14 Pengecualian

Keesokan harinya

Kemarin Jia pulang ke apartemennya pada pukul 11 malam, jadi kini ia bangun kesiangan. Setelah bangun Jia pergi ke dapur untuk memasak karena sekarang ini tidak bisa dibilang pagi, jadi ia tidak memasak menu sarapan, ia memasak menu makanan yang akan membuatnya kenyang dalam waktu lama.

Selesainya memasak, Jia tidak langsung makan, ia pergi ke kamar mandi untuk mandi supaya tubuhnya segar. Setelah mandi barulah ia memakan makanan yang tadi ia buat.

Hari ini adalah hari peringatan kematian nenek nya jadi ia berniat untuk mengunjungi makam nenek dan kakeknya, ia memakai gaun berwarna hitam yang dipadukan dengan outer dengan warna yang sama ia juga memakai floppy hat hitam dan ditangannya ada kacamata hitam.

Saat ia sedang memakai ankle boot nya, tiba tiba bel apartemennya berbunyi, lalu ada suara seorang pria yang ceria menyapa "Jia....ini aku" dari suaranya Jia tahu siapa orang yang ada di depan pintunya itu.

Jia membuka pintu dan terlihat ada dua pria tampan berdiri didepannya Jia hanya mengenal Richard yang satunya lagi lebih tinggi dari Richard, dan Jia tidak mengenalinya, "ada apa?" "wah kamu mau kemana?" suara Richard tambah bersemangat, "aku ingin mengunjungi nenek dan kakekku, kamu ada perlu apa kesini? dan.....dia siapa?" "oh ini temanku, dia juga tinggal disini, perkenalkan namanya Chris Tang" Jia mengulurkan tangannya dan disambut oleh Chris "Jia Li" Jia memperkenalkan dirinya sambil tersenyum simpul "Chris Tang" Chris juga memperkenalkan dirinya dan menampilkan senyum simpul juga.

"Jia, kamu mau mengunjungi tetuamu dengan pakaian serba hitam begini?" Richard tidak tahu bahwa yang dimaksud Jia adalah pemakaman, "iya, aku mau pergi. Kalian ada keperluan apa datang kesini?" Jia tidak ada niat untuk membuang waktu dengan mereka.

"ah, kalau begitu apa kami boleh ikut denganmu?" Jia terkejut dengan apa yang dikatakan Richard, "untuk apa kamu ikut denganku?" Chris juga terkejut, bahkan ia meraa malu memiliki teman seperti Richard.

"mmm memangnya tidak boleh?" Richard bertanya dengan wajah melasnya. "bukan begitu tapi..." belum terseleaikan ucapan Jia, ia sudah didorong oleh Richard dan Richard menutup pintunya, pintu itu memakai pin dan sidik jari, jadi pintunya setelah tertutup terkunci dengan sendirinya.

"hey apa yang kamu lakukan?" Chris sungguh merasa malu oleh kelakuan Richard, "mau apa kamu ikut dengan dia? apa kamu tidak malu?" Chris sudah kesal dengan kelakuan Richard, jadi ia menaikkan suaranya satu oktaf.

Saat Chris sedang memarahi Richard, tiba tiba suara yang Jia kenal muncul "Jia?" itu suara Tezza, kini Tezza juga ikut muncul dihadapan Jia "kak?" saat Jia memanggil Tezza dengan sebutan 'kak' Richard langsung melepas tangannya yang ada di pundak Jia lalu menundukkan kepalanya memberi salam lalu meraih tangan Tezza sambil memperkenalkan dirinya. Richard berpikiran bahwa Tezza adalah kakak Jia.

Jia dan yang lain tercengang dengan kelakuan Richard, Tezza memelototi Jia meminta penjelasan, Jia hanya mengangkat bahunya dan "kak, dia Richard yang waktu itu" Jia memperkenalkan Richard pada Tezza, "oh" Tezza melepaskan tangannya dari genggaman Richard dan menatapnya dengan dinngin.

Richard yang melihat itu langsung merasa tidak nyaman, ia menelan ludah sambil berkata "mm apa aku berbuat salah?" "mau apa kamu menemui Jia?" Tezza dari awal tidak suka pada Richard karena dia sepertinya ada maksud pada Jia.

"mau-" "kalau tidak ada kepentingan silahkan pergi." Tezza memotong ucapan Richard lalu menarik lengan Jia "Kami duluan" Jia berpamitan sambil jalan karena lengannya ditarik oleh Tezza.

mereka berdua menaiki mobil Tezza, "kak mengapa kamu datang kemari?" Jia tidak meminta Tezza untuk menjemputnya dan untuk datang bersama ke pemakaman nenek, "hari ini kan hari peringatan nenek" Tezza berkata dengan datar "aku tau, tapi aku sudah membawa kunci mobilku" sejujurnya Jia berterimakasih pada Tezza karena sudah menariknya tadi, jika Tezza tidak datang, pasti Richard dan temannya tadi akan ikut dengannya dia tidak mau itu terjadi. "kamu ini kenapa bawel sekali sih, kamu kan bisa simpan kunci itu" Tezza menyalakan mesin mobilnya lalu pergi meninggalkan gedung apartemen yang megah ini.

***

Di situasi lain

"kakaknya dingin sekali" Richard bergumam dengan wajah datar, Chris yang melihatnya menjadi bingung, "kamu bertingkah bodoh, tidak seperti biasanya" Chris tidak mengerti mengapa Richard bertingkah seperti tadi, namun dia menyadari sesuatu.

Sahabatnya ini Richard Adya, tidak pernah mendekati seorang wanita satupun, kecuali ibunya sendiri. Tidak ada. Semua saudara, sahabat, dan rekan kerja, mereka semua berjenis kelamin pria. Richard ini alergi terhadap wanita, dan ia baru sadar bahwa Jia adalah seorang wanita.

"Dia cantik kan?" Richard tiba tiba berkata seperti itu, "hah?" Chris sedang memikirkan Richard yang santai pada Jia, "hey bukankah kamu alergi terhadap wanita???" setelah sadar Chris langsung menanyakan hal yang ia pikirkan sejak tadi.

"iya. Aku alergi terhadap wanita, namun saat pertama kali aku bertemu dengan Jia, aku tidak merasa jijik dengannya, jadi aku pikir saat itu alergiku hilang, namun saat aku bertemu seorang pelayan wanita, aku merasa jijik, jadi aku berpikir bahwa Jia wanita kedua setelah ibu yang menjadi pengecualian oleh alergiku, aku sangat merasa senang bisa memiliki teman wanita jadi saat bersama dengan Jia, aku bertingkah bodoh saking senangnya" Chris ternganga mendengar semua ocehan Richard, jujur ini pertama kalinya Richard berbicara panjang lebar, bahkan saat sedang rapatpun dia tidak berbicara sepanjang ini. Chris kagum pada Jia karena sahabatnya ini bisa bahagia karena Jia.

avataravatar
Next chapter