13 Luar Biasa! Wanita Itu Bukan Manusia

"halo Jia, rumah itu ditinggali oleh single parent, yang tinggal disitu adalah seorang wanita bersama anaknya yang masih bayi, dia baru saja bercerai dengan suaminya, suaminya yang menceraikannya, hanya informasi itu yang bisa kudapatkan" Jun mengakhiri panggilannya dengan salam. "terimakasih"

Jia melanjutkan perjalanannya ke alamat rumah wanita itu, selang beberapa menit kemudian, akhirnya Jia sampai di tempat tujuan, saat ia sampai ia melihat banyak tetangga yang berkumpul di depan rumah itu, dari cerobong asap rumah itu, terlihat banyak asap hitam yang keluar dari sana, warga sini tidak ada yang berani untuk membuka rumah ini, hanya bisa melihat saja.

Jia menghampiri mereka, "ada apa disini?" Jia bertanya pada salah satu warga yang mengerubungi rumah itu, "aku tidak tahu pasti, namun dari dalam rumah ini terdapat bau gosong" orang itu menjelaskan apa yang terjadi disini pada Jia, mendengar itu Jia segera menghampiri pintu utama rumah itu, ada orang yang menghalanginya, "aku polisi, tenang saja" Jia menunjukkan kartu namanya sambil berteriak memperkenalkan diri, "kalau begitu aku akan ikut denganmu" seorang pria paruh baya menawarkan diri untuk ikut Jia, setelah itu banyak para pria yang ikut membantu Jia.

"baiklah, aku tertolong" Jia bersyukur karena dia tidak sendirian, sebenarnya dia juga tidak akan kuat masuk sendiri, karena asap ini sangat tebal dan yang pasti sudah ada api didalam, Jia yakin asap ini berasal dari anak ibu itu yang terpanggang didalam oven. Jia semakin mencurigai wanita itu.

Ada tiga pria yang masuk bersama Jia kedalam rumah, Jia meminpin didepan, dia menutupi hidung dan mulutnya dengan kain basah para pria itu juga melakukan hal yang sama, "pak, kenapa kalian tidak memanggil pemadam kebakaran?" Jia tidak mengerti mengapa warga sini tidak memanggil petugas, padahal mereka sudah tahu asap disini sangat tebal.

Jia memasuki dapur dan mencari sarung tangan di dapur itu, ia mendapatkannya setelah itu ia mematikan kompor yang menyala itu, disisi-sisi kompor itu sudah ada api, dan api itu sudah dipadamkan oleh para pria yang ikut dengan Jia.

Mereka berhasil menghentikan api yang menyebar, karena untungnya api itu tidak banyak dan besar, tetapi asap itu masih memenuhi rumah itu, Jia sudah mulai susah untuk bernapas.

***

Ditempat lain, Tezza sudah mengkhawatirkan Jia sejak tadi, jadi dia bergegas menyusul Jia, dan meminta Fengying untuk mengawasi wanita paruh baya yang datang menangis pada Jia tadi.

Tezza memasang sirine di mobilnya, lalu melajukan mobilnya dengan cepat ke tujuan, saat dalam perjalanan ia memanggil petugas pemadam kebakaran untuk datang ke alamat yang akan ia tuju.

Tezza memanggil petugas pemadam kebakaran karena ia ingat perkataan wanita itu, kalau anaknya terpanggang, jadi ia punya firasat disana akan kebakaran jadi ia memanggil petugas pemadam kebakaran.

Hanya butuh 10 menit saja untuk Tezza sampai disana, karen ia memasang sirine dan mengebut, jadi ia lebih cepat sampai disana. Saat sampai disana, dia hanya melihat mobil Jia tidak terlihat batang hidung Jia sedikitpun, jadi ia berasumsi bahwa Jia masuk kedalam rumah itu.

Tezza bertanya pada salah satu warga yang sedang menonton, "apa ada seorang wanita yang masuk?" jawaban yang ia dapatkan adalah jawaban yang ada dipikirannya, ia langsung bergegas masuk untuk mencari Jia, didalam sini sangat sesak, ia yakin Jia sudah sesak.

