webnovel

Hari berlibur

Kalender Dunia Menunjukkan

Hari= Senin

Tanggal= 01

Bulan= 01

Tahun= 2022

Matahari pagi menyinari langit cerah di awal tahun 2022, Udara sejuk menyelimuti lingkungan MTs Raudlatul Qur'an. Hari itu adalah hari yang sangat dinantikan oleh Liora, Mika, dan Rani, karena mereka akan mengecek nilai DANEM (Nilai Akhir Nasional) mereka setelah tiga tahun penuh perjuangan di sekolah.

Liora terlihat anggun dalam pakaian seragam terbaiknya.

Mika, meskipun masih setengah mengantuk, berusaha menjaga semangat. Sementara Rani tak henti-hentinya mengulang doa kecil di dalam hati.

"Li, Ran, aku jadi tegang. Gimana kalau nilai kita nggak sebagus yang kita harapkan ?" tanya Mika sambil memegang buku catatan yang sudah penuh coretan warna-warni.

"Tenang, Mik," jawab Liora dengan lembut.

"Kita sudah berusaha maksimal, Insyaallah hasilnya akan sesuai."

"Jangan lupa, hari ini adalah langkah menuju masa depan kita," tambah Rani sambil tersenyum.

---

Setibanya di sekolah, suasana sudah ramai. Para siswa dan orang tua berdatangan ke aula utama, tempat pengumuman nilai akan disampaikan.

Di depan aula, sebuah papan besar tertulis:

"Pengumuman Nilai Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2021/2022."

Satu per satu nama siswa dipanggil oleh Bu Farida, wali kelas mereka.

"Liora Anendea," panggil Bu Farida dengan senyum hangat.

Liora maju dengan langkah gugup.

Amplop putih berisi nilai DANEM diserahkan kepadanya.

Tangannya gemetar saat membukanya.

Ketika matanya menelusuri angka-angka di dalamnya, ia tersenyum lega.

DANEM Liora:

Bahasa Indonesia: 90

Matematika: 90

IPA: 95

Bahasa Inggris: 95

Agama (Tahfidz, Hadis, dan Fiqih): 99

Rata-rata: 95.

Mika dan Rani mendekatinya dengan penasaran. "Gimana, Li ?, Nilai Kamu Bagus ?" tanya Mika.

"Alhamdulillah, bagus banget," jawab Liora dengan mata berkaca-kaca.

Giliran Mika dan Rani mengambil amplop mereka.

Hasil mereka juga memuaskan, meskipun Mika tak henti-hentinya tertawa karena nilainya di Matematika sedikit lebih rendah.

DANEM Mika:

Bahasa Indonesia: 85

Matematika: 82

IPA: 88

Bahasa Inggris: 86

Agama: 90

Rata-rata: 86.

DANEM Rani:

Bahasa Indonesia: 89

Matematika: 87

IPA: 91

Bahasa Inggris: 90

Agama: 93

Rata-rata: 90.

"Wah, kita semua lulus dengan nilai yang bagus !" seru Rani.

Mika mengangguk. "Akhirnya, semua perjuangan kita nggak sia-sia."

---

Setelah semua siswa menerima nilai DANEM, Kepala Sekolah, Ustaz Farhan, tiba-tiba memanggil Liora ke depan aula.

"Liora Anendea, silakan maju," ucapnya sambil tersenyum penuh misteri.

Liora maju dengan ragu.

Semua mata siswa dan orang tua tertuju pada liora.

Sesampainya di depan, Ustaz Farhan berbicara dengan mikrofon.

"Hari ini adalah hari yang spesial, Selain kita merayakan kelulusan kalian, kita juga ingin merayakan ulang tahun salah satu siswa terbaik kita, Liora Anendea yang ke-17 tahun."

Aula langsung dipenuhi tepuk tangan meriah.

Liora terkejut, matanya melebar tak percaya.

