3 Ego & Lust

Surie membuka pintu apartementnya ketika ia melihat Alex muncul di baliknya. Mata Surie melebar ia tak menyangka kalau Alex akan mendatanginya lagi malam ini.

"You Shouldn't be here!"

Surie hendak menutup pintu depan apartementnya namun Alex menyanggal dengan salah satu kakinya.

"Surie please, let me in." Ucap Alex dengan tatapan mata memohon yang Surie benci sekaligus tak bisa ia hindari.

Dan akhirnya Surie pun membiarkan mantan suaminya masuk ke apartementnya. Setelah masuk ke dalam Alex mendekat ke arah Surie berniat untuk memeluknya namun Surie menolaknya.

Surie hanya menatap dalam diam di saat Alex menikmati makan malam yang ia siapkan. Surie seakan tahu ketika Alex datang kemari, adalah saat di mana ia pulang dari kantor dan tak sempat mampir kemanapun. Seakan tempat yang begitu ingin ia tuju adalah satu, Apartement Surie.

"Kamu gak capek apa liatin aku terus kayak gitu?" Tanya Alex seakan menggoda Surie.

Surie berusaha bersikap se normal mungkin agar tak terlihat salah tingkah. Walaupun sebenarnya sedari tadi ia memang menatap Alex lekat dengan berbagai hal tentang Alex di fikirannya.

"Kamu harus pulang setelah ini!" Perintah Surie.

"Aku mau nginap disini." Ucap Alex santai.

"Alex!" Seru Surie. Ia mulai kehabisan kesabaran.

"Surie, mungkin mulai saat ini juga kamu harus berhenti untuk bersikap keras kepala dan terus-terusan ngusir aku! Karena aku gak suka di atur dan di paksa!" Ujar Alex seakan menegaskan apa keinginannya.

Alex memang pemaksa, Surie tahu itu. Dan seberapa keras kepalanya Surie, ia tak akan pernah menang dari sikap Alex yang seperti ini.

"Kalau gitu kamu tidur di sofa malam ini!"

Surie bangun dari tempat duduk meninggalkan Alex di meja makan dan berlalu ke kamarnya.

*****

Alex yang awalnya sudah merebahkan tubuhnya di sofa yang berada di kamar Surie, dengan sigap bangun dari sofa. Ia menatap Surie yang sedang duduk membaca novel sambil menyandarkan tubuhnya di kepala tempat tidur.

"Surie, kamu serius nyuruh aku tidur di sofa?!"

Surie hanya mengangguk tanpa menatap Alex. Matanya masih terfokus pada novel yang ia baca.

Alex mulai kehilangan kesabaran. Perlahan ia masuk ke tempat tidur dari arah Surie duduk. Mendesaknya dan membuat Surie menjadi tak nyaman.

"Alex, kamu ngapain sih? Aku bilang kamu tidur di sofa ya di sofa?!"

"Aku bilang gak mau ya enggak!!!" Ujar Alex masih tetap keukeuh.

"Kalau gitu kamu pulang sekarang!" Sambung Surie dengan sikap keras kepalanya seakan mengusir Alex.

Alex menghela nafas. "Kamu tuh ya, kalau gak ngancam ya ngusir aku. Kamu fikir aku bakalan turuti sikap keras kepala kamu? Hm?" Ujar Alex mulai menaikkan nada suaranya.

Alex mulai muak di saat Surie mulai membuat batas antara mereka berdua. Dan ia akan selalu hilang kesabaran di saat Surie selalu berusaha menghindar darinya.

Alex merebut novel yang Surie baca, menaruhnya secara kasar di nakas dekat tempat tidur. Ia kemudian merebahkah tubuh Surie, mengukungnya dengan Alex yang berada di atasnya. Menggenggam kedua tangan Surie agar mantan istrinya iti tidak bisa kabur atau berusaha melawan.

"Alex!" Seru Surie dengan nyala tajam di kedua matanya.

"Kenapa? Novel kamu gak rusak kok." Ucap Alex santai.

"Lepasin gak?!"

"Kalau aku gak mau? Kamu mau ngapain? Teriak? Iya!"

Nafas Surie masih menderu begitu cepatnya dan dadanye berdegup kencang. Namun bisa di lihat kalau wajah cantiknya mulai merona.

"Aku butuh kamu sekarang, Surie." Kata Alex sensual.

"Kamu gak pernah benar-benar butuh aku, Al." Jawab Surie dan terasa nada kesedihan di dalamnya.

Alex mulai mengelus lembut rambut dan wajah Surie. Cantik dan menawan, itulah yang Alex fikirkan saat ini. Ada rasa bangga dalam dirinya di saat ia pernah menjadi suami sah seorang wanita bernama Surie Givanny.

"Tapi aku benar-benar butuh kamu sekarang." Ucap Alex meyakinkan Surie berusaha untuk merendahkan ego wanita yang kini berada di bawahnya.

