umur 18 tahun".

Minami mulai bertanya "Kalau mereka memang berencana membuatmu menjadi pembunuh bayaran pada umur 18, kenapa ketika kamu masih berumur 14 tahun, kamu sudah menjadi pembunuh bayaran?" Minami akhirnya menghabiskan takoyaki miliknya.

"Itu terjadi 4 tahun yang lalu" Sakura mulai bercerita "Ayah dan ibuku baru saja pulang dari misi pembunuhan seorang penjual senjata ilegal" Minami mendengarkan cerita Sakura dengan seksama.

"Rupanya penjual senjata itu selamat dari usaha pembunuhan ayah dan ibuku, dia lalu menyerang rumah orang tuaku dan menangkap ayah dan ibuku, aku tidak bisa melakukan apa-apa kecuali bersembunyi".

Sakura kembali bercerita "Setelah itu penjual senjata itu membunuh ayah dan ibuku tepat di depan mataku, sepertinya dia melakukannya dengan sengaja" Raut muka Minami pun berubah.

"Kemudian aku yang tidak punya siapa-siapa hanya bisa hidup dengan menjadi pembunuh bayaran" Sakura masih bercerita "Aku masih ingat, target pertamaku adalah seorang suami pemabuk yang suka memukul istrinya. Aku membunuhnya untuk uang sebesar 300 ribu Yen. Menyedihkan, bukan" Sakura tersenyum, menertawakan dirinya sendiri.

"Oleh karena itu aku hanya bekerja pada penawar tertinggi saja" Sakura menyelesaikan ceritanya.

Minami kemudian berdiri dan menyemangati Sakura " Baiklah! setelah ini ayo kita ke game center!".

Beberapa saat kemudian Minami dan Sakura memasuki sebuah game center "Hebat sekali, Senpai!" Puji Sakura ketika Minami sedang memainkan game dansa "Tentu saja! aku sudah banyak berlatih!" Kata Minami.

"Kamu hebat sekali, Sakura!" Puji Minami ketika Sakura memainkan game menembak "Sudah pasti, bukan?" Sakura menyombongkan dirinya.

"Terima ini senpai, aku baru saja memenangkannya di game crane tadi" Kata Sakura sambil memberikan Minami sebuah boneka teddy bear yang besar "Terima kasih".

Minami dan Sakura pun tiba di apartemen ketika malam hari tiba.

"Terima kasih untuk hari ini, Senpai" Kata Sakura "Ketika aku bercerita tadi aku jadi sadar, aku akan bergabung dengan Gerakan Pemberontak atas kemauanku sendiri. akan kukembalikan uang milik Ritsuko-san" Sakura membulatkan tekadnya.

"Itu bagus" Minami lalu menundukkan kepalanya sedikit dan kemudian mencium kening Sakura.

"A-a-a-a apa yang kamu lakukan, Senpai!?" Wajah Sakura menjadi memerah dan kemudian dia pergi memasuki lobi apartemen dengan tergesa-gesa.

Minami hanya tersenyum melihat tingkah Sakura dan kemudian mengikuti Sakura yang memasuki lobi apartemen.

"Baiklah, minggu depan adalah gilirannya Azuki" Kata Minami pada dirinya sendiri.

bersambung

avataravatar
Next chapter