"Ulang tahunku?" gumamku secara samar.

Tirai besar di belakang aula terbuka, menampilkan sebuah panggung megah dengan dekorasi ulang tahun yang indah.

Balon-balon berwarna merah dan putih memenuhi sudut-sudut ruangan.

Di tengah panggung, sebuah kue ulang tahun besar dengan angka "17" berdiri megah.

"Ini semua untukmu, Liora," kata Ustaz Farhan.

Liora menutupi mulutnya dengan tangan, terharu hingga hampir menangis.

"Terima kasih, Ustaz... Saya tidak menyangka..."

---

Acara ulang tahun Liora dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustaz Haris.

Semua siswa, guru, dan orang tua yang hadir mendoakan Liora agar selalu diberikan keberkahan dalam hidupnya.

Setelah itu, Mika dan Rani yang ternyata sudah tahu tentang rencana ini sebelumnya, membawa hadiah untuk Liora.

"Selamat ulang tahun, Li. Ini hadiah dari kami. Jangan lupa ya, kamu tetap sahabat terbaik kami selamanya," kata Rani sambil menyerahkan sebuah buku catatan cantik dengan cover berwarna biru muda.

"Ini dari aku, Li," tambah Mika, menyerahkan sebuah pena bertuliskan nama Liora. "Biar kamu terus menulis mimpi-mimpimu."

"Terima kasih, kalian benar-benar sahabat terbaik," jawab Liora sambil memeluk mereka berdua.

---

Saat acara berlangsung, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari luar aula.

Semua orang menoleh lalu terkejut.

Ternyata, pihak sekolah telah menyiapkan kejutan lain yaitu sebuah pertunjukan kembang api di halaman sekolah.

Kembang api meledak di langit malam, menciptakan warna-warna indah yang menyelimuti suasana.

Semua siswa bersorak kegirangan, termasuk Mika yang tak henti-hentinya berteriak.

"Ini keren banget !, Ini ulang tahun atau pesta perayaan tahun baru ?"

Liora menatap langit penuh kembang api dengan senyum lebar.

Ia tak pernah membayangkan akan mendapatkan hari yang begitu indah dan istimewa.

---

Saat acara selesai, Liora, Mika, dan Rani duduk di taman kecil di samping aula.

Mereka berbicara sambil menikmati sisa malam.

"Li, kamu benar-benar beruntung," ujar Mika sambil tersenyum lebar.

"Ulang tahunmu dirayakan seperti ini, Pasti nggak akan lupa seumur hidup."

"Bukan cuma keberuntungan, Mik," jawab Rani.

"Liora pantas mendapatkan semua ini, Dia sudah bekerja keras dan menjadi inspirasi bagi kita semua."

Liora menatap kedua sahabatnya dengan haru.

"Terima kasih, kalian selalu ada untukku. Ini bukan hanya ulang tahunku, tapi juga hari kita bersama. Semua yang kita lalui di madrasah ini adalah hadiah terbesar."

Malam itu, mereka pulang dengan hati penuh kebahagiaan...

-----

Setelah hari yang penuh kebahagiaan di MTs Raudlatul Qur'an, Liora pulang ke rumah dengan hati yang hangat.

Sesampainya di rumah, ia disambut oleh Arya, ayahnya, dan Nadira, ibunya, yang terlihat sangat antusias.

"Liora," kata Arya sambil tersenyum lebar.

"Ada kejutan lain untukmu. Malam ini, kita akan merayakan ulang tahunmu di tempat yang spesial."

Liora terkejut. "Tempat spesial ?, Apa lagi ini, Ayah?" tanya Liora sambil penasaran.

Nadira menggandeng tangan Liora.

"Yuk ikut ibu, Kamu pasti suka."

Mobil mewah keluarga membawa mereka ke sebuah hotel megah di pusat kota.

Dari kejauhan, hotel itu menjulang tinggi dengan arsitektur modern dan lampu-lampu yang berkilauan.

