8 Ch.8: Hurt again

Sebelum baca, jangan lupa Vote ya readerdeul.

Happy reading....

😊

😊

😊

😊

😊

"Taehyung....!!" terdengar teriakan cempreng dari namja mungil yang kini tengah berlari menghampiri Taehyung yang baru saja akan masuk ke dalam gerbang.

Ia tak sendiri, ada namja berlesung pipit di sampingnya yang terlihat khawatir karena adiknya itu berlari tanpa memperhatikan keadaan sekitarnya.

"Hei Jiminnie, kau akan menabrak siswa lainnya nanti saeng!!" peringat Namjoon seraya menarik lengan adiknya itu yang hampir saja menubruk seorang siswi kalau tak segera ditarik oleh Namjoon tadi.

"Josong hamnida, josong hamnida....!!" kata Jimin berulang kali pada yeoja yg ada di hadapannya itu.

Begitulah Jimin, kalau sudah menyangkut Taehyung sahabatnya, dia pasti jadi lupa memperhatikan keadaan sekitarnya.

Sementara itu, Taehyung yang sedari tadi melihat tingkah laku Jimin hanya tersenyum dibuatnya.

"Aish kau ini ya, baru saja kuperingati tadi," omel Namjoon sembari menjitak jidad Jimin dengan gemas.

"Yak ... appo hyung!! Tega sekali sih. Kau mau bertanggung jawab apa kalau misalkan jidad adik tampanmu ini nanti jadi bengkak dan membuat aku jadi terlihat jelek??" protes Jimin sebal sambil sesekali mengusap-ngusap dahinya yang telah memerah itu.

"Rasakan. Aku lebih baik terus menjitakmu daripada kau bertindak ceroboh seperti tadi dan membahayakan orang lain pabo (bodoh)," umpat Namjoon lagi dan kali ini sembari menarik pipi adiknya yang gembul tersebut dengan gemas.

"Aish ... kalau begini terus aku tidak mau dekat-dekat denganmu lagi hyung. Bisa-bisa wajahku benar-benar akan hancur nanti jika hyung beginikan terus," racau Jimin tak jelas karena kedua pipinya masih ditarik oleh Namjoon.

"Aigoo, tingkat kepercayaan dirimu itu benar-benar sudah akut ya Jiminnie," ujar Namjoon sembari melepaskan cubitannya tadi dari pipi Jimin dan segera membuat siempunya mengusap-ngusap wajah memerahnya itu.

"Bukannya aku kepedean hyung, tapi pada kenyataannya aku ini memang memiliki wajah yang tampan kok!!" ujar Jimin bangga. Sementara Namjoon jadi jengah mendengarnya.

"Memangnya seperti Namjoon hyung, yang bahkan cuma punya wajah pas-pasan begitu...!!" lanjut Jimin dan segera kabur meninggalkan kakaknya yang tadi langsung memberikan death glare miliknya pada Jimin.

"Yaak Jiminnie, berani-beraninya ya kau mengatai-ngatai hyungmu sendiri seperti itu??" teriak Namjoon kesal, sementara Jimin terus mengolok-ngolok Namjoon sembari berlari mendekati Taehyung yang masih setia menunggu sahabatnya ini.

"Awas kau Jimin!!" kata Namjoon lagi yang masih mengejar Jimin yang semakin dekat dengan Taehyung.

"Taehyung bantu aku....?" pinta Jimin cepat dan segera bersembunyi di balik kursi roda Taehyung saat Namjoon hampir saja berhasik menarik tas ransel yang tengah dipakainya itu.

"Yaak Taehyung, kau sebaiknya jangan membantu anak nakal ini eoh?? Sini biar hyung beri dia pelajaran karena sudah berani mengata-ngatai hyung tadi!" seru Namjoon yg akhirnya membuat ke dua kakak beradik itu memutari Taehyung yang hanya bisa terkikik geli karena ulah mereka.

Setelah cukup lama berputar-putar, usaha Namjoon tak berujung sia-sia. Karena pada akhirnya, Jimin adiknya yang nakal tersebutpun berhasil ditangkapnya.

"Josong hamnida Namjoon hyung, aku minta maaf nde??" ampun Jimin memohon pada Namjoon yang tengah mencekal leher adiknya itu gemas.

"Apa ... apa, kau minta ampun eh?? Dasar anak nakal," ujar Namjoon sambil masih tak melepaskan rangkulan tangannya dari leher Jimin.

"Yaak hyung, aku bisa kehabisan nafas tau jika kau terus mencekikku seperti ini," mohon Jimin lagi sembari pura-pura sesak nafas.

"Aigoo, kau perlu mengambil kelas akting jika ingin membohongi hyung Jim. Haha, aktingmu bahkan sangat jelek," ejek Namjoon namun tak kunjung melepaskan adiknya itu.