Alex mulai mengecup bibir plum Surie. Walaupun awalnya menolak di karenakan ego yang Surie miliki, perlahan ciuman itu berubah menjadi jilatan dan hisapan yang semakin intens terlebih di saat Surie mulai membuka bibirnya dan memberikan akses untuk lidah Alex masuk ke dalamnya.

Alex sangat menyukai leher Surie yang putih dan jenjang. Ia selalu meninggalkan tanda kapanpun mereka berada dalam situasi seperti ini.

Dorongan yang Alex berikan pada tubuh Surie semakin dalam dan tentu saja membuat tubuh Surie semakin di manjakan. Sejak mereka menikah dulu, tak pernah ada kegiatan seperti apa yang terjadi saat ini di antara mereka berdua. Semua terjadi di saat mereka resmi bercerai.

"Hm.. Al.. pelan.. pelannn.."

Alex tersenyum miring. Melihat Surie yang seperti ini membuat Alex melihat sisi lain Surie yang sebenarnya.

3 jam berlalu...

Alex memeluk tubuh telanjang Surie yang membelakanginya. Memberikan ciuman lembut seakan sebagai tanda terima kasih pada pundak Surie. Dan kemudian kembali memeluknya erat. Hingga keduanya terlelap ke alam mimpi.

*****

Alex menikmati sarapan yang Surie buatkan untuk mereka berdua. Setelah malam panas mereka semalam, Surie akan menjadi Surie yang seharusnya. Dingin di luar, namun hangat di dalam. Alex tahu sikap Surie yang seperti itu hanya untuk melindungi dirinya.

Ponsel Alex berdering, dan terlihat nama Fey di layar ponselnya.

"Halo, Fey."

Surie dan Alex saling menatap. Namun Alex kembali fokus pada pembicaraanya dengan Fey di telfon.

"Ada apa? Kamu perlu sesuatu?"

"Kamu di mana sekarang?"

"Di apartement Surie." Jawab Alex sambil melirik ke arah Surie.

"Temenin aku sarapan!"

"Aku lagi sarapan."

Fey terlihat menghela nafas. "Kamu cuma perlu temenin aku sarapan Alex." Ujar Fey tak perduli.

Alex tersenyum simpul. Tunangannya adalah wanita yang juga memiliki ego yang tinggi. Lebih tinggi dari Surie tentunya.

"Okay, kamu di mana sekarang?" Tanya Alex akhirnya.

"Di hotel. Aku share lokasinya."

" I'm going there now."

Pembicaraan mereka berdua di telfon pun berakhir. Alex meneguk jus nanasnya dan merapikan bibirnya dengan napkin. Ia pun berdiri dari kursi dan mencium lembut rambut Surie.

"Aku pergi ya,,"

"Hm.. hati-hati Al."

Alex tersenyum lembut kemudian keluar dari apartement Surie. Perasaan yang sama selalu Surie rasakan ketika Alex pergi setelah mereka berdua menghabiskan malam bersama. Karena Surie sadar kalau sekarang, Ia tidak bisa menjadi prioritas utama bagi Alex. Sekarang mantan suaminya sudah memiliki tunangan. Dan Alex, memiliki perasaan khusus pada Fey.

*****

Alex tiba di depan kamar suites salah satu hotel

bintang 5. Hotel yang menjadi kesukaaan tunangannya.

"Kamu harus berhenti perintah aku seenaknya, Fey!" Tegas Alex ketika Fey membuka pintu kamarnya.

"Kamu tunangan aku, Al."

Alex masuk ke dalam kamar suite dan melihat sarapan untuk Fey telah tersaji di meja makan. Tentu saja butler pribadi Fey yang melakukannya.

Fey duduk dan mulai menikmati sarapannya dengan Alex yang duduk di sampingnya. Fey tidak terlalu menyukai sarapan yang berat. Hanya ada smoothie bowl, 2 potong brown toast, dan segelas mix green juice.

"Kenapa harus nginap di hotel? Kamu di usir dari rumah?" Tanya Alex.

"Aku bosan di rumah." Jawab Fey santai.

Alex tersenyum miring. Ia mulai menyadari beberapa sifat Fey mulai berubah semenjak mereka bertunangan. Pertunangan yang terjadi di antara dua sahabat memang tak selalu berakhir dengan baik.

"Aku heran Surie masih mau terima kamu kapanpun kamu kabur dari aku." Ujar Fey seakan menyindir Alex.

"Kenapa? Lagipula itu gak akan jadi masalah kan buat kamu?" Ucap Alex seakan membela diri.

"She's clearly still in love with you. And you just love to playing with her feelings. What a pity."

Alex menatap Fey yang tersenyum sendiri tanpa menatapnya. "Apa sekarang kamu mulai peduli dengan, Surie?? Hm??"

"Surie seharusnya sadar lebih cepat kalau mantan suaminya adalah seorang cassanova." Tegas Fey kemudian meneguk jus nya.

Bersambung...

avataravatar
Next chapter