webnovel

Kata Dixon Adriana Cantik

Kenzo sontak menutup kedua telinganya setelah mendengar teriakan dari Kimberly. Kenzo memutar kedua bola matanya dengan malas sebelum membalas teriakan Kimberly dengan sergakan. "Woi! Matanya kelilipan, gue cuman bantuin dia. Mikirin apa lo!"

Kim sontak berhenti dan menatap Kenzo, tidak percaya. Melipat kedua tangan didepan dadanya, Kimberly menatap tajam Kenzo dan adik kelas. "Heh, lo pikir gue buta? Gak usah ngelak." Kim memarahi Kenzo sebelum melirik ke adik kelas yang tersipu malu.

"Eh, lo duduk sana, kerjain tugas lo." Kimberly menatapnya tidak suka dan berjalan memisahkan mereka. "Udah sana, bubar lu pada. Selama ada gue disini, dilarang berbuat dosa." Kim mendorong Kenzo duduk di kursinya jauh dari adik kelas.

"Tapi…" adik kelas mengerluarkan suara melirih dan tidak rela saat Kimberly sudah menarik Kenzo jauh darinya. Kenzo yang ditarik memasang muka bingung, terlebih saat ini Kimberly tengah memegang tangannya dan duduk tepat disebelahnya.

"Eh, lu kan anti gue, kenapa lu duduk disini." Kenzo terheran-heran, terlebih melihat Kimberly mengerucutkan bibirnya karena kesal. Melihat kekesalan Kimberly membuat Kenzo sisi jahil dari Keno bangkit. Dalam hitungan detik, Kenzo meletakan tangan panjangnya ke bangku Kimberly and mendekatkan wajahnya. "kenapa lo, sadar ya kalo gue lebih ganteng dari Dixon?"

Kimberly sontak membelakan matanya dan menepok muka tampan Kenzo. "Gila lu ya?" Kenzo yang tidak sempat menghindar meratapi nasib mukanya sembari mengusap pipinya yang ditampol Kimberly. Memang wanita bar bar si Kimberly ini.

"Jadi lu kenapa?" Kenzo memasang tampang malasnya. Kimberly menghela nafas setelah mendengarkan pertanyaan Kenzo. Dengan lesu Kimberly meletakan kepalanya yang terasa berat ke meja didepannya.

Kenzo yang melihat muka kusut Kimberly menaikan alisnya sebelah dan ikut meletakan kepalanya, kedua mata mereka saling menatap. Kimberly mengerucutkan bibirnya sebelum mulai mengeluh tentang Dixon.

"Masa katanya Dixon tertarik sama anak beasiswa yang namanya Adrianna itu? Awalnya gue gak percaya, tapi tadi gue liat sendiri si Dixon senyum dan perhatiin cewek itu." Kimberly mengeluh dengan muka tidak percaya.

Kenzo mengetukan jarinya ke meja saat Kimberly mulai curhat tentang Dixon. "Yaelah Dixon lagi Dixon lagi. Yaudah sih, dia kagak suka sama lu gak bisa lu paksa. Mau si Adrianna kek, si Bunga kek, si Dinda kek, Mbok Surti kek, kalo dia gak suka ya tetep aja dia gak suka."

Kimberly mengangkat telunjuknya dan menyentil dahi Kenzo. "Gila ya, lu lupa dia tunangan gue? Meskipun gue gak suka dia tetep aja kan ada nama baik yang harus gue jaga."

Kimberly menghela nafas kasar saat melihat Kenzo mengangkat bahunya. "Batalin aja, tunangan sama gue. Pasti gue akan menjaga nama baik lu dengan baik, muah!"

"Ih! Ogah. Tambah parah dong kalo sama lo, yang ada tambah tercoreng nama gue." Kimberly masih terbayang kejadian yang baru saja dia saksikan sewaktu membuka pintu ruang detention.

"Heh, Kimberly Kennedy ku tersayang. Emangnya pertunangan lo sama dia official? Emangnya dia mengakui kalo lo tunangan dia? Hah? Hah?" Kenzo balik menyerang Kimberly. Kimberly sontak memukul lengan Kenzo karena kesal.

Kenzo membiarkan Kimberly melampiaskan kekesalannya dengan malas. Sudah cukup dia harus kesekolah hari ini dan gagal cabut, dihukum oleh guru. Baru aja ada sebuah hiburan baru dari adik kelas si nenek lampir udah dateng, marah-marah.