"Astaga kalian berdua ini!! Sudahlah Namjoon hyung, ada baiknya kau lepaskan Chim kali ini. Lihatlah, wajahnya bahkan sudah memerah seperti itu," pinta Taehyung yang membuka suara karena melihat lirikan memohon dari sahabatnya tadi.

"Baiklah, kali ini hyung akan lepaskan kau Chim. Beruntung kau karena ada Taehyung yang meminta hyung untuk berhenti," ujar Namjoon sembari melepaskan ke dua tangannya perlahan dari Jimin yang langsung berpura-pura batuk.

"Aigoo .... berakting lagi eoh!!" seru Namjoon tak habis pikir pada sikapnya itu.

"Huh ... dasar hyung jelek. Aku kan hanya membicarakan hal sebenarnya," kata Jimin lagi.

"Mworago (apa katamu)...??" ulang Namjoon, sementara Jimin kembali kabur dari hyungnya itu dan meninggalkan Taehyung sendiri.

"YAAK Jiminnie bantet, kau cari mati eoh!!" teriak Namjoon kesal dan kembali mengejar adiknya yang sudah kabur tersebut.

"Aigoo ... aigoo... dasar dua kakak beradik yang selalu berisik," tawa Taehyung renyah sembari matanya masih melirik ke arah dua kakak beradik tadi yang masih sibuk dengan dunia mereka sendiri dan melupakan orang-orang di sekitar yang melihat kelakuan mereka dengan heran.

Di saat bersamaan, muncullah gerombolan Hoseok yang juga baru tiba. Sementara itu, Taehyung masih tertawa asik tak menyadari keberadaan Hoseok di belakangnya.

"Sehun, kau pasti sudah menyelesaikan tugas dari Kibum Songsaenim kan?? Perlihatkan padaku ya, aku tadi malam ketiduran jadi aku lupa mengerjakannya!!" kata seseorang dari mereka bernama Baekhyun sambil menunjukkan puppy eyes andalannya.

"Cih ... selalu seperti itu alasanmu Baek. Tidurlah, menemani bibi belanjalah, mengajak D.O jalan-jalanlah. Besok-besok apa lagi Baek??" ujar Sehun sebal.

"Hehehe ... tapi kali ini aku bersungguh-sungguh Hunnie," kata Baekhyun lagi sembari mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Aku sudah mengerjakannya jika kau mau melihat punyaku Baek!!" tawar Jonghyun yang sedari tadi hanya diam.

"Benarkah kau sudah mengerjakannya Jong?? Aish ... kau pasti asal-asalan saja," umpat Hoseok yang kali ini ikut nimbrung.

"Iya, mana pernah kan si Jjong ini pekerjaannya benar semua kalau ia yang mengerjakan!!" tambah Baekhyun pula.

"YAAK .... kalau kalian tidak mau tidak usah menghinaku eoh??" kata Jonghyun kesal.

"Hahaha, mian Jong ... masa begitu saja kau marah...!!" tawa mereka bertiga karena kini Jonghyun berhasil menekuk wajahnya kesal sedemikian rupa.

Sementara itu di lain sisi, Hoseok yang tadinya masih tertawa lepas seketika tawanya itu hilang begitu melihat Taehyung yang ada di hadapannya.

"Aish ... kenapa masih harus bertemu sih!! Padahal akukan sudah sengaja tadi berangkat lebih lama dari anak cacat itu. Tapi nyatanya, tetap saja aku berpapasan dengan dia," isi hati Hoseok sembari sebisa mungkin ingin kabur dari sana namun gagal ketika si cempreng

Baekhyun sudah meneriaki adik cacatnya itu terlebih dahulu.

"Hei adik Hoseok yang cacat, kita bertemu lagi eh!!" seru Baekhyun yang antara ingin menyapa atau justru mempermalukan Taehyung karena kini semua mata jadi beralih padanya.

"Eoh .... hyung!!" kata Taehyung yang berbalik kaget dan disuguhi pemandangan Hoseok yang tengah menatap tajam padanya serta tiga lainnya yang terlihat tak bersahabat.

"Yaak Baekhyun, kau tidak bisa apa sehari saja bisa memelankan suara 5 oktaf milikmu itu??" gerutu Hoseok yang kini terlihat bersungut-sungut.

Sementara Taehyung masih disana dan terlihat bingung harus menyapa atau tidak.

Di sisi lain Jimin yang menyadari sahabatnya itu belum tiba juga di kelas mereka, perlahan rasa khawatirpun segera menyergapnya yang membuat ia memutuskan untuk mencari Taehyung secepatnya.