Sebuah papan digital besar di depan hotel menyala terang:

"Selamat Ulang Tahun, Liora Anendea!"

"Ayah, Ibu… ini luar biasa !, Apa ini sungguhan ?" tanya Liora dengan mata berbinar.

Arya tersenyum kecil.

"Selamat ulang tahun, Nak. Ayah dan Ibu ingin hari ini menjadi hari yang tak terlupakan untukmu."

---

Begitu mereka memasuki lobi hotel, Liora terpesona dengan kemewahan yang terpancar.

Lantai marmer berkilauan, lampu kristal besar menggantung di langit-langit, dan staf hotel menyambut mereka dengan ramah.

"Kami telah memesan seluruh lantai utama untuk acara ini," kata Arya dengan nada santai. "Kamu layak mendapatkannya, Liora."

Mereka naik ke lantai utama, di mana aula besar telah didekorasi dengan tema elegan berwarna emas dan putih.

Balon-balon besar bertuliskan "17" menghiasi sudut ruangan, sementara meja-meja bundar dengan taplak satin tersusun rapi, lengkap dengan lilin aroma terapi yang menyala lembut.

Saat Liora melangkah masuk, ia dikejutkan oleh kehadiran Mika dan Rani yang berdiri di tengah aula sambil tersenyum lebar.

"Surprise, Li !" seru mereka serempak.

"Mika ! Rani ! Kalian di sini juga?" Liora hampir tak percaya.

"Tentu saja," jawab Rani sambil memeluknya.

"Kami nggak akan melewatkan momen istimewa ini."

---

Malam itu dimulai dengan makan malam yang luar biasa.

Meja besar telah diatur dengan hidangan istimewa yang berasal dari berbagai belahan dunia, termasuk:

Steak wagyu premium dengan saus truffle.

Lobster thermidor yang disajikan dengan keju cair.

Sushi mewah dengan topping ikan kaviar berbalut emas cair.

Dessert tower yang penuh dengan macaron, mousse cokelat, dan es krim buatan tangan.

Para tamu duduk dengan penuh antusias, menikmati hidangan sambil berbincang hangat.

Mika yang selalu antusias dengan makanan, tidak bisa berhenti memuji.

"Li, aku nggak tahu ulang tahunmu bakal jadi seperti ini. Makanannya seperti dari surga!"

Liora tertawa. "Aku juga nggak tahu, Mik. Ini seperti mimpi."

---

Setelah makan malam, sorotan lampu mulai diarahkan ke sebuah panggung besar di tengah aula.

Seorang pembawa acara dengan suara merdu naik ke atas panggung dan berkata, "Malam ini, kami telah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk Liora, Bersiaplah untuk hiburan yang Menakjubkan !"

Satu per satu penyanyi terkenal dari perusahaan fopuveria naik ke atas panggung, membawakan lagu-lagu yang penuh makna.

Ameera Haifah Umaydah membuka acara dengan lagu berjudul "Cahaya Dalam Gelap & Tangan Di Balik Tirai". Suaranya yang lembut namun kuat menggema di seluruh aula, membawa suasana haru berpadu dengan dansa yang sangat unik.

Melliana Quincya Azzahra kemudian membawakan lagu berjudul " Bayang Diatas Tahta", sebuah lagu dengan lirik puitis yang mengisahkan perjuangan meraih impian & menyindir kondisi suatu negara.

Berliana Afshadi & Firmansyah Zika tampil energik dengan lagu "Topeng Tanpa Wajah & Shattered Mirror". Para tamu ikut bertepuk tangan mengikuti irama.

Saat lagu-lagu itu mengalun, Liora merasa seperti sedang berada di dunia lain.

Ia tersentuh oleh lirik-lirik yang seakan berbicara tentang perjalanan hidupnya.

---

Tepat setelah pertunjukan musik, lampu aula diredupkan.

