3 Penyelidikan Berlanjut (2)

Setibanya di kantor, Jia dan Tezza segera masuk kedalam ruangan tim investigasi khusus, kini mereka menyelidiki bersama dalam satu ruangan. Sedangkan Pak chen dan Fengying mereka pergi kerumah sakit untuk mengawasi pria tadi.

Setibanya Tezza dan Jia, Jun segera menunjukkan petunjuk petunjuk yang ia dapatkan. "ini semua petunjuk yang kudapatkan, disini dalam gambar ia terlihat membawa sebuah jerigen yang terisi setengah, artinya ia telah menggunakan sisanya dan Adam Mord tewas karena terbakar walau tidak jelas tetapi aku yakin jerigen ini didapatkan dari SPBU Maltu,karena aku juga pernah membeli yang sama seperti itu" Jun menjelaskan panjang lebar kepada Tezza dan Jia.

"SPBU Maltu? ada berapa banyak SPBU Maltu disini?"Jia bertanya. "setelah ku telusuri SPBU Maltu dikota ini ada 28 tempat" itu Sasa yang menjawab,karena tadi saat Jun mengatakan SPBU Maltu, ia langsung mencari keberadaan SPBU itu.

"28? banyak juga,kalau begitu aku dan Ketua Tezza akan mengunjungi satu-satu, Jun kamu kirimkan foto itu padaku dan jangan lupa untuk terus mengawasi, lalu Sasa kamu tolong kirim alamat setiap SPBU-nya, dan Bu Mei anda harus menunggu kabar dari pak chen dan Fengying,setelah itu kumpulkan bukti lebih banyak lagi, mari kita selesaikan kasus ini dengan cepat." Jia memberi perintah terhadap timnya untuk mengerjakan tugas masing-masing. "baik" semua serempak menjawab perintah Jia dan semua mulai sibuk.

***

ditempat lain,Fengying dan pak Chen masih harus mengawasi teman Adam Mord. "dok, bagaimana keadaannya?" Fengying bertanya pada dokter yang merawat teman Adam Mord. "keadaannya tidaklah buruk,namun kalian baru bisa mewawancarainya besok, karena jika sekarang dia akan sulit untuk menjawab jujur" dokter memberitahu informasi ini agar mempermudah penyelidikan. "baiklah terimakasih dok" Fengying berterimakasih sambil menundukkan kepalanya, pak Chen juga melakukan hal yang sama, "iya, saya kembali dulu, permisi" dokter itu berpamitan pada Fengying dan juga pak chen, pak chen dan Fengying hanya mengangukkan kepala, lalu dokter tersebut pergi.

"pak chen, apa kamu lelah?" Fengying mengkhawatirkan pak chen karena dari tadi dia diam melulu, tidak seperti biasa pak chen itu selalu cerewet. "tidak"pak chen menjawab dengan datar. "apa ini? apa kamu sedang lapar? kenapa kamu datar sekali?" Fengying bertanya dengan gestur berpura pura marah. "tidak" dan lagi! pak chen menjawab dengan datar, "pak tua, sebenarnya anda kenapa? apakah aku berbuat salah" Fengying bertanya dengan nada sedikit kesal. "tidak" oh tuhan.....ada apa dengan pak tua yang cerewet ini??? Fengying menggerutu dalam hati. " aku lapar, aku akan ke kantin" Fengying memberitahu pak chen bahwa dia akan ke kantin, tanpa menunggu jawaban pak chen yang ia yakini akan mengesalkan lagi, ia segera meninggalkan tempat dan pergi ke kantin.

***

di tempat lain

Jia dan Tezza sampai di alamat SPBU pertama, "permisi" Jia masuk kedalam kantor SPBU itu lalu ada seorang pria paruh baya yang menyahut "iya.., ada apa ya?" pak tua itu terlihat bingung karena ada orang yang masuk kedalam kantornya, dan lagi mereka bukan karyawan-nya. "maaf mengganggu anda, kami dari kepolisian ingin bertanya sesuatu" Tezza memperkenalkan diri sambil mengeluarkan kartu namanya, Jia juga melakukan hal yang sama. "oh..kalian kesini untuk bertanya, mau bertanya apa?" pak tua itu bertanya dengan ramah. "apa ada seorang pria yang datang kemari membeli bensin dengan jerigen?" Tezza bertanya pada pak tua itu " seorang pria? aku tidak ingat jelas, tetapi sepertinya tidak ada seorang pria yang datang kemari untuk membeli bensin dengan jerigen" pak tua itu menjawab sambil mengingat - ingat. "apa anda yakin? apa orang ini pernah kesini?" Jia melanjutkan Tezza bertanya sambil menunjukkan foto seorang pria yang membawa jerigen, walau gambarnya tidak terlalu bagus, tetapi wajah orang itu terlihat jelas karena ia tidak memakai penutup wajah seperti masker atau buff dan topi untuk menutupi mukanya, entah dia ceroboh atau agar tidak dicurigai. "orang ini terlihat asing bagiku, aku tidak pernah melihatnya datang kemari" pak tua ini sangat yakin dengan jawaban yang ia berikan. "hm baiklah kalau begitu, kami permisi dulu maaf mengganggu" Tezza yang percaya bahwa pak tua itu tidak berbohong segera berpamitan, karena ia tak ingin buang waktu disini. "memang ada apa kalian mencari pria itu?" pak tua itu bertanya dengan penasaran "nanti juga kamu tahu, kami permisi" Jia menjawab pak tua itu dengan singkat lalu pergi meninggalkan SPBU pertama bersama dengan Tezza.

