1 Kota Astatos

Aku adalah Ren, petualang yang akan menjadi pahlawan dunia.

Itu adalah mimpi ku dan teman-teman ku. Kami sudah berjanji, disaat kami berumur 16 tahun, kami akan menjadi petualang. Dan tepat skali, 2 hari lagi adalah ulang tahunku yang ke-16.

"Ah, akhirnya 2 hari lagi aku akan berumur 16"

"Hahaha, tak terasa ya, sebentar lagi kita akan menjadi petualang"

Koel, Salah satu kawan ku, dan dialah yang paling tua dari antara kami.

"I-Iya, aku juga sudah tak sabar"

Xana, satu-satunya kawan perempuan ku disini. Dulu kami mendapati dia sedang dibully oleh anak-anak lainnya. Setelah kami menolongnya, dia selalu mengikuti kami kemanapun.

"Halah, paling kalian semua nanti akan menjadi beban"

Bima, satu-satunya kawanku yang memiliki kepribadian yang menyebalkan"

"Ayolah Bima, jangan berbicara seperti itu."

Teeeeeet... Teeeeeeet....

Tiba-tiba alarm tanda bahaya berbunyi.

[Perhatian, untuk seluruh petualang dengan point 50 ribu keatas untuk segera berkumpul di depan gerbang kota]

"Umm... Ren, apakah kota ini akan diserang lagi?"

"Sepertinya begitu. Sebaiknya kita pergi bersembunyi dulu"

Setelah itu, kami semua pergi untuk bersembunyi.

"Umm... Ren, sebenarnya, mengapa kota kita selalu diserang?"

"Xana, kota kita adalah kota paling lemah diantara kota lainnya. Maka dari itu, kota-kota lain seperti Xerot, Midfrag, dan sebagainya selalu mencoba menjatuhkan kita untuk memperluas daerah mereka."

"Sebenarnya, ada yang membuatku bingung"

"Apa itu, Koel? "

"Kalau memang kota kita yang paling lemah, seharusnya kota kita sudah dari dulu diambil alih oleh kota-kota besar lainnya. Tapi, mengapa kota kita selalu berhasil melewatinya?"

"Aku pun tak tahu"

"Halah, paling kota ini menggunakan sebuah sihir terlarang. Kau tahu sendiri kan, raja kita itu sangat misterius."

"Hmm, itu mungkin saja. Tapi, tenang, setelah kita menjadi petualang, kita pasti akan mengetahui kebenarannya"

"Haha, tenang saja. Setelah aku menjadi petualang, akan kubuktikan kepada kota lain bahwa kota kita bukanlah yang terlemah."

"Lalu, kita akan menjadi pahlawan kota ini"

Begitulah, mereka menghabiskan waktu bersama selagi menunggu selesai nya peperangan diluar sana.

-------------------------

4 Hari kemudian

"Wah, tak kusangka kali ini lebih cepat dari biasanya"

"T-tapi malah lebih bagus kan? Kau sekarang sudah berumur 16 kan, Ren."

"Ah, iya benar juga, sekarang aku berumur 16. Ayo, kawan-kawan apa kalian tak mau merayakannya?"

"Halah, kau kira kita memiliki uang apa?"

"Hehe, lupa."

"Sudah-sudah, dari pada itu, bagaimana kalau kita pergi ke Guild."

"Ah, benar juga. Ini kan impian kita semua. Setelah kita semua berumur 16 tahun, kita semua akan menjadi petualang."

"I-Iya, sebaiknya kita cepat kesana."

"Yosh, semuanya tujuan kita selanjutnya adalah ke Guild"

Setelah itu mereka semua pun pergi ke Guild untuk mendaftar menjadi Petualang.

Sesampainya disana...

"Wah, tak terasa akhirnya mimpi kita menjadi kenyataan"

"Jangan senang dulu dasar cecunguk, mimpi kita yang sebenarnya kan menjadi pahlawan"

"Haha, tenang saja Bima. Anggap saja itu sebagai side-quest kita."

"Heleh, mana bisa gitu dasar bodoh. "

"S-sudah kalian, kumohon jangan bertengkar."

"Benar yang Xana katakan, sebaiknya kita masuk segera."

Kamipun akhirnya masuk. Tapi, alangkah terkejutnya kami. Disaat kami masuk, seluruh petualang yang ada disana malah menatap kami dengan rendahnya.

Terdengar suara bisikan dari salah satu petualang yang ada disana,

"Apa yang para bocah itu lakukan?"

"Sepertinya mereka ingin mengemis disini"

"Hahaha, sstt... jangan keras-keras, nnti para bocah itu mendengar"

"Hahaha, biarkan saja. "

Mendengar itu, Bima sudah mulai mengepalkan tangannya tanda sudah bersiap untuk memulai perkelahian dengan mereka.

"Bima, kumohon jangan lakukan apapun dulu sekarang"

"Mana mungkin aku terima dihina seperti itu"

"Kami juga mengerti, tapi kalau kita membuat masalah sekarang, kita akan kesulitan untuk menjadi petualang. Jadi, kumohon tahan dulu amarahmu"

"B-benar yang dikatakan Koel. K-kau harus bisa menahannya Bima"

Merekapun melanjutkan perjalanan mereka menuju meja pendaftaran. Seorang perempuan dengan pakaian ala maid sudah ada disana.

"Ada yang bisa dibantu?"

"Kami ingin mendaftar untuk menjadi petualang"

"Ah, kalau begitu, silahkan isi formulir ini dulu" Sambil memberikan selembar kertas dan pena.

