1 0. Prolog

Senja di Seoul terasa lebih lama dari biasanya. Namun tak mengapa, justru hal itu adalah suatu moment langka. Ku raih kamera DSRL C&OFF beserta lensa yang membuat hasil gambarku menjadi lebih berkesan daripada hanya sekedar memotret menggunakan smartphone.

Kemudian ku pandangi sekitar. Sungai Han memang selalu dipenuhi berbagai aktivitas. Mulai dari camping, skate boarding, bermain fristbee, busking, atau hanya sekedar duduk memandangi sunset yang selalu indah untuk dinikmati.

Ku fokuskan lensa kameraku sehingga jepretan sunset sore ini menjadi lebih eksotis. Ya, pemandangan di sungai Han selalu menarik. Setelah puas memotret, kali ini ku langkahkan kakiku berjalan menelusuri jalan kecil menuju apartementku yang tak jauh dari sana. Tidak terasa sudah tiga tahun, aku disini.

Setelah menyelesaikan studyku di London. Entah kenapa seperti ada magnet yang membuatku tertarik untuk tinggal disini.

Tanpa ku sadari, aku tlah tiba di muka pintu apartemenku, ku tekan sandi apartemenku dan ku letakkan tas kecil berisi sebuah kamera di sofa berwarna biru di ruang tamu.

Lalu ku berbaring di karpet berwarna creme lembut yang ada di depan ruang santai yang di dalamnya terdapat sebuah televisi layar datar beserta beberapa speaker. Tempatku menghabiskan waktu untuk menonton dvd movie yang ada.

Nampak juga dua rak berjejer berisi berbagai koleksi movie yang ku punya. Well, mungkin lebih banyak bergenre romance movie dan korean drama. Sungguh terasa sangat nyaman dan rasanya tak ingin beranjak dari sana. Dan pikiranku melayang kembali dengan lamunan saat aku duduk di bangku SMA. Sebuah pertemuan yang berkesan dan tak terduga, pertemuan pertamaku dengannya.

Ya, unexpected timing yang penuh dengan serba kebetulan. Bahkan semua seperti mimpi buatku. Mengapa ada dia disana. Di tempat yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya. Dan ketika waktu berjalan seakan begitu cepat, tibalah saat dia pergi. aku menyadari. Aku harus terbangun dari mimpiku.

Terbangun dari segala hal yang terasa begitu indah. Dan ku mulai kembali menata hatiku. Apakah masih ada kesempatan untuk ku kembali bertemu dengannya, sebuah mimpi dari masa lalu? Apakah dapat ku temukan rinduku yang tlah lama hilang.

Atau kan ku temukan jawaban mengapa aku harus berada di sebuah kota yang tak terasa asing saat dia bercerita padaku saat itu. Entahlah tak ada yang tahu. Yang jelas, akan kutemukan jawaban itu kembali mulai dari awal.

Dari saat aku mulai menemukan sebuah foto masa kecilku memeluk seorang wanita berkulit putih paruh baya yang mungkin sekarang usianya setahun-dua tahun di bawah umur Papa, di laci ruangan meja Papa pas aku kembali ke Jakarta setahun lalu.

Dan dibalik foto itu bertulisan Anne & MOM Lee Yunsu. OMG. Apa maksudnya ini??? mengapa selama ini aku tak pernah tahu. Memang selama ini aku hanya tinggal bertiga dengan Papa dan Jason adikku satu-satunya.

Tapi Papa tidak pernah menyebutkan nama mama atau bercerita apapun tentang Mama. Yang ku tahu dari Papa, Mama sudah meninggal saat aku di lahirkan. Tapi mengapa pada foto itu menunjukkan aku terlihat berusia sekitar empat tahunan. Apa ini sebenarnya, Pa??

Mengapa Papa menyembunyikan semua ini padaku dan Jason?? dan bagaimana ku temukan Mamaku??

"Hmmmmm... " aku tersadar saat desahanku menjadi gumaman yang aku tak tahu jawabannya sore itu.

"dimana ku dapat mencari Mama...?? Apakah mama mengingatku? I Miss You..Mom..."

♥♥♥

avataravatar
Next chapter