"Aish ... ini semua gara-gara Namjoon hyung aku sampai lupa kalau Taehyung tadi bersamaku!!" umpatnya kesal dan segera beranjak dari bangkunya.

Kembali ke tempat Hoseok serta sahabat-sahabatnya, mereka masih belum juga beranjak dari sana sementara Taehyung masih diam mematung di tempatnya.

"Mmm ... kurasa aku harus pergi. Sampai nanti hyung, sunbae!" pamit Taehyung sembari sesegera mungkin enyah dari sana.

Tapi belum juga jauh, tiba-tiba saja tanpa diduga muncul sekumpulan siswa dari arah berlawanan dengan Taehyung tadi yang tengah bercengkrama dengan asyik sehingga tak memperhatikan jalan.

"Yaa, kubilang berhenti mengangguku kan??" kata salah satu dari mereka sembari berusaha melarikan diri dari temannya itu dan tak melihat di depannya.

"Kim Jonginnnn, awas didepanmu!!" teriak salah satu dari teman pria tadi, namun terlambat karena Jongin sudah terlanjur bertubrukan dengan lawannya itu.

"Bruk....!!" suara itu terdengar cukup kencang. Terlebih dengan posisi keduanya yang kini sama-sama terjatuh. Namun masih beruntung si Jongin, karena setidaknya ia masih mampu menahan tubuhnya agar tak benar-benar jatuh menelungkup di atas lantai.

Lain halnya dengan Taehyung yang bahkan bahunya itu sempat berbenturan cukup keras dengan marmer lantai tersebut.

"Akh....!!" ringis keduanya, sementara teman Jongin tadi sesegera mungkin menghampiri mereka.

"Jongin-ah, kau tidak apa-apa??" tanya mereka khawatir dan segera membantu Jongin berdiri.

"YAA KAU SICACAT, bisa tidak kalau jalan itu pakai matamu. MATAMU ITU BUTA APA??" teriak salah satu dari mereka, sementara Taehyung tersentak dibuatnya.

Yang benar saja, bahkan Taehyung tak sempat menghindar karena pada nyatanya kesalahan terletak pada Jongin yang tak memperhatikan jalan.

"Astaga Jongin, pergelangan tanganmu baik-baik saja kan??" tanyanya lagi khawatir pada temannya itu yang nampak kesakitan sembari memegang pergelangan tangan kanannya tersebut.

"Sedikit, kurasa pergelangan tanganku terkilir!!" sahut Jongin sambil masih memegang lengannya itu.

"ASTAGA KIM TAEHYUNG, apa yang kau lakukan eoh??" teriak Hoseok tiba-tiba yang entah sejak kapan telah berada di sana.

"Hoseok sunbae, adikmu yang cacat ini telah melukai pergelangan tangan Jongin kau tau?? Jongin adalah kapten basket, bagaimana kalau tangannya cidera dan tidak bisa bermain lagi nanti," adu salah satu dari mereka sementara muka Hoseok sudah merah padam dibuatnya.

"HEH ANAK CACAT, kau bisa tidak sih sehari saja tidak membuatku malu hah??" teriak Hoseok kemudian dengan kesal.

"Ta--tapi hyung, aku...!!"

"Plak....!!" tanpa disangka-sangka, tangan milik Hoseok tadi sudah terangkat dan mendarat cukup kencang di pipi mulus Taehyung yang seketika berubah menjadi merah.

"Astaga....!!" seru beberapa orang di sana karena terlanjur kaget. Sementara si Jongin kini terlihat bersalah nampak jelas dari raut wajahnya.

"Sunbae aku...!!"

"Jangan banyak alasan cacat, sekarang juga kau minta maaf pada Jongin jika kau tidak ingin aku menampar pipimu yang satunya!!" imterupsi Hoseok yang mengancam sang adik.

Sementara itu, Taehyung yang sedari tadi tidak tau harus melakukan apapun perlahan matanya mulai memanas.

"Kenapa kau selalu saja seperti ini hyung?? Kau bahkan tidak mau mendengarkan penjelasan terlebih dahulu dariku," lirih Taehyung dalam hati.

"Masih tidak mau minta maaf eoh??" kata Hoseok lagi yang terlihat semakin kesal.

"Mm sunbae, mian ... sepertinya kau salah paham. Kau tau, sebenarnya tadi itu aku yang menabrak adikmu!! Bukan dia yang salah," jelas Jongin tak enak.

"Hei hitam, apa yang kau lakukan??" senggol teman Jongin pada siku sahabatnya itu.

Sementara Hoseok, seketika iapun langsung bungkam. Bahkan, ia kinipun sempat melirik kearah Taehyung dan merasa bersalah padanya.

