webnovel

Mencari tahu tentang keluarga Dexter

"Dexter...." panggilan Kaili menghentikan bunyi Peralatan makan.

 

Dexter menoleh pada Kaili, saat itu, wanita bermata hijau itu pun sedang melihatnya.

 

Tidak menunggu Dexter bertanya, Kaili telah menambahkan perkataan, "Kenapa kau tiba-tiba baik padaku?"

Benar, perkataannya ini sejak tadi telah mengitari pikirannya. Dia senang dengan malam ini, tetapi semakin dia merasa senang, semakin dia juga sangat takut.

 

Dexter tidak buru-buru menjawab, sebaliknya dia malah menunggu Kaili menyelesaikan perkataannya.

"Kau bersikap sangat baik. Membawaku makanan dan obat tadi sore..." Pipi Kaili bersemu seperti mawar merah yang mekar, mengingat adegan yang mereka lakukan sore tadi. Jantung dia pun berirama dengan sangat kencang, namun cukup teratur.

 

Setelah mengontrol dirinya, Kaili meneruskan ucapannya, "Hingga saat ini. Tampaknya itu bukan—"

 

"Menikahi seseorang, apakah salah jika membeli makanan padanya? Aku tidak merasa melakukan hal yang besar."

 

Jawaban Dexter sangat dingin, juga menekankan bahwa itu adalah hal yang wajar. Dia berbuat baik karena dirinya adalah istrinya, bukan karena Kaili sendiri. Jadi, siapa pun yang dinikahi, selama itu berstatus sebagai istrinya, dia akan melakukan hal yang sama. Kaili hanya beruntung saja, sudah menjadi istrinya.

 

Sedikit menyakitkan jika dibayangkan, tetapi setidaknya jawaban ini cukup sedikit manusiawi. Kaili hanya tersenyum. Dua sendiri pun tidak mengerti arti senyumannya tersebut.

 

"Ya... Aku tahu. Apa pun itu, tetap, sungguh terima kasih sekali."

 

Suasana pun kembali hening, hanya ada bunyi sendok yang menjadi penengah di antara kedua orang itu. Wangi semerbak bunga gardenia bertemu dengan aroma makanan yang ada di depan mereka.

 

"Tidak peduli bagaimana kita bisa menikah, poin pentingnya adalah, 'kau istri Dexter Chiro'. Selama kau tidak ingin melepaskannya, status nyonya Chiro adalah milikmu." Perkataan yang tenang itu menusuk hingga ke hati terdalam Kaili, tidak tahu, apakah dirinya harus senang atau sedih?

 

Seorang wanita umumnya akan sangat bangga jika statusnya diperjelas apalagi sampai diakui pada seluruh penghuni dunia, tetapi setelah melewati banyak kecanggungan antara dirinya dan Dexter, dari pada sebuah status, Kaili lebih tertarik untuk mendapatkan cinta pria ini. Dia ingin Dexter memperlakukannya dengan baik, karena memang mencintainya, bukan hanya seolah untuk status pernikahan mereka saja.

 

Tetapi, mari lihat ke belakang, apakah dirinya sangat layak mendapatkan cinta itu kembali? Selama 5 tahun ini dia memendam rasa cintanya pada pria yang ada di hadapannya sekarang, tetapi selama 5 tahun juga dia menyakiti pria ini. Dengan perkataan, tindakan, perbuatan, dan penolakan kasar berkali-kali. Hati Kaili selalu meringis mengingat kejahatannya sendiri.

 

"Apakah hanya karena aku ini istrimu?"

Tidak mengerti datang dari mana keberanian Kaili menanyakan hal itu, hanya satu yang dia pahami, dia sungguh tidak sanggup lagi memendam cinta yang tidak berujung, tetapi seakan tidak pernah ada dalam hatinya!

 

"Apa kau berharap aku masih mencintaimu?" Dari pada menjawab pertanyaan Kaili, Dexter malah berbalik tanya. Ini memang gaya seorang Dexter!

 

Asalkan Kaili menjawab, 'iya', Dexter akan langsung menyatakan cintanya pada Kaili. Benar, hanya satu kata itu yang Dexter butuh kan.

 

DEG!

Irama jantung Kaili semakin hebat berdendang, mempermainkan dadanya. Kaili gemetar, tidak tahu harus menjawab apa. Haruskah dia mengatakan 'Iya'? Apakah itu tidak terlalu lancang?

