18 'Kebetulan'

"Jia!!" Seseorang meneriaki namanya, jadi ia menengok untuk melihat siapa yang meneriakinya "oh? Halo" Jia menundukkan kepalanya memberi salam, orang itu tersenyum padanya "kamu sudah kembali" Jia juga ikut tersenyum "iya"

"Apa yang kamu bawa?" Tezza bertanya padanya, "Oh ini pesanan untuk tim" Tezza mengangukkan kepalanya mengerti.

"Kamu mau langsung masuk?"

"Iya aku harus menyelesaikan beberapa dokumen"

"Mmm, kalo begitu aku bicara disini saja"

"? mau bicara apa?" Jia kebingungan

"Kamu mau tidak menemaniku ke acara reuni SMA?" Hari ini pukul tujuh,Tezza mendapat undangan untuk datang ke acara reuni SMA, ia sudah lama sekali tidak bertemu dengan teman SMA nya, reuni ini bukan hanya kelas Tezza, tetapi satu angkatan Tezza, jadi mungkin dalam reuni itu tidak semua Tezza mengenalnya.

"Hm...Kapan?" Jia merasa tertarik karena ia bisa refreshing sebentar

"malam ini pukul tujuh malam"

Jia menganggukkan kepala nya mengerti, pukul tujuh mungkin ia sudah boleh pulang karena hari ini ia baru kembali ke Divisi Detektif.

"Oke kalau begitu" Jia menyetujui ajakan Tezza, jadi nanti malam Tezza akan menjemput Jia.

Ruang Divisi Detektif

"Makanan tiba" Jia berteriak

"Wahhh pizza" Sasa sangat menyukai pizza

"Hei berhati hatilah" Jun pemakan segalanya

"Hahahah" Bu mei hanya tertawa melihat mereka

"Mulai besok mungkin kita akan sibuk, jadi sekarang makanlah yang banyak" Jia sudah menganggap tim nya ini sebagai keluarga, ia senang lembur bersama timnya, karena jika ia sudah sampai di apartemen, ia akan merasa sangat kesepian.

Mereka semua menghabiskan makanan yang Jia siapkan.

Pukul 7 malam

Tezza sudah berada di tempat parkir menunggu Jia bersiap siap

Beberapa menit kemudia

Jia akhirnya turun juga, ia tidak lama hanya 40 menit,

Jia terlihat sangat cantik malam ini, ia memakai gaun malam setengah panjang berwarna merah sangat pas di tubuh rampingnya.

Rambut panjangnya ia gulung ke belakang menyisakan beberapa helai di depan, riasannya tidak tebal, riasannya sangat sederhana namun tetap terlihat sangat cantik karena kulit putih dan bersihnya.

"Kamu sudah siap?"

Tezza memakai setelan jas berwarna hitam yang pas di tubuhnya, ia terlihat sangat tampan dengan setelan itu.

"Wuuuu, kamu terlihat sangat tampan" Jia memberikan dua jempol pada Tezza

Tezza tersenyum bahagia dipuji oleh Jia

Mereka tidak membuang waktu lagi, jadi mereka langsung bergegas pergi ke tempat reuni itu.

***

Ditempat lain

"Hei, kamu mau ikut denganku tidak?" Chris dari tadi berbicara tidak di gubris sedikitpun olehnya

"Tidak. Disana banyak wanita" Richard menolak mentah mentah

"Aku hanya berteman dengan pria karenamu sehingga banyak orang mengira aku ini gay, jadi tidak mungkin di tempat perkumpulan kita ada wanita" Chris masih berusaha untuk membujuk Richard

Chris berusaha seperti ini karena kesal oleh Richard, ia setiap hari hanya menatap laptopnya, bahkan dirinya berada disini pun tidak di tatap. Jadi ia berusaha mengajaknya keluar. Sejujurnya ia juga tidak tahu di pesta ini ada wanita atau tidak.

"Baiklah aku akan ikut" Entah apa yang telah mengganggunya, hingga akhirnya ia mengganti pakaiannya dengan yang formal

Ia memakai setelan jas berwarna biru gelap yang pas di tubuhnya, lalu bersiap untuk pergi bersama dengan Chris.

***

Di Sebuah Restoran Bintang 5

Restoran ini sudah di booking oleh salah satu teman angkatannya, jadi tidak ada tamu lain selain alumni SMA ini.

Tezza memarkirkan mobilnya lalu berlari kesamping mobilnya untuk membukakan pintu untuk Jia

"Padahal tidak perlu begini" ucap Jia sambil tersenyum

"Tidak apa. Mari" Tezza balas tersenyum

Mereka seperti sepasang kekasih sangat manis

Mereka turun dan memasuki restoran tersebut, di dalam sudah banyak orang restoran ini sangat luas dan memiliki 3 lantai, jadi kalaupun satu angkatan Tezza hadir, tidak akan sempit.

