1 Pembunuhan Di Jalan Pahing

Kantor Polisi

"kenapa kamu mencuri?",Han Fengying kini,sedang menginterogasi pencuri amatir,ini sungguh menyebalkan. "kenapa kamu diam saja?apa suaraku kurang jelas?",Han Fengying semakin geram dengan tingkah si pencuri ini."t-tidak,aku...aku hanya tidak sengaja mencuri." mulut si pencuri itu akhirnya terbuka,namun sekali nya terbuka membuat Han Fengying terkejut."Apa?! tidak sengaja katamu?apakah itu alasan yang masuk akal?",sungguh! tidak disangka sangka si amatir ini memberikan alasan yang bodoh.

"huh...sungguh menyebalkan mengapa bisa ada amatir seperti itu di dunia ini??!" Han Fengying sudah selesai berurusan dengan si amatir itu,ia menghabiskan 2 jam hanya dengan masalah kecil itu,sungguh itu bisa merusak citranya sebagai detektif yang selalu gesit dalam tugas."hahaha apakah kamu sudah selesai?" tanya Tezza Mu yang sedang makan,ini jam istirahat kini,Tezza, Fengying, dan Jia Li sedang makan bersama di restoran depan kantor, Tezza bertanya begitu karena sejak tadi yang dibicarakan Fengying hanyalah si amatir.

***

"Sasa,perlihatkan aku lokasinya" Jia Li memerintahkan Sasa untuk memperlihatkan TKP kasus ini.Tadi selesainya makan siang,mereka semua langsung mengurus tugas mereka sendiri,Han Fengying dan Tezza Mu bekerja di divisi kriminal dan Tezza adalah ketua tim divisi kriminal dalam tim Tezza Mu hanya berisi 3 orang yaitu Detektif Han yang tak lain dan tak bukan adalah Han Fengying,lalu ada yang tertua di tim mereka biasa dipanggil pak Chen,ia adalah seorang ayah anak satu ia yang paling berpengalaman dalam tim ini,lalu yang terakhir ada Tezza Mu ia adalah ketua tim,ia menjadi ketua tim karena kerjanya memang selalu bagus,sedangkan Jia Li bekerja di Tim Investigasi Khusus sebagai ketua,dalam tim ini yang ke lapangan hanyalah Jia yang lain hanya memantau dalam ruangan,bisa dibilang ini Tim 'Rahasia', dalam tim ini terdiri dari 4 orang yang pertama ada Sasa,yang bertugas memantau lokasi TKP,Sasa adalah anggota termuda,lalu ada Bu Mei,yang bertugas mencari informasi tentang korban dan pelaku,lalu ada Jun,ia adalah seorang peretas,ia membantu tim ini untuk memantau pergerakan pelaku,pekerjaannya selalu bagus ia sangat bisa diandalkan,dan ia juga satu satunya pria dalam tim ini.Dan yang terakhir adalah Jia Li sebagai ketua Tim ia mengurus banyak hal,dan ia juga harus turun kelapangan sendiri.

"apa kamu sudah bisa melacak keberadaannya?",Jia Li bertanya kepada Jun untuk memastikan,"sudah,setelah ku selidiki ternyata ia berpindah pindah,orang ini sungguh cerdas",kini tim investigasi khusus sedang mengurus satu kasus pembunuhan di Jl.Pahing ,belum lama ini si pembunuh sudah berhasil membunuh 2 wanita,yang satu adalah murid SMA yang satu lagi adalah seorang buruh."iya,orang ini cerdas,ia ingin kita mengejarnya" timpal bu Mei,"benar benar kurang perhatian!dia memberi kita banyak petunjuk tetapi itu tidak dapat dimengerti" Sasa menggerutu. Ya,benar pembunuh ini selalu memberi petunjuk yang tidak jelas,di TKP pertama setelah ia membunuh korbannya,ia selalu meninggalkan teka teki contohnya ia membuat inisial dengan darah korban,entah itu inisial namanya atau yang lain dia selalu mempersulit.Di TKP kedua ia juga meninggalkkan teka teki berupa lukisan yang menampilkan seorang wanita yang sedang menggandeng tangan anak kecil,"apa mungkin inisial di TKP pertama adalah nama korban selanjutnya,lalu gambar di TKP kedua adalah orang yang akan dia bunuh?menurut kalian bagaimana? apakah itu masuk akal?" Jia Li bertanya kepada timnya. "YA! itu bisa saja" Sasa yang memberi respon lebih dulu."kalau begitu,apakah masuk akal juga jika pembunuhnya adalah seorang pelukis?" Jia Li bertanya lagi."itu masuk akal,jika dilihat dari gambar itu sepertinya ia sangat pintar menggambar" Jun memberikan asumsinya."Kalau begitu,kita harus mengawasi setiap pelukis". "Baiklah...ayo kita bekerja" pintah Jun semangat.Tim investigasi mulai sibuk dengan tugasnya,berkat Jia mereka merasa tugasnya menjadi lebih mudah,Sasa mulai memeriksa ulang TKP lebih detail,lalu bu Mei mencari lebih dalam resume tentang korban,kemudian Jun dan Jia memeriksa setiap pelukis yang ada di kota ini.