SPBU ke-2

SPBU ke-5

SPBU ke-7

SPBU ke-13

SPBU ke-20

hingga SPBU ke-20 mereka belum juga mendapatkan petunjuk, kini waktu menunjukkan pukul 3 dini hari, Tezza dan Jia sedang dalam perjalanan menuju SPBU ke-21. "ini masih jauh,kamu tidurlah dulu" Tezza memberi tahu Jia untuk tidur agar Jia tidak terlalu capek. "tidak aku tidak mengantu, tapi kenapa letak SPBU kali ini jauh dari kota ya?" Jia bertanya kepada Tezza untuk memastikan bahwa mereka tidak tersesat. "benar juga, ini kita masuk kepedesaan, tetapi ini adalah lokasi yang Sasa berikan, tidak mungkin salah kan?" Tezza juga bingung tapi mau bagaimana lagi kita harus menyelesaikan kasus ini secepat mungkin agar tidak ada korban lagi, yang membuat bingung para polisi adalah pembunuhan yang baru saja terjadi, yaitu pembunuhan Adam Mord, awalnya para polisi mengira dan sangat yakin bahwa para korban pembunuhan ini dibunuh oleh satu orang yang sama, namun, setelah tempat tinggal Adam Mord diperiksa oleh tim forensik, mereka tidak menemukan jejak apapun yang ditinggalkan oleh sang pembunuh, tidak seperti dua korban sebelumnya, sang pembunuh selalu meninggalkan jejak, dan lagi metode yang digunakan sang pembunuh pada Adam Mord untuk membunuhnya adalah dengan cara di bakar, sangat berbeda dengan dua korban sebelumnya. Dua korban sebelumnya sama sama dibunuh dengan cara ditikam sebanyak 17 kali dengan brutal, tidak hanya itu sang pembunuh juga selalu bermain dengan darah korbannya. Karena Adam Mord mati terbakar dan tidak mengeluarkan darah, jadi sang pembunuh tidak bisa bermain dengan darahnya.

***

Di ruang investigasi khusus

"aduh...kenapa mereka lama sekali, dan lagi kenapa letak SPBU ke-21 ini berada di pedesaan, kini sudah pukul 4 pagi dan mereka masih belum menemukan, aku mulai khawatir sangat bahaya mengemudi di pedesaan pada pukul segini" Sasa mengungkapkan kekhawatirannya dengan frustasi, walau sudah pukul segini para tim investigasi khusus tidak tidur dan tetap melanjutkan tugas mereka.

Jun juga khawatir karena ini sudah dini hari,tetapi ia percaya pada Jia dan Tezza, begitu pula bu mei.

"ngomong-ngomong, aku menemukan bahwa dua korban sebelumnya memiliki hubungan, saat aku sedang memeriksa resume mereka, aku menemukan akun media sosial mereka" Bu Mei berseru ditengah kepanikan Sasa, Bu mei meperlihatkan hasil temuannya ke semua tim dengan menggunakan projector. Dilayar terlihat akun media sosial korban pertama yang saling komentar di dengan akun media sosial korban kedua. "tetapi jika dilihat dari percakapan mereka, sepertinya mereka tidak akur, apakah mereka musuh?" Sasa bertanya meminta pendapat pada para rekannya itu. "benar sepertinya mereka musuh di kehidupan sebelumnya, tetapi lihatlah ini" ucap bu mei sambil mengganti slide layar. Layar memperlihatkan foto kedua orang itu, mereka berfoto layaknya teman dekat. " apa yang terjadi sebenarnya?" Sasa makin bingung dengan apa yang ia lihat, "hey Jun, kenapa kamu diam saja?" Sasa menegur Jun karena Jun hanya berdiam diri sejak tadi tidak bicara sama sekali. " aku sedang memahami mereka berdua" Jun berbicara dengan santai, namun raut wajahnya tidak santai, ia sedang berpikir keras. Sasa yang melihat itu tidak mengganggunya lagi, ia juga mulai serius memahami apa maksud dari kedua orang itu.

avataravatar
Next chapter