Sebenarnya Jia juga alumni SMA ini dan semua yang hadir disini adalah kakak kelasnya, namun Jia tidak mengenal satupun karena ia dan Tezza berbeda 4 tahun.

"hey bro" Tezza menyapa sahabatnya

"hey, akhirnya kamu datang juga, kukira kamu tidak akan datang" Pria itu lalu melihat kesebelah Tezza dan melirik Tezza minta penjelasan

"oh, ini Jia Li" Tezza memperkenalkan Jia pada temannya, Jia hanya tersenyum

teman nya itu mengangguk lalu memperkenalkan dirinya juga

"Aku Excel" dia mengulurkan tangannya pada Jia sambil tersenyum, Jia menerima uluran tangannya dan membalas senyumnya juga.

"Kalau begitu mari kita cari tempat duduk untuk mengobrol" Excel mengajak mereka berdua untuk duduk dan berbincang karena sudah lama tidak bertemu, Tezza menyetujuinya begitupun dengan Jia.

.

.

.

"Ternyata benar. Hei, kau bilang tidak ada wanita disini??!!" Richard tadi mempercayai perkataan Chris, namun sekarang ia tahu bahwa dirinya telah dibohongi, namun bukannya meminta pulang Richard malah berkata

"Ayo kita masuk" Richard mengatakannya dengan tegas, Chris kebingungan

"Tapi disana ada banyak wanita" Chris khawatir dengan keadaan Richard

"Ada sesuatu yang menarik, aku ingin lihat" Sebenarnya, ia berubah pikiran karena ia tadi melihat Jia akan pergi dari jendela dan pakaian yang ia pakai sangat tidak cocok kalau ia akan bekerja, jadi ia curiga bahwa Jia akan satu tujuan dengan Chris, dan ia mencocokkan pakaiannya dengan Jia.

Richard tidak menghentikan langkahnya dan masuk ke dalam restoran tersebut, saat baru masuk ia malah melihat banyak sekali wanita

Chris melihat itu langsung sigap menutup wajah Richard oleh tangannya

"Cari Jia" Richard yang wajahnya tertutup tidak dapat melihat dengan jelas jadi ia memerintahkan Chris yang melakukannya,

"Hah?" ia tidak salah dengarkan, cari Jia? tadi Richard bilang cari Jia?

"Memang Jia ada disi-" Chris tiba tiba menghentikan langkahnya secara mendadak sehingga mengakibatkan kepala Richard tertarik kebelakang

"!!!" ia sangat malu, untung saja wajahnya tertutup, walau tidak sepenuhnya

"Itu. Jia ada disana, tapi bagaimana kamu bisa tahu ada Jia disini?"

Mendengar itu Richard langsung menghempaskan tangan Chris dan menatap Jia dengan lekat

Tiba tiba ia sangat bahagia sehingga ia tersenyum sangat lebar tanpa disadarinya

Ia melangkahkan kakinya mendekati Jia, beruntungnya di tempat Jia hanya ada Jia satu satu nya seorang wanita, disana ada tiga orang Jia duduk di sebelah 'kakaknya'

"Jia!" Richard memanggil nama Jia saat mereka sudah hampir dekat,

Yang di panggil tentu terkejut, apalagi yang berada disebelahnya

"Kamu? Kamu kenapa ada disini juga? Apa jangan jangan kamu satu angkatan denganku?" Tezza langsung menebak begitu karena orang yang tidak mempunyai undangan tidak bisa masuk kedalam.

"Tidak mungkin, dia beda dua tahun denganmu" Jia mengingat jelas umur Richard

"Iya, bukan, aku bukan satu angkatan denganmu, aku kemari bersama temanku, dia mungkin satu angkatan denganmu" Richard mengangkat bahunya sambil terus menatap Jia sambil tersenyum

Jia yang ditatap merasa tidak nyaman, lalu Richard tiba tiba duduk di depannya "Aku ikut duduk ya" Tidak lama setelah itu Chris datang,

"Oh? Chris, hey" sapa Excel, Tezza terkejut, hari ini seharusnya ia tidak membawa Jia, ia sudah kesal karena Richard tiba tiba datang dan mendekati Jia

"Jia, sepertinya kita berjodoh, lihat lah ini sungguh kebetulan yang sempurna bukan?" Richard berbicara dengan lantang

Jia hanya tersenyum aneh, namun itu malah membuat Richard gemas dengannya jadi ia mencubit pipi Jia, Jia terkejut

"apa apaan kamu?" tidak hanya Jia semua orang yang ada di meja itu terkejut

"Jangan kurang ajar ya" Jia menampar Richard karena merasa kesal dibuatnya lalu Jia berdiri dan pergi mencari toilet, ia benar benar kesal dengan perlakuan Richard.

avataravatar
Next chapter