Sebuah layar besar turun dari langit-langit, menampilkan video kejutan yang telah disiapkan oleh keluarga dan sahabat Liora.

Video itu berisi foto-foto dan cuplikan video perjalanan hidup Liora, mulai dari kecil hingga sekarang.

Terdapat pesan-pesan dari guru, teman-teman sekolah, dan bahkan Ustaz Farhan, kepala sekolahnya.

"Liora," suara Nadira terdengar di video.

"Kami sangat bangga padamu, Kamu adalah anak yang baik, cerdas, dan penuh kasih sayang, Tetaplah menjadi pribadi yang rendah hati dan terus berjuang meraih impianmu."

Liora tak bisa menahan air matanya. "Ibu, Ayah… ini terlalu indah," ucapnya sambil terisak haru.

---

Keesokan harinya, acara dilanjutkan dengan sesi relaksasi di kolam renang pribadi hotel.

Kolam itu dikelilingi taman hijau yang asri, dengan pemandangan kota yang menakjubkan.

Mika, seperti biasa, membuat suasana menjadi ceria dengan lompatannya yang konyol ke kolam.

"Li, Ran, kita harus foto di sini !, Momen ini langka!"

Rani tertawa sambil berkata

"Mik, jangan sampai kameranya kena air!"

Setelah berenang, mereka menikmati sesi spa yang telah disiapkan oleh hotel.

Para terapis profesional memberikan pijatan relaksasi dengan aroma terapi, membuat tubuh mereka yang awalnya merasa lelah langsung menjadi segar dalam sekejap.

---

Acara ditutup dengan makan siang santai di rooftop hotel.

Dari tempat itu, mereka bisa melihat pemandangan kota yang luas dan indah.

"Li, ulang tahunmu ini bener-bener seperti dongeng," kata Mika sambil menyeruput jus segarnya.

Liora tersenyum. "Ini bukan cuma ulang tahunku, tapi hari yang istimewa untuk kita semua. Aku nggak akan melupakan semua ini."

"Dan kami juga nggak akan lupa," tambah Rani. "Kamu bukan hanya teman terbaik, Li. Akan tetapi segalanya bagi kami berdua."

Dengan hati penuh kebahagiaan, Liora menatap langit malam.

Menjelang pagi ini terasa tenang di rumah keluarga Arya.

Setelah seharian penuh kebahagiaan dengan perayaan kelulusan Liora & Ulang Tahun, keluarga ini berkumpul di ruang tamu.

Arya dan Nadira duduk di sofa, sementara Liora mengamati rapornya sekali lagi dengan senyum bangga.

Namun, ketenangan itu telah berakhir ketika terdengar ketukan di pintu.

Arya dan Nadira saling pandang dengan raut wajah bingung.

"Siapa yang datang menjelang pagi begini ?"

Arya berdiri dan membuka pintu.

Di sana berdiri seorang pria dengan setelan jas rapi.

Ia membawa tas kerja kecil dan senyum tipis yang mencerminkan kelegaan sekaligus keseriusan.

"Selamat malam, Pak Arya," sapanya dengan nada sopan.

"Anda masih ingat dengan saya ?, Sekarang Saya merasa lega akhirnya menemukan Anda setelah sekian lama."

Arya mengerutkan dahi. "Ada apa anda mencari saya lagi ?" tanyanya, nadanya menahan ketegangan.

Dr. Adrian tersenyum kecil, mencoba meredakan suasana.

"Tidak perlu khawatir. Saya hanya ingin memastikan bahwa Anda dan keluarga baik-baik saja, terutama setelah pindah ke tempat ini, Kami kehilangan jejak Anda selama 17 tahun pasca kelahiran Liora."

Mendengar hal itu, Nadira yang duduk di ruang tamu langsung merasakan jantungnya berdetak lebih cepat.