***

Jia sedang dalam perjalanan ke tempat pelukis pertama yang ia dan tim curigai, dalam penelusuran Jia dan Jun terdapat 5 pelukis yang mencurigakan, Jun sudah memeriksa latar belakang mereka dan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan di waktu kejadian,meski ini tidak boleh tetapi Jia dan Jun tetap memeriksa latar belakang mereka untuk menyelesaikan kasus ini. Maka dari itu kini Jia pergi untuk mengunjungi tempat si pelukis pertama berada. Ia pergi sendiri,sedangkan Jun dan yang lain memantau dari ruangan.

***

Jia sudah sampai di tempat pelukis pertama,ini adalah sebuah gang kecil jadi ia tidak bisa memasukkan mobilnya kedalam,akhirnya ia turun sendiri dan masuk kedalam gang tersebut,tempat ini terlihat berantakan,menurutnya ini tidak layak huni,sungguh ini sangat kotor. Jia melihat ada satu bangunan disitu bukan, bukan bangunan lebih tepatnya container. Jia mendekati container tersebut,setelah dilihat lebih dekat ternyata di sekeliling container itu cukup bersih tidak seperti didepan.

Lalu Jia mengetuk pintu container tersebut,dilihat dari jendela nya sepertinya disini sedang kosong,menurut hasil pemeriksaan Jun pelukis ini adalah pelukis jalanan bernama Adam Mord yang sering masuk acara TV karena hasil karyanya yang sangat emosional,ada salah satu lukisan nya yang mirip seperti gambar yang digambar oleh si pembunuh,karena itu dia menjadi tersangka utama,namun dalam hasil pelacak-an Jun Adam Mord ini sedang syuting saat kasus itu terjadi jadi mereka menjadi bimbang apakah Adam Mord atau bukan si pembunuh itu.Namun,Jia tetap akan menyelidiki Adam Mord karena itu ia datang kemari.

Tak lama setelah Jia mengetuk pintu terdengar langkah kaki dari belakangnya,lantas ia pun berbalik untuk melihat siapa yang datang."huh?ada tamu ya?" sapa seorang pria yang berumur sekitar 30-40 tahun-an,"ekhm saya Jia Li dari kepolisian" Jia yang menyadari bahwa orang tersebut adalah Adam Mord langsung mengenalkan dirinya.

"ooohhh hahaha polisi toh,ada apa?apa ada perlu denganku?" tanya Adam Mord,kini Jia diajak masuk kedalam container-nya,setelah Jia masuk ia mencium bau cat yang begitu menyengat,sebenarnya ia tidak suka dengan bau cat yang begitu menyengat tetapi untuk kali ini ia tahan. Lalu setelah dipersilahkan duduk Jia langsung menjelaskan kepada Adam Mord mengapa ia kemari. Adam Mord menyetujui kedatangan Jia ,jadi Jia mulai bertanya tentang lukisan yang bergambar seorang ibu yang menggandeng anaknya pada Adam Mord. "em apa aku boleh tau apa maksud dari gambar ini?dan kalo boleh saya tahu siapa orang di dalam gambar ini?" Jia bertanya langsung kepada Adam Mord tanpa basa basi sambil mengeluarkan ponsel dan memperlihatkan gambar lukisan dari ponsel-nya"ini?ini...adalah lukisan yang aku lukis saat aku berada di taman,saat itu aku melihat satu keluarga sedang piknik di taman karena bagus jadi aku lukis" Adam Mord memberitahu dengan sorot mata yang merindukan sesuatu,Jia dapat melihat dari matanya yang berair."taman? taman mana?" Jia bertanya lagi "oh!, dan katamu sekeluarga namun yang kamu gambar hanya seorang ibu dan anak,kemana sang ayah?" sebelum Adam Mord menjawab Jia sudah bertanya lagi. "hmmm entahlah aku tidak tahu sang ayah kemana,itu memang benar sekeluarga tapi saat aku ingin melukis tiba tiba sang ayah menghilang entah kemana,jadi aku hanya menggambar sang ibu dan anaknya saja itu terjadi 2 tahun yang lalu tepatnya 20 november 2016 di taman Okayama" jelas Adam Mord menceritakan apa yang terjadi pada saat itu "apa kamu bisa menggambarkan dengan jelas sosok sang ayah?" Jia bertanya karena ia merasa ada yang aneh "hm aku tidak ingat jelas tapi,kami sempat ber-tatap mata" Adam Mord sambil bicara sambil mengambil alat lukis-nya dan mulai melukis sambil mengingat ingat wajah sang ayah. Jia mengamati Adam Mord yang sedang melukis,menurutnya Adam Mord bukanlah pembunuh itu.

Setelah beberapa saat kemudian Adam Mord telah menyelesaikan gambarnya "kira kira seperti ini,karena aku sedikit lupa dengan wajahnya" Adam Mord memberi penjelasan "ini terjadi 2 tahun yang lalu,bagaimana bisa kamu mengingat wajahnya se-detail ini?" ya,Adam Mord melukis matanya dengan begitu detail. "saat itu saat aku ber-tatapan dengannya, matanya begitu tajam seperti ingin membunuh-ku lalu aku takut,jadi aku menundukkan kepala setelah itu kita tidak bertatapan lagi,begitu aku mendongkakkan kepala lagi sang ayah sudah tidak ada" Jia mendengarkan sambil melihat lukisan itu lalu ia mengangguk,"sebenarnya aku tidak ingat jelas wajahnya yang ku ingat hanya tatapan-nya saja,jadi aku menggambar detail matanya" setelah itu Jia berpamitan dengan Adam Mord dan Jia juga membawa lukisan tersebut.

Jia kembali lagi ke kantor Investigasi khusus.

avataravatar
Next chapter