***

Jia sudah tidak sanggup, namun saat ia akan tumbang, ada tangan besar yang menahan pinggang rampingnya. Ya. Itu Tezza, Tezza memeluk tubuhnya dengan erat, beruntungnya Tezza datang tepat waktu, Jia memiliki riwayat asma, jadi ia tidak akan sanggup untuk bertahan lebih lama didalam situasi ini, Jia tersenyum pada Tezza sambil bergumam "aku kan belum menghubungimu-" lalu Jia jatuh pingsan didalam pelukan Tezza.

"gadis bodoh" Tezza bergumam pada Jia, lalu membawa Jia keluar dari dalam sini, bersama pria yang tadi ikut masuk, saat mereka berhasil keluar pemadam kebakaran baru tiba, mereka tidak perlu memadamkan api, karena disini hanya dipenuhi asap.

***

30 menit berlalu

Jia tersadar dari pingsan nya, saat ia sadar, ia ada didalam mobil Tezza, Jia memegang dadanya yang terasa sesak, lalu ia melihat sekeliling mobil dan tidak menemukan Tezza, lalu saat ia melihat kedepan ia melihat Tezza sedang berbicara dengan salah satu pria yang ikut masuk dengannya tadi.

Jia keluar dari mobil Tezza masih dengan memegangi dadanya yang masih terasa sesak, Tezza mendengar suara pintu mobil yang tertutup, jadi ia menolehkan kepalanya kearah mobilnya, ia melihat Jia keluar masih memegangi dadanya ia segera menghampirinya.

"kenapa kamu keluar?" Tezza sangat mengkhawatirkan keadaan Jia, karena Jia pingsan sangat lama, "aku ingin lihat apa yang terjadi" Jia bicara masih ngap-ngapan. "kamu kan bisa memanggilku, sini aku bantu" Tezza memegangi tangan Jia dan membantunya jalan, "terimakasih".

"sebenarnya apa yang terjadi?" Jia penasaran apa yang ia lewatkan selama ia pingsan tadi, "bayi itu benar benar terpanggang, aku sudah memanggil tim untuk memeriksa keadaan rumah ini" Tezza menjelaskan apa yang terjadi saat Jia pingsan.

"apa kamu tahu siapa yang melakukan ini?" Jia masih curiga pada ibu dari bayi ini, "belum, aku sudah bertanya pada para tetangga, namun tidak ada yang melihat apapun" Tezza menjelaskan situasinya.

"kalau begitu satu satunya tersangka adalah ibu dari bayi itu sendiri" Jia menegakkan badannya, dia sudah merasa lebih baik, "apa kamu sudah baikan?" Tezza tetap mengkhawatirkannya "mhm" Jia menganggukkan kepalanya, lalu melepaskan tangannya yang dipegang oleh Tezza, "terimakasih" ucap Jia sambil tersenyum.

Tezza membalas tersenyum juga pada Jia, lalu Jia pergi untuk menanyai tim yang dikirim Tezza, "apa yang kalian dapatkan?" Jia bertanya kepada ketua tim itu, "tidak ada apapun. Hanya jasad bayi yang terpanggang" Ketua tim itu memberitahu kebenaran pada Jia, tidak ada hal lain didalam rumah itu, benar benar hanya jasad bayi yang terpanggang, jadi rumah ini tidak kerampokan.

***

Jia dan Tezza sudah curiga pada ibu dari anak itu, jadi mereka tidak lagi membuang waktu di TKP dan langsung menuju kantor tempat dimana wanita itu berada, mereka tidak tahu apa yang dipikirkan oleh wanita itu sehingga ia menurut saja untuk menunggu di kantor polisi, jika dipikirkan lagi menurut mereka itu adalah bunuh diri.

Saat mereka tiba di kantor, mereka melihat wanita itu sedang duduk di lobby ditemani oleh Fengying yang memasang ekspresi muram, saat wanita itu melihat Jia ada di sini ia langsung berlari menuju Jia dan Tezza, "Jia, apa yang terjadi? kenapa wajahmu kotor?" wanita itu bersikap seperti ibunya Jia, Jia risih diperlakukan begitu, bukannya tidak suka, namun ia tidak mengenal wanita ini, wajah Jia memang kotor karena tadi ia bergumul dengan asap dan belum sempat membersihkan wajahnya.