Ada sesuatu dalam kata-kata Dr. Adrian yang membuatnya tidak tenang.

"Semua baik-baik saja," jawab Arya singkat. "Tapi mengapa Anda merasa perlu mencari kami?"

Dr. Adrian memandang Arya dengan tajam, tetapi tetap ramah.

"Karena Anda dan keluarga adalah bagian dari salah satu program penelitian paling berharga yang pernah kami kerjakan, Kami hanya ingin memastikan bahwa semuanya berjalan dengan lancar, terutama untuk putri Anda, Liora."

Nama itu membuat Nadira langsung berdiri. Ia berjalan mendekat ke pintu dengan wajah tegang.

"Liora baik-baik saja," katanya. "Anda tidak perlu khawatir tentang dia."

---

Dr. Adrian mengangguk, tetap menjaga sikap sopan.

"Itu melegakan, Tapi, saya harap Anda memahami bahwa kami memiliki tanggung jawab untuk memastikan kesejahteraan semua individu yang pernah terlibat dalam penelitian kami, Saya tidak bermaksud mengganggu, hanya ingin memastikan semuanya benar-benar terkendali."

Arya mencoba membaca maksud Dr. Adrian, tetapi pria ini tidak memberi petunjuk yang jelas.

"Kami tidak butuh bantuan dari siapa pun,"

"Jika Anda benar-benar peduli, lebih baik biarkan kami menjalani hidup kami sendiri." kata Arya tegas.

Dr. Adrian tampak berpikir sejenak sebelum menjawab.

"Baiklah, saya mengerti. Tapi jika ada apa-apa, Anda tahu di mana menemukan saya."

Ia menyerahkan kartu namanya kepada Arya, lalu melangkah mundur dengan sopan.

"Selamat malam," katanya sebelum kembali ke mobil hitamnya dan pergi.

---

Setelah menutup pintu, Arya langsung meremas kartu nama itu dan membuangnya ke tempat sampah. Nadira mendekatinya dengan wajah penuh kekhawatiran.

"Mereka tahu kita di sini, Arya. Sekarang harus bagaimana ?" bisik Nadira.

Arya menghela napas panjang. "Kita harus tenang, Mereka tidak bisa melakukan apa pun tanpa persetujuan kita"

Liora yang dari tadi mengintip dari balik tangga akhirnya turun. "Ayah, Ibu, siapa pria tadi ?, Mengapa kalian terlihat begitu tegang ?"

Nadira menatap dengan memberikan petunjuk ke arya.

Arya menggeleng pelan.

"Liora, itu hanya seseorang dari masa lalu Ayah dan Ibu, Tidak perlu kamu pikirkan, Sudah malam, lebih baik kamu tidur."

"Ayah, aku sudah besar. Aku tahu ada sesuatu yang serius. Tolong jangan sembunyikan dari aku," desak Liora.

Nadira menggenggam tangan putrinya. "Sayang, ada beberapa hal yang lebih baik tidak kamu ketahui sekarang, Kami melakukan ini untuk melindungimu, Percayalah pada ibu dan ayah."

Meskipun merasa kecewa, Liora akhirnya menurut. Ia berjalan ke kamarnya dengan perasaan campur aduk.

---

Malam semakin larut, tetapi Arya dan Nadira tidak bisa tidur.

Mereka duduk di ruang kerja Arya, membahas situasi yang baru saja terjadi.

"Nadira," kata Arya pelan, "Dr. Adrian tahu sesuatu. Dia mungkin tidak mengatakan secara langsung, tetapi dia pasti menyelidiki Liora."

Nadira mengangguk, wajahnya pucat.

"Aku tahu, Itu sebabnya aku merasa sangat bersalah, Program penelitian genetik yang ku ikuti dulu... aku takut dampaknya pada Liora lebih besar dari yang kita bayangkan."

