2 Kebangkitan Phoenix 2

Setelah mengakhiri panggilan, Azuki menaruh smartphonenya ke dalam saku roknya dan memasuki ruangan kelas dan dengan segera dikerubungi lagi oleh para gadis.

Waktu pun berlalu, Bel pulang sekolah pun berbunyi.

Azuki segera menghampiri Minami yang sedang mengobrol dengan Yukari. "maaf Minami-san, Mungkin ini mendadak tapi boleh aku mengundangmu ke rumahku?" tanya Azuki yang langsung membuat Minami kebingungan.

"Eeh! Tiba-tiba sekali! Aku sebenarnya mau pulang bareng Yukari" namun dengan segera dijawab oleh Yukari "Tidak apa-apa Minami-san" kata Yukari "Kamu terima saja undangan Azuki-san".

Minami lalu terkejut dan kebingungan "Tapi benar, Nih tidak apa-apa?" Minami masih ragu "Tidak apa-apa jangan terlalu dipikirkan. Aku bisa pulang sendiri, kok!" kata Yukari meyakinkan Minami.

"Baiklah sudah diputuskan! kalau begitu kami permisi dulu Yukari-san" kata Azuki seraya memegang tangan Minami dan dengan segera membawanya keluar kelas.

"Waa! Pelan-pelan, Azuki-san" kata Minami tergesa-gesa mengikuti Azuki yang masih memegang tangannya.

Ketika kedua gadis itu berjalan di lorong, Beberapa siswi mulai berbisik-bisik menyebar rumor "Hebat juga Yamashita bisa membuat Murasaki jatuh hati" "Siswi pindahan itu ternyata suka sama Minami-san, ya?" "Mereka berani juga bergandengan tangan, Padahal masih di sekolah".

Minami yang mendengar obrolan siswi-siswi lain mulai merasa malu "Azuki-san bisa lepaskan tanganku? Nanti banyak yang berpikir tidak-tidak" Kata Minami sambil berusaha menyamakan kecepatan jalannya dengan Azuki.

"Jangan, Tunggu sampai kita keluar dari sekolah" kata Azuki tanpa menoleh ke Minami.

Setelah tiba di luar sekolah barulah Azuki melepas tangan Minami yang terengah-engah karena harus berjalan dengan cepat "Kita harus naik kereta untuk sampai ke rumahku, Apa tidak apa-apa?" tanya Azuki.

"Ya, Aku tidak apa-apa" Jawab Minami masih terengah-engah "Kalau begitu, ayo" Kata Azuki yang kembali memegang tangan Minami.

Ketika masuk ke stasiun bawah tanah hingga di dalam kereta kedua gadis itu tidak berkata apa-apa "Gawat, Tiba-tiba aku keadaan menjadi canggung seperti ini" ujar Minami dalam hati ketika mereka berada dalam kereta dan dengan sabar menunggu hingga tiba di stasiun tujuan.

Setelah kereta berhenti di stasiun tujuan Minami tetap tidak mengatakan apa-apa, Dia hanya berjalan mengikuti Azuki dari belakang.

Setelah keluar dari stasiun bawah tanah mereka berjalan sebentar hingga akhirnya tiba di sebuah apartemen yang besar.

"Ini rumahmu, Azuki-san?" Tanya Minami "ya, ayo masuk" kata Azuki mempersilahkan.

Saat kedua gadis itu pun masuk ke sebuah lift, Azuki menekan tombol yang mengantar mereka di lantai 3.

Minami memperhatikan papan tombol lift itu yang menurutnya agak mencurigakan "Aneh, Kenapa di bawah tombol parkir basement lift itu ada panel tambahan? Bukannya tidak ada lantai lagi dibawah lantai basement?" Kata Minami bertanya-tanya dalam hati.

"Ah jangan terlalu dipikirkan, itu kan tergantung orang yang membuat lift ini" Ujar Minami dalam hati.

Lift pun berhenti dan pintunya terbuka Minami lalu mengikuti Azuki menuju lorong yang dipenuhi pintu kamar apartemen.

Azuki pun berhenti di depan sebuab pintu, Mengambil kunci yang ada di dalam tasnya dan mulai membukanya."Silakan, tidak perlu sungkan" Kata Azuki mempersilahkan Minami masuk.

"Maaf mengganggu" kata Minami sambil melepas sepatunya "Wah! Besar sekali" Kata Minami mengagumi apartemen Azuki.

Begitu Minami duduk di depan meja yang berada di ruang tamu, Azuki langsung mengambil smartphone dari saku roknya, Memilih sebuah nomor kontak dan mulai menelepon "Halo, dia sudah disini. kau boleh datang di tempatku".

"Kamu menelepon siapa, Azuki-san?" Tanya Minami penasaran "Oh itu, yah, Ada orang yang ingin bertemu denganmu" Jawab Azuki.

"Hah? Orang yang ingin bertemu denganku?" kata Minami kebingungan.

Tiba-tiba suara bel berbunyi dari luar apartemen Azuki "Oh, Itu dia" Kata Azuki yang kemudian menghampiri pintu dan membukanya.

