2 Foto 'Skandal'

Tidak bisa dibohongi memang, Silvia begitu cantik, wajahnya selalu saja memancarkan aura yang lembut. Tatapan matanya bersinar seakan memamerkan pupil mata berwarna kuning keemasan. Kecantikan wajahnya didukung dengan tubuhnya yang proporsional bak model. Tapi Dexter tidak mencintai dia. Sayang itu telah tumbuh hanya sebagai seorang kakak yang mengasihi adiknya.

 

Silvia indah di dalam hati Dexter, tetapi tidak lebih untuk seorang adik, yang telah bersama sejak kecil.

 

Dia pun merengkuh Silvia dalam pelukannya, ingin memberi ketenangan pada wanita yang sudah menangis hingga tersedu-sedu.

 

Tepat di saat itu, Kaili menyaksikan bagaikan Dexter memeluk mesra Silvia. Hatinya meringis, tetapi tidak ada yang bisa dilakukan.

'Itu wajar, bukankah mereka pasangan yang sesungguhnya?' batin Kaili. Ia hanya mampu mengelus dada yang terasa sesak.

 

Dan pernikahan itu berakhir begitu saja, tanpa perjamuan tanpa pesta anggur, atau tanpa kue 7 tingkat.

Seperti mimpi buruk saja, batin Kaili saat melihat kondisi upacara pernikahan yang dijalaninya. Hatinya cukup meringis, dadanya terasa berat, seakan ditimpa beban yang memiliki muatan beribu ton. Kacaunya lagi, tidak ada alasan baginya untuk mengungkapkan kepedihan hati tersebut.

Padahal sebelumnya masih terlihat baik-baik saja, walau memang hatinya sangat menolak untuk menikahi pria yang tidak dicintai tersebut, tetapi akan lebih baik jika harus menikahi Dexter. Lebih tepatnya lagi, Kaili tidak ingin melihat Dexter yang menanggung beban dari masalah yang dibuatnya.

 

'.'

Memutar balik tentang 1 jam sebelum upacara pemberkatan. ~~

 

"Selamat datang Tuan Peter, apa yang membawa Anda ke sini sehingga tidak bisa menunggu sampai nanti di saat acara pemberkatan pernikahan, padahal hanya akan berselang beberapa waktu," ucap Richard Goh menghampiri Peter Swan.

 

"Tidak perlu berbasa-basi lagi! Aku tidak akan menikahi putri Anda yang hina itu!" ucap Peter dan menyerahkan beberapa foto Kaili yang sedang menikmati malam dengan seorang pria. "Perempuan kotor dan hina, sangat tidak pantas menjadi istriku, Nyonya Swan!" lanjutnya dan langsung pergi.

 

Kaili yang mendengar bunyi suara teriakan di depan kamar riasnya pun langsung ke luar dengan gaun pernikahan yang sudah menempel di tubuhnya. Dari ambang pintu ia melihat Ayahnya berdiri mematung, melihat ke tumpukan foto-foto itu.

 

Dengan langkah yang sudah gemetar serta lunglai, Kaili mendekati pria separuh baya itu. Melihat ayahnya berdiri mematung tanpa sebuah kata adalah penderitaan yang besar bagi Kaili, sungguh dia tidak ingin mengecewakan lelaki tua itu.

 

Tanpa sepatah kata, Kaili memungut lembaran foto demi foto itu, air matanya kini mengalir deras merusak sedikit makeup naturalnya. Seluruh tubuhnya gemetar.

Foto yang begitu intim dan sangat memalukan siapa pun yang melihatnya akan mengumpat caci maki.

 

Baru saja Kaili akan berbicara, Richard sudah melontarkan pertanyaan yang ia sendiri pun tidak bisa menjawabnya.

 

"Siapa pria dalam foto itu?" tanya Richard Goh dingin.

 

"Aku..." Tangan Kaili bergetar, mulut pun tidak mampu berbicara.

 

"Tidak perlu memasang wajah menyedihkan seperti itu! Pada dasarnya kau hanya wanita licik yang bersembunyi dibalik wajah polosmu! Wanita ko-"

 

"Apa tidak cukup hanya meninggalkannya? Kenapa harus mencibirnya dengan mulut kotormu? Dia yang seperti itu apakah mencoreng wajahmu? Membuat kehormatanmu berkurang, begitu Tuan Peter Swan?"

 

Kaili dan Richard melihat ke arah sumber suara. Pria yang tidak asing lagi di mata mereka, karena sejak 5 tahun terakhir, Kaili diobati oleh pria ini.

 

"Siapa kamu? Kenapa ikut campur masalah keluarga orang lain?" tanya Peter. Ia memasang wajah masam, pernyataan Dexter yang barusan sama saja seperti penghinaan baginya.

 

"Dia ... Dia dokter yang menyelamatkan Kaili tempo dulu." Richard Goh yang menjawab.

 

"Huh! Hanya seorang dokter, kau pikir ada kuasa apa dirimu sampai bisa berbicara dengan nada yang seperti itu padaku? Tolong lihat dirimu!" Tidak tanggung-tanggung, kesombongan Peter sangat melambung tinggi, ingin sekali rasanya Dexter saat ini mematahkan rahang pria itu!

 

Baru saja Dexter hendak menjawab, tetapi Richard sudah mendahuluinya. "Dr. Dexter, mohon jangan ikut campur, biarkan kami menyelesaikan masalah ini. Mohon Anda keluar dulu, ini masalah pribadi!"

 

"Menyelesaikan katamu? Huh! Keputusan keluarga Swan sudah bulat, aku tidak akan menikahi wanita yang 'sudah disentuh' orang lain. Wanita hina dan-"

 

'Brakkk...'

Sebuah pukulan keras menghantam wajah Peter! Dan itu dipersembahkan oleh Dexter.

 

Dexter berjalan mendekati Peter, dan menarik lengan bajunya, "Bahkan menyebut nama Kaili saja dengan mulut kotormu, kau sangat tidak pantas, apalagi jika kau menghinanya, bajingan!"

 

Kaili memperhatikan Dexter secara saksama, lelaki ini tidak pernah begitu emosional, tetapi kenapa sekarang malah menjadi sangat marah dan mengerikan? Gumam Kaili dalam hati. Ada sebuah rasa hangat memenuhi hatinya di tengah-tengah perasaan takut, tetapi Kaili kembali melihat diri sendiri, dan menepis rasa itu. "Tidak pantas," ungkapnya dalam hati.

 

"Huh... Kau begitu membelanya, apa kau mencintainya? Ha ha ha..." Peter tertawa kuat dan menyeka darah yang mengalir di sudut bibirnya.

 

Ketika Dexter akan melepaskan hantaman kuat lagi, Richard bersiap menghentikannya. "Dr. Dexter, ini tidak ada hubungannya dengan Anda, saya harap Anda bisa pergi agar kami menyelesaikan masalah keluarga kami."

 

Mendengar itu, tidak ada yang bisa Dexter lakukan selain menuruti yang diminta Richard. Dengan kasar dia melepaskan kerah baju Peter, hingga kepala pria itu menyentuh lantai. Dengan tenang Dexter mengambil sapu tangan dan membersihkan tangannya, seakan baru saja menyentuh kotoran dan melempar sapu tangan itu ke arah wajah Peter.

 

avataravatar
Next chapter