Arya meremas tangannya dengan lembut. "Kita tidak bisa mengubah masa lalu, Tapi kita bisa memastikan masa depan Liora tetap aman, Kita harus mulai mempersiapkan diri jika mereka mencoba mendekati kita lagi."

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Nadira.

Arya membuka laci meja kerjanya dan mengeluarkan berkas-berkas lama.

"Aku akan menghubungi beberapa teman lama yang ahli dalam keamanan data. Kita harus memastikan semua catatan tentang Liora dihapus dari database mereka."

---

Pagi itu, Arya duduk di depan komputer, mengetik email kepada seorang kolega lamanya, Dr. Shafran, yang ahli dalam keamanan informasi genetika.

Dalam email itu, Arya menjelaskan situasi mereka dan meminta bantuan untuk melindungi data Liora.

Sementara itu, Nadira mengawasi Liora yang sedang sarapan di ruang makan.

Ia merasa lega melihat putrinya tersenyum, meskipun rasa khawatir masih membayangi hatinya.

"Apa rencanamu hari ini, sayang?" tanya Nadira, mencoba terdengar santai.

"Aku ingin mulai mencari informasi tentang sekolah menengah atas," jawab Liora.

"Aku ingin belajar lebih banyak tentang sains dan teknologi."

Nadira tersenyum kecil.

"ide yang bagus. Tapi ingat, jangan terlalu memaksakan diri, ya."

Arya masuk ke ruang makan dengan wajah sedikit lebih lega.

"Aku sudah menghubungi seseorang. Dia akan membantu kita. Untuk sementara, kita harus tetap waspada, tetapi tidak perlu panik."

Nadira mengangguk.

"Aku percaya padamu, Arya. Kita akan melewati ini bersama."

---

Malam itu, keluarga mereka berkumpul di ruang tamu.

Arya dan Nadira duduk berdampingan, sementara Liora menceritakan rencana-rencananya untuk masa depan.

"Aku ingin menjadi ilmuwan suatu hari nanti," kata Liora dengan mata berbinar.

"Aku ingin membantu orang-orang dengan ilmu yang aku pelajari."

Arya dan Nadira saling pandang, merasa bangga sekaligus khawatir.

Malam itu terasa damai di rumah keluarga Arya.

Setelah semua ketegangan dari perayaan kelulusan dan ulang tahun Liora yang istimewa, keluarga kecil itu akhirnya bisa menikmati momen santai.

Liora berada di kamarnya, duduk di meja belajarnya, laptop menyala di depannya.

Namun, kali ini ia tidak lagi sibuk mempelajari materi ujian atau mencari hal serius.

Dengan santai, ia membuka platform Tube, mencari video-video yang bisa menghiburnya.

"Aku butuh sedikit hiburan," gumam Liora sambil mengetik: 'Game story terbaik 2022.'

---

Sebuah video dengan judul menarik muncul di layar= "Game Story-Based dengan Plot Terbaik yang Wajib Dicoba ! Versi EFEK NGANTUK" Liora mengklik video itu, dan seorang konten kreator yang ceria mulai memperkenalkan game-game dengan cerita mendalam dan visual memukau.

"Hmm, yang ini terlihat menarik," pikir Liora sambil mencatat judul game di sebuah kertas kecil.

Tak lama setelah itu, ia memutuskan untuk mencoba salah satu rekomendasi game= "Legacy of the Light." Sebuah game petualangan dengan alur cerita yang kompleks tentang seorang ilmuwan muda yang harus memecahkan misteri sebuah teknologi kuno.

Ia membuka platform tempat membeli game, mendownloadnya, lalu menyalakan internet dan mulai bermain.

---

Ketika game dimulai, layar laptopnya menampilkan dunia futuristik yang penuh warna.

Karakter utama, seorang ilmuwan bernama Kalya, harus menjelajahi reruntuhan kota untuk menemukan serpihan teknologi yang bisa menyelamatkan umat manusia.

Liora langsung tenggelam dalam alur cerita.

