21 Bagian 20. Pulau (1)

Bagian 20. Pulau (1)

Hari ini merupakan hari pertama tokoku dibuka. Mungkin karena promo diskon Soft Opening dari tokoku membuat tokoku sangat ramai hari ini. Untung saja Sky menginap tadi malam. Ia dapat membantuku menjual baju jualanku disini. Kebetulan hari ini Sky tidak ada kelas. Sebagai adik yang baik, ia tidak menuntut bayaran sama sekali. Sky mungkin mengerti keadaanku. Tidak baik untuk memeras kakak kandungnya sendiri, pikirku.

Beth juga datang ke Tokoku untuk membantu. Ia lebih tertarik untuk membantu di bagian kasir. Sepertinya menerima uang memang pekerjaan yang menyenangkan bagi siapapun.

Tokoku sangat ramai hari ini dan membuatku sedikit kewalahan menghadapi para pengunjung. Di luar perkiraanku, adikku,Sky yang sangat manja itu ternyata mampu melayani pelanggan-pelanggan. Kelakuannya yang heboh dan lucu membuat pelanggan-pelangganku senang dalam membeli baju-baju yang ditawarkan olehnya. Beth juga tidak kalah sibuk dalam melayani pelanggan dan kembali lagi ke mesin kasir.

Tak terasa, langit semakin gelap. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 7 malam. Yang paling mengejutkan adalah baju jualanku. Baju jualanku hampir habis hanya dalam 1 hari. Jujur saja aku sendiri juga bingung apa yang harus kujual besok. Mungkin aku harus memesan kembali baju jualanku dari rekan bisnis orang tua Month. Aku memutuskan untuk menutup tokoku lebih cepat dari jadwal yang semula pukul 9 malam. Kebetulan para pelanggan juga sudah pulang.

'HOAAAAAMMMM!!'Sky menguap dengan keras tanpa malu. Sepertinya sifatnya yang suka semaunya dan cuek tersebut sudah menjadi wataknya.

"Kak Gel..aku pulang ya.." Ujar Sky sembari mengambil tasnya di meja kasir.

"Ga nginap aja?" tawarku.

"Nggak deh,Kak.. besok ada kelas pagi di kampus.." tolak Sky. Aku menemani Sky berjalan keluar dari toko. Sky menyalakan motor scoopynya. Untuk anak seusianya, Sky termasuk cukup mandiri karena ia sudah bisa pergi kemana-mana sendiri tanpa perlu diantar jemput. Sepertinya Sky,adik kecilku yang manis sekarang sudah dewasa, pikirku.

"Eh..Kak Gel.." Panggilnya lagi tiba-tiba.

"Iya?"

"Kak Gel jemput aku dong besok.. terus anterin ke kampus.." Pinta Sky sambil cengengesan. "...kan Kak Gel punya mobil..." lanjutnya.

"Enak aja.. kamu udah bisa bawa motor sendiri.. pergi sendiri aja sana.." tolakku.

"Tapi kan aku udah bantu jaga toko tadi..anggap saja imbalannya.." Ujar Sky

"Pokoknya enggak!" Tolakku sambil tertawa. Ternyata Sky masih tetap aja manja. Aku menarik kembali pemikiranku tentang Sky yang sudah dewasa.

"Huh..Kak Gel Pelit!!" Ujarnya sembari memacu motornya pergi dari tokoku.

Aku hanya menghela napas dan menggeleng-gelengkan kepalaku. Tanpa sadar aku tersenyum. Walaupun Sky berkata seperti itu, aku tetap merasa ia sangat lucu. Aku kembali masuk kedalam toko. Beth terlihat sedang asyik menghitung pendapatan kami hari ini. Stok barang jualanku hampir habis, padahal barang dagangan yang kujual merupakan baju kelas Premium dan Branded. Terang saja jumlah uang yang sedang dihitung oleh Beth mencapai puluhan bahkan mungkin ratusan juta rupiah.

Tak lama kemudian, Beth menatapku dengan tatapan memelas.

"Beb.."Panggilnya

"ya?" jawabku sambil menghitung stok barang tersisa.

"Aku kan udah bantu disini... jadi...",Beth masih menatapku dengan tatapan memelas. "..Boleh ga beliin aku tas baru.."

"Nggak.. kan uangnya masih mau diputar lagi untuk usaha.." Tolakku.

"Iiih,Beb..Ga mahal kok.."

"Ga mahalnya kamu itu berapa,Beib?"

"Cuman segini kok.."Beth menunjukkan kedua telapak tangannya. Ia mengangkat kesepuluh jarinya.

