1 tabu

"Topan sudah tidak mau sekolah, Bi." ujar Topan kepada Bapaknya yang dipanggilnya Abi.

"Silahkan, lakukan yang kau mau, Topan. Abi yakin denganmu. Abi sukses begini, juga hanya jebolan SD." jawab Pak Sahir, Juragan kayu di sebuah kota di Kalimantan.

"Terima kasih, Bi. Bimbingan di luar sekolah yang Abi beri sangat luar biasa, Topan yakin bisa sukses seperti Abi. Mulai besok Topan akan pindah ke rumah Madura." ujar Topan.

"Baiklah, di sana sudah saya siapkan fasilitas yang kamu butuhkan, hati-hati." pesan Pak Sahir mendalam.

Setelah Topan exodus ke Madura, ternyata bisnis kayu yang dirintisnya mulai berhasil.

"Supri, kamu ikut aku. Ada barang sandar, sebentar lagi di pelabuhan. Bawa sekali Mat Naji, suruh ngawal trucknya, jangan lupa amplop untuk petugas nanti, cepat Supri! perintah Topan.

Supri yang terkejut, sontak menjawab "S...siap, boss!" sambil berlari ke samping rumah menemui seseorang berperawakan gemuk, berewokan dan gempal.

tit tiiit tit drrt. Sebuah pesan masuk dari Fitri, "Saya pergi, saya ditunangkan dan segera menikah" Bak petir di siang bolong, Topan terkejut. Dengan sigap dia berlari menuju trailnya sambil berteriak.

"Supri! cepat kamu berangkat! Atur semua, dengan baik bersama Mat Naji! Saya ada urusan! Jangan ceroboh! Saya ada urusan penting!"

brrmmm, Topan segera memacu trailnya seperti terbang menderu dan sekelebatan hilang ditikungan depan rumah. Supri yang merasa diperintah bossnya langsung sigap naik truck bersama Mat Naji dengan menyisakan perasaan heran dengan tingkah laku Topan.

Supri dan Mat Naji akhirnya tiba di pelabuhan untuk mengambil muatan kayu pesanan Topan, dari Boss kayu kolega Pak Sahir, bernama Dul Anwar. Singkat cerita, mereka kembali ke rumah. Tetapi mereka bersiaga berjaga karena merasakan gelagat buruk akan terjadi.

Kembali ke Topan.

Ternyata Topan bertemu dengan Fitri anak Dul Anwar. Parasnya cantik, putih bersih, sintal. Beberapa bulan ini sangat dekat dengan Topan. Fitri beberapa saat ini menginap di rumah kakeknya, orang tua Haji Dul Anwar. Topan dan Fitri sebetulnya tahu bahwa mereka berdua saling tertarik, tetapi Topan tidak pernah mengungkapkan perasaannya.

"Fit, kamu mau kemana?"

"Saya, besok akan pulang ke Kalimantan, Topan." ujar Fitri sedih.

"Mengapa begitu cepat, engkau pergi? padahal kamu tahu saya.... " Topan tak sanggup meneruskan perkataannya.

"Saya tahu, dari tingkah lakumu, tapi kamu tidak pernah mengungkapkan dan berusaha memintaku kepada orang tua. Akhirnya ada kenalan Abaku meminangku untuk dijodohkan dengan putranya. Dan bukankah kamu tahu adat kita pantang menolak lamaran orang lain?" ungkap Fitri.

"Baiklah, saya paham. Dan sangat menyesal, Fitri! Saya berharap pertunanganmu gagal!" suara Topan mulai parau.

"Sepertinya sulit, Topan! Tanggal lamaran dan perkawinan telah ditentukan, sekarang Abaku sedang menjemputku, besok pagi kami pulang." terang Fitri.

"Fitri, baiklah. Walaupun berat saya ikhlaskan. Maafkan kebodohanku." Mata Topan nanar, meratapi kebodohannya.

"Dan saya minta satu permintaan kepadamu, bolehkah?" lanjut Topan.

"Kalau memang bisa, mengapa tidak." ujar Fitri menguatkan.

"Untuk terakhir kali, saya minta kamu ikut aku. Kita mengenang pertemuan kita yang terakhir, bahkan saya ingin menjamumu makan malam nanti, mumpung kamu masih bebas saat ini." pinta Topan.

"Baiklah, untuk saat terakhir ini, aku milik kamu." jawab Fitri sambil tersenyum.

Akhirnya mereka berdua, menyisiri jalanan dan menuju beberapa tempat kenangan.

"Fit, kamu sangat cantik!" seru Topan. Fitri tersipu malu. Topan memeluknya sangat erat, Fitripun bersandar dalam dekapan Topan. Mereka sepakat, untuk saat ini. AKU MILIK KAMU SAAT INI.

avataravatar