 

Kaili menghirup semerbak wewangian bunga gardenia, lalu membuang napas secara perlahan.

"Tidak! Hanya saja....aku harap kau tidak melakukan hal yang sama seperti yang sudah terjadi di masa lalu. Kau tahu, aku tidak mungkin mencintaimu, dan jika kau mencintaiku, bukankah itu terasa canggung karena cinta sepihak?"

 

Sialan! Jawaban apa yang disampaikan Kaili ini? Apakah otaknya bekerja saat mengatakan hal itu? Padahal tadi, dia telah memutuskan untuk mengakui perasaannya dan meminta Dexter kembali mencintainya. Semua itu sudah tertata dalam hati, hanya tinggal mengatakan saja, tetapi apa yang keluar dari mulutnya?

 

Dexter ingin sekali meremukkan rahang Kaili. Menghancurkan mulutnya yang mengandung racun itu. Entah berapa banyak racun yang terkandung di dalamnya? Kenapa setiap perkataannya bisa melemahkan semua sendi-sendi tulang?

 

Dexter mengepalkan tangan, menekan kemarahannya. Dia ingin menghabisi Kaili saat ini, tetapi.....

 

"Jangan khawatir, aku masih belum sampai dalam tahap bodoh karena mencintaimu, dulu. Sehingga sekarang melepaskan itu masih mudah!"

 

Kaili tersenyum pahit. Tidak ada yang lebih menyakitkan di dunia ini, daripada saat mengetahui orang yang kamu cintai telah melepaskan cintanya.

 

".....Itu... Bagus," jawab Kaili dengan bibir yang bergetar. "Jadi, bagaimana dengan kita? Maksudku, kehidupan pernikahan kita?"

 

Dexter menyengit, dia menggosok alisnya, "Apa maksudmu?"

 

"Ah, tidak, hanya saja—"

 

Dengan cepat Dexter menyela ucapan Kaili, "Kaili Goh, sudah aku katakan di awal, selama kau tidak melepaskan status sebagai nyonya Chiro, selama kau akan menjadi bagian dariku. Aku akan memperlakukanmu dengan sangat baik, aku bisa memberimu pernikahan layaknya pasangan normal. Aku juga tidak akan mencari wanita lain, selama aku menjadi suami dari seseorang. Dan kau juga harus melakukan hal yang sama. Jangan pergi mencari pria lain, selama kau masih menyandang status sebagai istriku. Bukankah ini kesepakatan yang bagus?"

 

Antara senang dan bahagia yang dirasakan Kaili saat mendengar itu, ".....Artinya, siapa pun orangnya, selama dia menjadi istrimu, kau akan memperlakukan dengan istimewa walau tanpa mencintainya?"

 

"Hu'um... Itu adalah keharusan dalam keluarga kami. Pun, aku tidak memiliki alasan untuk menyakiti wanita. Dua wanita telah mengorbankan banyak hal padaku, lantas mengapa harus menyakiti wanita lain?"

 

Kaili mengernyit, "Dua? Apa yang dimaksud dengan dua?"

 

Dexter menyudahi makannya, meletakkan semua perlengkapan makan dengan mulia. Kemudian ia menarik napas dan berkata, "Ibuku meninggal karena memberi nyawa padaku, dan seorang wanita lainnya, mengorbankan seluruh kehidupannya untukku. Dua wanita ini....alasanku untuk tidak bisa menyakiti wanita."

 

Mendengar kata Ibu, Kaili sangat tertarik ingin tahu lebih dalam, "Permisi, maksud kamu bagaimana? Aku sulit mengerti."

 

Dexter menyipitkan mata, menatap Kaili dengan elegan berkata, "Kenapa aku merasa, kau bukannya tidak mengerti, tetapi malah ingin mencari tahu tentang aku."

 

Blush...

Sudah ketahuan, untuk apa lagi disembunyikan?

"Kita sudah menikah, dan juga .... saling mengenal sudah sekian lama. Apakah salah aku ingin tahu tentang keluargamu? Kau telah mengenal semua keluargaku, tetapi aku ... bahkan tidak mengenal satu pun dari anggota keluargamu."

 

Dexter menatap Kaili, pandangannya sangat sulit diartikan. Dia berdeham pelan, kemudian berkata, "Jika kau ingin segera bercerai denganku, kau bisa mencari tahu tentang keluargaku!"

Next chapter