5 Chapter 5

Pagi ini aku hampir telat masuk kelas. Namun hal tersebut sama sekali tidak membuat aku terburu-buru saat perjalanan menuju sekolah, karena sebelumnya aku sudah membuat perkiraan dengan baik dan akhir-akhir ini perkiraanku selalu tepat. Aku akan melewati gerbang sekolah pukul 06.58, tepat dua menit sebelum gerbang sekolah ditutup. Begitulah perkiraanku. Aku hampir telat karena pagi ini aku ingin membeli nasi uduk di pinggir jalan dekat sekolahku, dan aku berencana akan makan nasi uduk ini di kubus Mas Danar. Rencanaku dapat berhasil jika perkiraan yang aku buat sebelumnya tepat.

Aku keliru, perkiraanku pagi ini tidak tepat namun aku tetap bisa masuk kelas. Di dekat gerbang sekolahku terdapat jam dinding digital yang menunjukan pukul 06.59. Sial, perhitunganku kali ini tidak tepat tapi tak apa setidaknya aku tidak telat pagi ini, gumamku dalam hati. Pelajaran pertama dimulai pukul 07.00 tepat. Aku hanya mendengarkan sebentar tentang revolusi perancis yang dijelaskan oleh guruku, lalu langsung mengajak Cia ke kantin.

"Cia kantin yuk, pengen makan nasi uduk nih."

Aku ingin mengajak Ikhsan, namun ia sedang sangat fokus dengan game online nya, sementara Feri sedang memperhatikan penjelasan dari guru sambil sesekali mengerjakan latihan soal yang bahkan belum disuruh untuk dikerjakan.

"Nasi uduk?"

"Iyaa nasi uduk, tadi aku beli di pinggir jalan deket sekolah." Aku menunjukan sebungkus nasi uduk yang aku beli saat di perjalanan menuju sekolah, lalu ia mengangguk.

"Ayok deh, kasian gak ada yang nemenin"

"Gak maksa juga sih"

"Ayo jangan ngambek dong sayang"

"Najisss"

Seperti biasanya, aku dan Cia izin untuk pergi ke toilet. Saat tiba di kantin, semua pedagang sedang sibuk di dalam kubus nya masing-masing. Karena ini masih jam pelajaran pertama jadi kantin masih terasa sangat sepi, hanya ada aku, Cia dan para pedagang yang sedang sibuk di dalam kubus milknya. Para pedagang sedang sibuk mempersiapkan makanan dan minuman yang ingin ia jual, ada yang sedang menggoreng ayam tepung, memotong sayur-sayuran untuk dijadikan soto, membuat bubur, memasak nasi goreng, membuat minuman dingin dan juga bersih-bersih kubus miliknya.

Tanpa berfikir dua kali aku dan Cia langsung menuju kubus milik Mas Danar, dan ia pun sama sekali tidak merasa kaget dengan kehadiran kami berdua.

"Makan Mas Danar." Kataku menawarkan sambil membuka sebungkus nasi uduk.

"Iyaa Kevin makan aja, kalau mau pakai sendok ambil aja di sebelah wastafel" sambil membuat minuman dingin, Mas Danar hanya melirik sebentar ke arah aku dan Cia lalu kembali melanjutkan pekerjaanya.

"Gausah gapapa Mas, lagi pengen pakai tangan."

"Lagi liat apaan sih? serius banget kayaknya." kataku setelah melihat Cia yang sedang sibuk bermain Handphone dengan memasang wajah serius.

"Ini lagi baca berita."

"Berita apa?"

Sambil makan nasi uduk dengan lauk semur tahu dan tempe goreng, aku bertanya ke Cia tanpa menoleh ke arahnya. Cia memang orang yang tidak pernah ketinggalan update tentang berita-berita yang sedang viral apapun berita nya pasti ia tahu, bukan hanya berita viral yang terjadi di indonesia, di negara lainpun ia juga tahu.

"Berenang bisa bikin hamil."

"Maksudnya?"

"Ini judul berita nya 'berenang bisa bikin hamil' ada orang yang bilang kayak gitu."

"Serius ada yang bilang kayak gitu?"

"Iyaa kevinn, nih baca sendiri deh berita nya kalau gak percaya."

"Engga ah mager. Eh? Kalau kita berenang di kolam renang umum kan rame tuh ya, nah terus nentuin siapa ayahnya gimana?"

"Ditunjuk yang paling cakep lah." Kata Mas Danar yang sedari tadi ikut menyimak obrolanku dengan Cia.

"Enak banget ya tinggal tunjuk aja."

"Untung aku gak goodlooking jadi gak akan ditunjuk." Kata Cia

"Gausah sedih gitu dong bilang 'gak goodloking' nya."

"Sialan! Udah cepet selesain makan nya, lama banget sih. Udah kelamaan nih kita di kantin, nanti keburu ada Pak Budi.

Pak Budi adalah guru bidang kesiswaan di sekolahku, namun ia juga mengajar mata pelajaran Geografi. Pak Budi merupakan guru yang paling dihindari oleh siswa dan siswi disini, karena ketika ia melihat siswa maupun siswi yang melanggar aturan disekolah ini seperti, menggunakan kaos kaki selain warna putih, tidak menggunakan ikat pinggang, menggunakan seragam yang terlalu ketat, dan rambut yang panjang (untuk laki-laki), maka Pak Budi akan langsung melakukan razia dan tidak jarang langsung memberikan hukuman di tempat itu juga.

"Iya udah selesai nih bawel banget si, sebentar ya cuci tangan dulu." Aku langsung menuju toilet yang berada di sebelah kantin.

Aku keluar dari toilet lalu melihat gadis yang kemarin lagi sedang berada di depan kubus Mas Danar, mereka seperti habis membicarakan sesuatu dengan Mas Danar. Saat aku sampai di kubus Mas Danar, gadis berambut pendek dan juga teman nya langsung pergi tanpa sedikitpun melihat ke arahku.

avataravatar
Next chapter