"Se..sepuluh juta?"

Beth mengangguk.

"Nggak..nggak..nggak.. uang segitu bisa dipakai buat diputar lagi..." Tolakku. Nominal sepuluh juta itu sudah setara dengan gajiku saat kerja di kantor dulu.

"Ayolah,Beb...kamu kan ga pernah beliin aku apa-apa.." Beth memelas lagi.

"Nggak..."

Beth langsung diam dan cemberut.

"Ya sudah kalau gitu.. Terserah kamu saja!!" Ujar Beth sambil berjalan keluar dari tokoku dan masuk ke mobilnya. Ia tadi datang dengan mobil BMW hitamnya. Tanpa menungguku, Beth langsung pulang dengan mengendarai mobilnya.

Aku hanya bisa menghela napas panjang. Apa aku salah ya menolak membelikan Beth tas baru? Padahal ia sudah membantuku disini sepanjang hari, pikirku.

Aku menutup pintu besi dari tokoku dan naik ke atas kamar. Aku membuka Instagram dari handphoneku dan kembali melihat isi pesan dari Ros. Belum ada balasan dari Ros. Lagi-lagi aku menghela napas karena kecewa. Entah kenapa aku sangat mengharapkan balasan dari Ros. Kenapa aku bisa sampai seperti ini? Aku terus penasaran dengan Ros. Padahal aku sudah punya Beth. Ada apa denganku? Ros itu hanya gadis masa laluku. Kami memang pernah bertemu di negeri tetangga dulu pas kami masih kecil. Oh iya, kami juga dulu pernah satu sekolah. Tetapi kenapa aku berkali-kali bermimpi tentangnya? Sepertinya ada hal penting di masa lalu yang terlupakan olehku. Aku kembali terngiang-ngiang ucapan Sky tadi malam.

---

Setelah membaca pesan dari Ros. Sky langsung merebut handphoneku dari tanganku.Ia melihat pesan dari Ros.

"Lho? ini kan Kak Ros?" Ujarnya tiba-tiba.

"Kamu kenal Ros?" Tanyaku

Sky mengangguk.

"Kak Ros apa kabarnya ya,kak?" ujar Ros sambil mengutak-atik handphoneku. Ia berniat membalas pesan dari Ros.

Dengan sigap aku langsung merebut kembali handphoneku dari tangan Sky.

"Ga usah macam-macam dengan Hp kakak..."

Ternyata Sky sudah terlebih dahulu menekan tombol SENT. Ia mengirimkan pesan :

'Baik,Ros.. Kamu apa kabarnya? Tinggal dimana sekarang?'

Tiba-tiba menanyakan tinggal dimana bukannya terkesan aneh ya? pikirku. Tapi yah sudahlah, seharusnya Ros juga tidak akan berpikir macam-macam.

"Iiih.. Kan aku kangen sama Kak Ros.."

"Emangnya kamu ingat dengan Ros?" Tanyaku lagi.

"iya.. Kak Ros sama kakak kan...." ucapan Sky terpotong oleh bunyi handphonenya. Sky mengambil handphone dari sakunya dan melihat nama orang yang menelponnya. "..Mama?"

Sky mengangkat telepon dan berbicara dengan Mama.

"..Iya,Ma?.... Iya.. Sky nginap tempat kak Gel.. Iya... nggak ada kuliah kok besok.. iyaa.. oke mama.." Dari kata-kata Sky, aku sudah dapat menebak apa saja yang ditanyakan oleh Mama pada Sky.

Sky menutup teleponnya dan menatapku. "..Aku udah ijin sama mama.. Aku tetap nginap.. hehehe" Ujar Sky sambil cengengesan.

"...terus tadi mau ngomong apa soal Ros sama Kakak?" Tanyaku. Aku masih penasaran dengan apa yang diketahui Sky tentang Ros dan hubungannya denganku.

"Uhm..." Sky mengernyitkan dahinya. Bola matanya menghadap keatas seolah ia sedang berpikir keras. "...Lupa... Udah aah.. aku mau tidur... Met bobok, Kak Gel!!" Sky langsung kembali melompat keatas kasur dan memonopoli selimutku.

"..Waaah..dasar babi guling!! Bagi selimutnya!!" Ujarku sambil menarik selimut dari Sky. Kami tidak pernah ada masalah untuk tidur bersama walaupun jenis kelamin kami berbeda. Aku benar-benar menganggap Sky sebagai adik kecil kesayanganku. Apalagi perbedaan umur kami yang cukup jauh.

--

avataravatar
Next chapter