8 Akhirnya (1)

"baiklah, aku akan mengaku" Akhirnya Irvan menyerah, menurut Fengying, Irvan ini jenis orang yang senang melakukan sesuatu namun tidak mau menerima konsekuensinya, kini Irvan terlihat ciut, sebenarnya Fengying tidak mengerti dengan jalan pikiran Irvan ini, entah Irvan itu bodoh, atau apa. Karena saat Irvan sedang berhubungan dengan pria itu, Irvan tahu bahwa di tempatnya berdiri terdapat CCTV yang dengan jelas merekam dirinya yang sedang berkomunikasi, yang seharusnya dia memutuskan kabel kamera itu, namun bukan itu yang ia lakukan, sebaliknya Irvan malah menutupi di bagian klimaks nya. Yang menyebabkan keceurigaan pada banyak pihak.

Fengying terdiam menunggu Irvan kembali berbicara. "aku yang membunuhnya, namun bukan aku yang lakukan" Irvan mengakui perbuatannya namun, "kau ini bicara apa?!... apakah orang itu adalah pembunuh bayaran?!" Fengying dibuat pusing oleh jawaban Irvan.

"iya, aku membayar seorang pembunuh bayaran untuk membunuh Adam" Irvan memperjelas semuanya, "tapi kenapa kamu ingin membunuh Adam?" Fengying ingin tahu apa motif Irvan hingga tega melakukan ini.

"aku tidak suka padanya, dia terlalu sombong" Irvan menjawabnya dengan enteng, "astaga! apa kau ingin membunuh semua orang sombong di muka bumi?!" Fengying jelas terkejut dengan motif Irvan, motifnya ini terlalu absurd.

"lalu, apa kamu masih memiliki nomor ponselnya?" Fengying ingin melihat apakah pembunuh itu profesional atau tidak.

"tidak. Dia memakai telepon berbayar." ternyata cukup pintar, "baiklah kalau begitu, karena kamu sudah mengaku kamu akan menerima konsekuensinya" Fengying berbicara dengan tenang sembari meminta seseorang untuk membawa Irvan pergi dari ruang interogasi.

Irvan terkena hukuman penjara selama 42 tahun, dan ia juga terdakwa atas kasus pembunuhan tingkat pertama, kini karena Irvan sudah mengaku, sang pembunuh bayaran pun menjadi pencarian polisi.

Selesainya masalah kasus Adam Mord dengan Irvan, Pak chen dan Fengying langsung mengabari Jia dan Tezza yang sedang berada di rumah si pembunuh bayaran tersebut.

Pak Kepala memanggil media untuk menyebarluaskan berita ini agar semua orang mengetahui wajah sang pembunuh bayaran, karena masih menjadi buron, jadi wajah sang pembunuh di ekspos oleh media, dan juga semua akses yang memungkinkan untuk sang pembunuh kabur telah di tutup, jadi seharusnya kepolisian akan mudah untuk menangkap sang pembunuh.

"pak tua! ayo cepat kita susul Tezza" Fengying berteriak takut pak chen tidak mendengarnya, padahal jarak mereka tidak terlalu jauh, hanya beberapa cm.

"haishhh detektif Han berhenti berteriak" Pak chen mengeluh kepada Fengying sembari mengikutinya.

***

Di tempat lain, Jia dan Tezza mendapat kabar dari Fengying bahwa kasus Adam Mord sudah selesai, dan kini pria itu menjadi buron.

Sekarang Tezza dan Jia sedang berada dalam perjalanan menuju kediaman istri dari pria itu, Jia sudah mendapat alamatnya dari Jun, dan Jun juga masih mengawasi tersangka satu lagi dalam kasus sebelumnya.

.

.

.

Sesampainya di kediaman istri pria itu, Jia dan Tezza langsung memberitahu bahwa mereka membutuhkan bantuannya. Syukurnya wanita itu mau membantu, jadi wanita itu ikut bersama Tezza dan Jia untuk kembali ke rumah mantan suaminya.