Truth hurt, tapi memang kenyataanya pertunangan yang selalu mendasari Kimberly menindas cewek-cewek gatel yang mendekati Dixon hanyalah perjanjian secara lisan. Walau kedua keluarga memiliki wacana ini dari dulu, tidak pernah ada pelaksanaan acara secara official.

Sekali lagi Kimberly meletakan kepalanya keatas meja tanpa tenaga. Dia melirik dan mendesis kesal saat melihat Kenzo masih mencuri pandang pada adik kelas yang duduk dibelakang. Sudah diduga, curhat ke Kenzo tidak pernah membuahkan solusi, malah membuatnya lebih jengkel.

Kimberly mencolek Kenzo sekali lagi, saat Kenzo menolehkan wajahnya Kimberly menginjak dengan keras kaki Kenzo. "Nyebelin!"

Kenzo menatap Kimberly tidak percaya. Did she just vent her anger that caused by Dixon on him? Dari seluruh sekolah, memang cuman Kimberly yang berani begini sama seorang Kenzo. Kenzo menatap Kimberly dengan jengkel sebelum mengeluarkan kata-kata umpatan.

"Sial, Kimberly! Kalo lo kesel ke mereka lampiasin ke mereka lah, apa salah gue?" Kenzo mengerutkan dahinya dan mengusap kaki yang di tindas Kimberly. Kimberly ngeyir dengan tidak bersalah. "Udah ah, males gue sama lu." Kenzo berdiri, bermaksud meninggalkan Kimberly sendirian.

Sontak Kimberly menarik baju Kenzo, menahannya untuk pergi. "Weh, kerjain tugas detention lo, main pergi-pergi aja." Kimberly menatap Kenzo dengan tidak suka. Kenzo melirik ke buku yang tertutup di meja dan berdesis dengan malas. "Bodo amat!"

Kenzo siap melangkah, kabur dari kelas detention ketika Kimberly kembali menahannya. "Kenzo! Mau kemana, selama gue disini lo gak boleh kemana-mana." Kimberly menarik paksa Kenzo duduk disebelahnya.

Kenzo memasang muka memelas dan tersiksa ketika Kimberly membuka buku yang tidak pernah dibukanya. Mengambil pena dari kotak pensil, Kimberly tersenyum manis ke Kenzo. "Nih, karena gue baik, gue pinjemin."

Kenzo menelungkupkan wajahnya, frustasi. "Kimberly Kennedy, tolong jangan siksa gue! Tolong! Lo juga kenapa nyasar ke detention room? Ya Tuhan tolong hamba!!!" Jiwa Kenzo berteriak saat Kimberly membuka buku cetak dengan halaman yang harus mereka salin.

"Kimberly, Kimberly, gue bakal ikutin permintaan lo apa aja, plis let me go!" Kenzo melotot saat Kimberly mulai menulis dengan santainya. Kenzo membujukan kaki jenjangnya dan cemberut, dengan sangat terpaksa menulis.

Baru saja menulis kalimat pertama, Kenzo melemparkan pena Kimberly and menyerah. Kimberly melotot marah melihat penanya tergeletak di lantai dingin. Dengan tatapan horror, Kenzo sontak berlari meambil pena Kimberly. Meniup dan membersihkan pena Kimberly lalu perlahan meletakkan pena di atas meja dengan hati-hati.

"Hehehe, iya iya, gue certain apa kata si Dixon." Kenzo menyengir dan dengan hati-hati duduk disebelah Kimberly dengan tenang. Kimberly melemparkan tatapan tajam ke Kenzo. Heh, ini memang saat –saat yang ditunggu Kimberly.

Kenzo duduk disebelah Kimberly dan menarik nafas beberapa kali sebelum menceritakan curhatan Dixon semalam padanya. "Kata si Dixon, dia cuman kagum sama sosok Adrianna karena bisa mempertahankan beasiswa dan siswa teladan selama 3 tahun."

Kimberly roll her eyes dan bersiap mencubit perut Kenzo karena terlalu bertele-tele. "Iya Iya! Sabar, entar!" Kenzo menyerah, mukanya mendadak lebih gelap dari sebelumnya. "Iya, kata Dixon dia lumayan cantik, tuh, puas? Heran cewek hobi banget buat diri sendiri sakit hati. Padahal lu udah nembak kan si Dixon bakal ngomong begitu. Dasaran aja lu mau jading gue objek pelampiasan lu."

Terkadang, menjadi terlalu jujur juga tidak baik… Kenzo belajar itu setelah badannya bahis dipukuli oleh nenek lampir cantik bernama Kimberly.

Next chapter