Tapi tak berselang lama, ekspresi wajahnyapun kembali datar seperti biasa karena ego sudah mengalahkannya.

"Benarkah?? Tapi kurasa dia tetap bersalah karena tak memperhatikan jalan. Baiklah, kurasa urusan kita selesai di sini," katanya kemudian dan segera berlalu dari sana yang disusul ketiga temannya tadi.

Sementara Taehyung yang melihat sikapnya itu, matanyapun kembali terasa panas lantaran Hoseok pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun padanya.

"Mmm ... apa kau baik-baik saja Kim Taehyung??" tanya Jongin tak enak setelah sebelumnya sempat melirik ke name tag yang dipakai oleh Taehyung disaku depannya itu.

Tak ada jawaban, bahkan Taehyung masih setia menundukkan wajahnya.

Di sisi lain, seorang pemuda terlihat tengah menerobos masuk kekerumunan anak-anak yang sempat berkumpul tadi dan segera berseru kaget setelah berhasil berada di paling depan.

"Yaa Kim Taehyung, neo gwaenchana (apa kau baik-baik saja)??" tanyanya sambil menghambur ke arah Taehyung yang masih setia berada di atas lantai.

"Jiminnie...!!" toleh Taehyung pada sahabatnya itu dan terlihat sangat lega yang bisa terpancarkan dari sinar matanya yang redup tersebut.

"Siapa yang melakukan hal ini padamu eoh?? Mana orangnya," seru Jimin emosi sembari matanya berubah menjadi garang mencari sang pelaku dari sekian banyak orang di sana.

"Apa kau yang melakukannya hah??" teriak Jimin kemudian yang kini telah menarik kerah Jongin penuh emosi di depannya.

"Yaak, apa yang kau lakukan padanya!!" teriak teman Jongin pula pada Jimin.

"Jiminnie kumohon berhenti. Tak bisakah kau membantuku saja untuk pergi dari sini??" lirih Taehyung sembari menarik ujung seragam Jiminnie pelan.

Sementara Jimin yang kembali kesadarannya, segera iapun melepaskan cengkramannya itu dan memutuskan membantu Taehyung tadi.

"Ada yang terluka eoh??" tanya Jimin khawatir setelah terlebih dahulu mengambil kursi roda Taehyung yang tersungkur.

Sementara kerumunan tadipun mulai bubar, begitu juga dengan Jongin yang ditarik paksa oleh temannya untuk meninggalkan tempat tersebut.

"Hmm ... aku baik-baik saja Chim!!" jawab Taehyung pelan. "Tapi hatiku yang tidak baik sekarang...!!" lanjutnya dalam hati.

"Sebentar oke!!" ujar Jimin lagi sambil menggendong tubuh kurus Taehyung itu dan mendudukkannya kembali di atas kursi roda.

"Mmm Chim, boleh kuminta kau membawaku ke UKS saja??" pinta Taehyung yang segera membuat Jimin curiga.

"Yaa ... kau bilang tadi baik-baik saja Tae?!?Jika ada yang sakit, kau harus memberi tau aku pabo," omel Jimin.

"Bukan begitu, aku baik-baik saja kok. Hanya saja, pagi ini kurasa aku ingin beristirahat dulu disana. Kau taukan aku tidak tidur semalam, jadi aku mengantuk sekarang!" sahut Taehyung memberi alasan. Sementara Jimin walaupun masih curiga, tapi mau tak mau akhirnya iapun hanya menuruti permintaan sahabatnya itu.

Di UKS.

"Kau yakin tidak mau aku temani disini Tae??" tanya Jimin memastikan.

Sementara itu posisi Taehyung tengah berbaring sembari memunggunginya.

"Hmm ... pergilah ke kelas Chim. Jangan mengkhawatirkan aku ne," jawab Taehyung pelan namun enggan menoleh pada Jimin.

"Baiklah. Tapi jika terjadi sesuatu, jangan lupa menghubungiku arra??" pinta Jimin lagi.

"Hmm. Pergilah," usir Taehyung lagi.

"Arraso arraso. Sampai nanti Tae," kata Jimin akhirnya dan segera berlalu dari sana, setelah memastikan keadaan sahabatnya itu sekali lagi.

Sementara itu tanpa Jimin ketahui, air mata yang sedari tadi dipendam oleh Taehyungpun perlahan mulai terjatuh.

Sekarang, ia bahkan menepuk-nepuk dadanya sendiri untuk mengurangi rasa sesak yang seakan menghimpitnya itu.

"Eomma ... Tae ingin eomma??" isaknya pelan.

Tbc

Jgn lupa Vote sama Commentnya ya chingu. 😢

Silahkan check karya author yang lainnya juga jika berkenan. Ditunggu ya. 😉

avataravatar
Next chapter