Seorang wanita pun datang dan memasuki apartemen Azuki. Azuki lalu mulai berbisik pada wanita itu "Ada kemungkinan dia sedang hilang ingatan, jadi jangan bilang kalau kau pernah bertemu dengannya".

"Begitu, kalau begitu siapkan hal itu" Wanita itu menyuruh Azuki.

Azuki dan wanita itu memasuki ruang tamu untuk bertemu Minami.

"Minami-san, perkenalkan, dia adalah waliku. Namanya adalah Takahashi Ritsuko. Dia adalah orang yang ingin menemuimu" Kata Azuki mengenalkan wanita itu pada Minami.

Minami pun berdiri dan mulai mengamati Ritsuko.

Ritsuko mengenakan celana jeans berwarna hitam dan baju lengan panjang berwarna putih yang lengan bajunya dilipat hingga siku, Rambutnya yang berwarna hitam dibiarkan terurai hingga pinggangnya yang memberi kesan dewasa.

Mata hitamnya mengamati Minami dan berkata dalam hati "Gadis ini benar-benar dia, Kenapa dia tidak mengenaliku?".

Minami lalu membungkukkan badan dan memperkenalkan dirinya "Salam kenal Ritsuko-san. nama saya Yamashita Minami" Kata Minami dengan sopan.

"Ya, Senang bertemu denganmu" Jawab Ritsuko. Setelah berkenalan, Minami dan Ritsuko duduk di depan meja sementara Azuki pergi ke dapur.

"Jadi Minami, Apa kamu pernah dengar tentang Perusahaan Asakura?" Tanya Ritsuko.

"T-Tentu saja, Eto, Mereka adalah perusahaan terbesar di dunia, Mereka menguasai 80% saham dunia, Mereka bergerak di berbagai bidang dan cabang mereka tersebar di seluruh dunia" Jawab Minami dengan gugup, Seperti takut salah menjawab.

Ritsuko hanya mengangguk "Ya, Empat hal itu benar" Kata Ritsuko "Tapi apa kamu tahu tujuan mereka?" Ritsuko kembali menanyai Minami "T-Tujuan mereka? aku tidak tahu hal itu" Minami menjawab.

"Jangan takut padaku" Ritsuko menenangkan Minami, lalu berkata dengan nada serius "Tujuan mereka adalah menguasai dunia".

"Eh? Menguasai dunia?" Minami kebingungan.

Setelah diam sebentar, Minami menambahkan alasan yang masuk akal "Itu wajar kan, Sebuah perusahaan besar pasti bertujuan untuk memonopoli perdagangan dunia".

"Bukan menguasai dunia seperti itu!" Kata Ritsuko membentak Minami. Minami pun terkejut dan ketakutan "Maaf aku membentakmu" Kata Ritsuko meminta maaf.

"Maksudnya menguasai dunia adalah mereka ingin agar semua negara di dunia ini diperintah oleh CEO mereka" Ritsuko menjelaskan.

"Apa? Benarkah?" Kata Minami tak percaya "Apa memang benar seperti itu? Menurutku mereka hanya perusahaan biasa" Lanjutnya.

"Itu karena mereka menutup-nutupi hal itu, media dan pemerintahan negara ini ada dalam kendali mereka" Kata Ritsuko.

"Aku dan Azuki tergabung dalam gerakan yang menentang tujuan Perusahaan Asakura yang disebut Gerakan Pemberontak" Ritsuko membuka rahasia mereka berdua.

"Dan aku ingin kamu bergabung dengan gerakan kami" Kata Ritsuko mengajak Minami."Apa? tunggu, jika aku bergabung dengan pemberontak, bukannya itu berarti aku menjadi kriminal?" kata Minami.

"Sudah kubilang kan, Mereka mengendalikan pemerintahan negara ini jadi mereka bisa menentukan apa yang termasuk tindakan kriminal" Jawab Ritsuko.

"Kalau menurutku apa yang kami lakukan bukan termasuk tindakan kriminal tapi tindakan menentang kejahatan" tambahnya.

"Sudah, Sudah, Sebelum kita lanjutkan percakapan kita, Lebih baik kita minum dulu" Kata Azuki datang dari dapur membawa baki berisi mug dan dua gelas es teh.

Azuki lalu menyajikan mug pada Ritsuko dan satu gelas es teh pada Minami. "Oh! Kopi! Kamu tahu benar minuman kesukaanku, Azuki!" Kata Ritsuko memuji Azuki yang langsung duduk dan segera meminum es tehnya.

Minami juga segera meminum es tehnya. Setelah beberapa teguk, Tiba-tiba mata Minami terasa berat "Eh, kenapa tiba-tiba aku mengantuk?" Kata Minami kebingunan.

"Kau tahu, Minami" kata Ritsuko sambil meneguk kopinya "Mungkin saja seluruh hidupmu itu cuma sebuah ilusi" lanjutnya sambil tersenyum pada Minami.

Minami tak bisa menahan kantuknya. Dia pun terjatuh ke lantai dan langsung tertidur.

bersambung

avataravatar
Next chapter