Di perjalanan Jia menanyakan banyak hal kepada istri pria itu, seperti "aku ingin tahu kenapa anda ingin bercerai dari suami anda? maaf jika pertanyaanku lancang" Jia bertanya begitu dan di jawab olehnya "tidak apa, aku akan menjawab. Saat kami baru menikah, yang ku tahu dia bekerja di peternakan,namun waktu itu, aku tidak sengaja mendengarnya berbicara dengan seseorang, awalnya aku tidak peduli, namun percakapan mereka menarik perhatian ku, jadi aku memutuskan untuk mengikuti kemana mantan suamiku akan pergi, saat dia bersiap siap, dia membawa sebuah tas besar yang tidak kuketahui sebelumnya, dari situ aku makin curiga dengannya, lalu dia pergi dengan mobilnya,kami memiliki sebuah truk kecil untuk mengangkut rerumputan, dia memakai mobil itu untuk pergi, sebelum pergi seperti biasa dia berpamitan denganku, namun saat dia berpamitan aku tidak melihat dia membawa tas nya, karena dari awal aku sudah penasaran jadi setelah dia pamit padaku aku mengikutinya, saat itu anakku sedang tidur jadi aku tidak kesulitan, setelah dia memasuki mobilnya aku berlari mengejar dan disaat dia memelankan mobilnya karena ada polisi tidur itu kesempatan bagiku jadi aku melompat dan berhasil menaiki mobilnya tanpa ketahuan, karena guncangan yang aku hasilkan dan guncangan yang di hasilkan oleh polisi tidur sama. Setelah beberapa jam aku menunggu, akhirnya mobil itu berhenti, sebelum mobil itu berhenti dengan cepat aku lompat turun dari mobilnya, lalu aku dengan cepat bersembunyi, aku berhasil lagi, dari tempat persembunyian ku, aku dapat melihat apa saja yang mantan suamiku lakukan disana , tempat itu bukanlah peternakan atau pun ladang, melainkan sebuah lahan kosong yang sangat luas dan sangat sepi, sepertinya kawasan itu kosong jauh dari pemukiman warga, saat itu sedang siang bolong aku melihat mantan suamiku bertemu dengan seorang pria yang sedang menyekap seorang wanita, lalu pria itu memberikan wanita itu pada suamiku, awal aku melihat ini, ku pikir mantan suamiku berselingkuh dariku, namun ternyata bukan, mantan suamiku dengan sadisnya mendorong wanita itu hingga dia tersungkur, tidak sampai disitu, d-dia la-lalu,d-dia mengambil sesuatu dari tasnya...d-dia mengeluarkan sebuah ge-ger-gergaji,a-aku sa-sangat takut saat itu,ti-tidak berapa lama lagi, hiks di-dia mem-memo-memotong ka-ka-kaki wanita itu hidup hidup hiks. A-aku me-melihatnya a-aku menyaksikan mantan s-su-suamiku i-itu membunuh seseorang hidup hidup, lalu aku melihat dia menerima uang dari pria itu, aku sudah tahu semua hiks aku takut. Jadi saat itu aku langsung pergi dari sana aku berlari sekencang mungkin dan aku berhasil sampai di halte bus, lalu aku menaiki bus pulang kerumah langsung membereskan pakaian lalu aku dan anakku pergi dari rumah tanpa sepengetahuan mantan suamiku." wanita ini bercerita panjang mengenai mantan suaminya, Jia dan Tezza mendengarkan dengan sabar, semua yang dia katakan sudah terekam kamera dashboard.

"itu artinya pria itu sudah banyak membunuh orang, tanpa ketahuan dan jejaknya pun tidak berbekas, namun mengapa sekarang dia meninggalkan bekas yang sangat jelas? apakah pria itu sudah bosan?" Jia memiliki banyak pertanyaan dalam kepalanya "lalu saat kau menaiki mobil pria itu, apa dia tidak melihatmu berlari melalui kaca spion?" Tezza juga memiliki pertanyaan "mobil itu tidak ada kaca spionnya, karena kami tinggal di pedesaan jadi jarang ada yang berkendara" hanya pertanyaan Tezza yang wanita itu jawab, karena memang pertanyaan yang di lontarkan oleh Jia adalah pertanyaan untuk dirinya sendiri.

Mereka selama perjalanan terus mendengar cerita wanita itu hingga tidak terasa kini mereka sudah sampai di rumah pria itu, dan disana sudah ada pak chen dan detektif Han.

"apa anda bisa membuka pintu rumah ini?" Tezza bertanya kepada wanita itu sebelum mereka turun dari mobilnya, "ini kuncinya" Wanita itu memberikan kunci kepada Tezza lalu melanjutkan "ini kunci cadangan, dalam rumah ini terdapat dua kamar, kamar pertama itu kamar untuk kami tidur, namun kamar yang kedua aku belum pernah masuk, karena kuncinya selalu di pegang oleh dia, setelah itu tidak ada ruangan lagi." wanita itu menjelaskan letak ruangan dalam rumahnya.

"baiklah terimakasih" Tezza menerima kunci itu lalu mereka bertiga keluar dari mobil itu, setelah itu Tezza memberi kode pada pak chen untuk mengawasi wanita ini, dan Fengying untuk menjaga lingkungan sekitar, Ia dan Jia akan masuk kedalam.

Saat mereka masuk kedalam mereka di kejutkan oleh_____

avataravatar
Next chapter