Kamipun menerimanya, dan segera mengisi semua formulir yang ada.

"Ummm, anu permisi kak. Ini job, maksudnya apa ya?"

"Ah, itu kalian harus memilih dari 8 job yang ada. Warrior, White mage, Black Mage, Archer, Mechanism, Two-handed sword, Sniper, dan Alchemist. Masing-masing mereka memiliki kelebihannya masing-masing"

"Hey, Ren. Kau akan menjadi apa?"

"Hmm... Sepertinya aku akan memilih menjadi Archer saja."

"Hah? Si cecunguk ini milih Archer? Kau tahu, Archer tak akan bisa apa-apa dalam pertarungan jarak dekat bodoh"

"Hmm... Kalau Ren memilih Archer, berarti biar aku menjadi tanker di team ini."

"Umm... Kalau begitu aku akan jadi White mage saja. Aku berpikir, bila kita ada tanker, sebaiknya kita ada healer untuk membantunya"

"Halah, kalian ini. Mengapa memilih job yang tak berguna semua"

"Lihat siapa yang berbicara. Kau sendiri memilih Job Rogue, memang nya akan berguna?"

"T-tentu saja bodoh, Job Rogue itu sudah pasti ada skill Steal yang akan membantu kita mendapatkan uang bodoh."

"Ya, terserah kau saja."

"Hey, Xana."

"A-ada apa, Koel? "

"Ah, tidak. Sebenarnya aku ada sedikit saran."

"Umm... Apa itu?"

"Aku hanya berpikir, mungkin lebih baik kau memilih Job Alchemist saja."

"E-eh? K-kenapa memangnya?"

"Aku juga sependapat dengan Koel. Dikarenakan Job Alchemist dapat membuat potion sendiri, pasti akan berguna untuk kami masing-masing. Misalkan saja, Health Potionmu akan berguna untuk Koel yang berada di barisan depan, Speed potion akan berguna untuk Bima agar ia bisa menyerang musuh dari belakang, Attack Speed Potion akan berguna untukku yang berasa di barisan belakang. Belum lagi, masih banyak potion yang dapat dibuat."

"Ah, aku mengerti. T-tapi, terdengar sulit. Apa aku bisa?"

"Tenang saja, aku percaya kepadamu kok. Tapi, kalau kau memang tak menginginkannya, kami tak akan memaksa kok"

"Umm... "

"Heh, kalian cecunguk. Udh pada selesai belum? Lama sekali"

"Ah, iya tunggu sebentar"

Tak lama, mereka semua selesai mengisi formulirnya. Setelah itu segera dia memberikan formulirnya kepada perempuan tadi.

"Ah, baiklah. Jadi, Job kalian adalah Archer, Warrior, Rogue, dan Alchemist. Apa benar?"

Tak, kusangka, Xana beneran memilih Alchemist.

"Iya, benar"

"Baiklah, tolong tunggu sebentar"

Perempuan itu lalu pergi dengan membawa formulir yang sudah kami tulis.

"Umm... Anu Xana, makasih sudah mendengarkan saran kami."

"A-ah tak masalah. A-aku tak ingin menjadi beban di tim ini. Mohon bimbingannya."

"Tentu saja"

Tak lama perempuan itu kembali.

"Baiklah, persiapannya sudah selesai. Dengan ini kalian resmi menjadi Petualang Astasos."

"Yosh, akhirnya kita jadi petualang!"

"Oh, iya. Kalian dapat mengambil perlengkapan kalian disebelah sana, dan juga kalian dapat mengambil Quest yang ada disebelah sana. Saat kalian berhasil menyelesaikan suatu misi, kalian akan mendapatkan [Point] dan Spiral"

{Spiral=mata uang disini}

"Anu, mbak. Maksudnya [Point] apa ya?"

"Tolong, panggil saja Nana. [Point] bisa dianggap sebagai tanda kemampuanmu. Mungkin cara kerja nya sama dengan naik level. Statusmu akan meningkat dengan sendirinya setiap kali kalian berhasil mencapai 500 Point."

"Jadi, 500 Point, selanjutnya 1.000 Point, lalu 1.500 Point. Begitukah?"

"Benar sekali."

"Lalu, maksudnya status kami akan naik dengan sendirinya itu apa?"

"Ah, itu maksudnya ialah, statusmu yang ada akan meningkat sesuai keahlian kalian. Sebagai contoh, kau seorang Archer kan? Maka status mu yang akan meningkat ialah Dexterity dan Agility. Tapi, bila kau mencoba hal lainnya, status yang meningkat juga akan berubah."

"Ah, jadi bila aku memegangnya Sword dan bukannya Archer, maka statusku yang akan naik ialah Strength dan Defense."

"Tepat Sekali. Apa, masih ada yang ingin ditanyakan?"

"Ah, mungkin segitu saja."

"Ah, baiklah. Silahkan bersenang-senang kalian para Pahlawan Baru."

"Yosh, semuanya. Bagaimana kalau kita mengambil misi pertama kita?"

"Ya, aku mah akan ikut saja."

"Anu, aku juga akan ikut saja."

"Halah, dari pada lama, kita langsung saja ambil misi dengan tingkat paling sulit."

"Hah? Kau bodoh ya?"

"Hah? Ngakak ribut kau, Ren?"

Dengan begitu, petualangan kami baru saja dimulai.

BERSAMBUNG~~

avataravatar
Next chapter