"ah aku tidak apa-apa, aku hanya terkena asap, oh iya, bu, apa aku boleh bertanya sesuatu padamu?" walaupun Jia risih diperlakukan begini namun, ia butuh kesaksian wanita ini, jadi ia akan mengikuti alurnya.

"iya silahkan tanya sesukamu" wanita itu menjawab dengan senang, Jia menggiringnya untuk duduk, setelah mereka duduk Jia mulai bertanya pada wanita ini, "hmm bu, apa kamu tahu siapa yang membunuh anakmu?" Jia bertaany walau ia sudah tahu siapa pelakunya, ia hanya ingin melihat apa yang akan wanita ini lakukan.

"bukan aku yang melakukannya. Aku menitipkan anakku pada sepupuku, aku pergi keswalayan, lalu saat pulang aku sudah melihat anakku terpanggang" Wanita itu memberi alasan sambil menangis, Jia memasang wajah prihatin "oh? aku tidak menuduhmu, kenapa kamu bilang kalau bukan kamu pelakunya bu? sepupumu? berarti kamu mencurigai sepupumu?" Jia berbicara sambil tersenyum sini pada wanita ini, "iya pasti sepupuku yang melakukannya" tiba tiba tangisnya tambah kencang "hey bu, sudah jangan menangis, apa kamu bisa memanggil sepupumu kesini?" "tentu. Tentu aku akan memanggilnya kesini, aku akan membuatnya mendekam dipenjara selamanya karena telah membunuh bayi kecilku" "kalau begitu, panggillah dia untuk datang kemari" Jia menekan wanita itu untuk segera memanggil sepupunya itu.

5 menit berlalu akhirnya sepupunya itu datang kekantor, lalu Jia menyapanya "hai, apa kamu sepupu dari wanita ini?" "iyaiya benar aku sepupunya, ada apa dengannya?" sepupunya ini seorang wanita muda sepertinya umurnya tidak beda jauh dengannya, sepupu wanita ini terlihat sangat khawatir, "kata sepupumu, kamu telah membunuh bayinya" Jia berkata sambil tersenyum pada sepupu wanita ini, sepupu wanita ini jelas terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Jia, "apa? membunuh? bayinya? apa yang kamu katakan" wajahnya sangat terkejut.

"kami mendapat laporan dari sepupumu bahwa kamu telah membunuh bayinya, jadi kamu akan kami interogasi, dan ibu juga akan kami interogasi sebagai korban" Jia memanipulasi kedua orang itu, lalu mereka dimasukkan kedalam ruang interogasi yang berbeda, "pak ketua, detektif han, kalian awasilah mereka berdua aku ada yang harus diurus diruangan" setelah memberi salam Jia pergi ke ruangannya.

Jia meminta Jun untuk meretas kamera pengawas yang ada di lingkungan itu untuk dijadikan bukti yang meyakinkan siapa pelaku sebenarnya. Dalam rekaman kamera pengawas itu, sepanjang hari hingga kini, tidak ada tanda tanda yang menunjukkan keberadaan sepupu dari wanita tadi, jadi dari sini mereka mengetahui bahwa wanita tadi hanya asal menuduh sepupunya sebagai kedok.

Jia membawa rekaman kamera pengawas menuju ruang interogasi, di sana, wanita itu selalu bilang bahwa anaknya dibunuh oleh sepupunya, sedangkan sepupunya selalu bilang bahwa ia tidak tahu apa-apa.

Dengan rekaman yang Jia bawa, akhirnya wanita itu mengaku, "iya memang benar. Aku yang membunuh anakku, aku sengaja menaruh anakku didalam oven, aku membunuhnya"wanita ini mengamuk kesetanan sambil mengakui perbuatannya.

"Luar biasa! wanita itu bukan manusia. Teganya dia membunuh anaknya dengan sadis" Fengying bergumam tidak percaya pada wanita itu, wanita itu akan di sidang besok, dan akhirnya kasus ini berakhir dengan cepat.

"terimakasih untuk kalian semua, dan maaf akhir pekan kalian jadi terampas" Jia berterimakasih dan juga meminta maaf pada tim-tim yang terlibat dalam kasus ini, dia tersenyum sambil menundukkan kepalanya memberi salam.

avataravatar
Next chapter