Setiap dialog di game itu terasa seperti membaca novel interaktif, penuh dengan pilihan-pilihan moral yang sulit di fahami.

"Aku harus pilih ini… tapi kalau salah, ceritanya bisa berubah!" gumam liora, berusaha membuat keputusan terbaik untuk karakter Kalya.

Setiap kali ia berhasil menyelesaikan teka-teki atau mengambil keputusan besar, Liora merasa puas.

"Game ini benar-benar membuatku berfikir, Rasanya seperti memecahkan masalah di kenyataan !, ku rasa aku salah mendownload game, sekarang kepala ku terasa pusing"

---

Setelah beberapa jam bermain game, Liora memutuskan untuk beristirahat.

Ia kembali membuka Tube dan mencari video komedi.

"Saatnya menonton hal lucu," katanya sambil mengetik: 'Komedi terbaik untuk menghilangkan stres.'

Sebuah video parodi tentang kehidupan sehari-hari muncul di layar.

Dalam beberapa menit, Liora sudah tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi lucu kreator konten itu.

Nadira mengetuk pintu kamarnya dan masuk dengan senyum lembut. "Liora, apa yang kamu lakukan ? Ibu mendengar suara tawamu dari ruang tamu."

Liora tersenyum lebar. "Aku sedang menonton video komedi, Bu. Sesekali aku butuh waktu untuk bersantai."

Nadira tertawa kecil.

"Baguslah. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, ya sayang. Liburan ini adalah waktumu untuk menikmati hasil kerja kerasmu~."

---

Setelah menonton beberapa video lagi, Liora menutup laptopnya dan berjalan ke ruang tamu, di mana Arya dan Nadira sedang duduk santai.

"Ayah, Ibu, aku ingin bicara sedikit tentang masa depan," katanya sambil duduk di sofa.

Arya menatap putrinya dengan perhatian. "Tentu saja, Liora. Apa yang ingin kamu bicarakan ?"

"Aku sudah mulai mencari-cari sekolah menengah atas yang bagus, Ada beberapa yang terlihat menarik, tapi aku belum memutuskan, Aku hanya ingin memastikan aku memilih tempat yang benar-benar cocok."

Nadira tersenyum hangat. "Kamu tidak perlu buru-buru, sayang, Ini adalah keputusan besar, jadi kau harus meluangkan waktu untuk benar-benar mempertimbangkannya."

Arya mengangguk setuju. "Betul. Jangan hanya melihat reputasi sekolahnya, tapi pastikan juga kau akan merasa nyaman belajar di sana."

"Aku tahu, Ayah, Aku sedang mencari informasi sebanyak mungkin," jawab Liora dengan semangat. "Tapi untuk saat ini, aku ingin menikmati liburanku dulu."

---

Hari-hari berikutnya dihabiskan Liora dengan berbagai kegiatan santai, Selain bermain game dan menonton video, ia juga menyempatkan diri untuk membaca novel-novel fiksi ilmiah yang menjadi favoritnya, salah satu novel tersebut berjudul= Gadis Kelinci Ku.

Di pagi hari, Liora setiap hari membantu Nadira memasak di dapur sambil mendengarkan musik. Mereka mencoba resep-resep baru, seperti kue cokelat lembut dan pizza buatan sendiri.

"Liora, kamu pintar juga membuat adonan," kata Nadira sambil tertawa kecil melihat putrinya yang sibuk menata topping pizza.

"Ini semua karena Ibu yang sabar mengajari ku," jawab Liora sambil tersenyum.

Di sore hari, Liora kadang-kadang berjalan-jalan di taman dekat rumah, membawa buku catatannya untuk menulis ide-ide tentang apa yang ingin ia pelajari di sekolah menengah nanti.

"Rasanya menyenangkan bisa punya waktu untuk diriku sendiri," pikirnya sambil menikmati angin sepoi-sepoi.

---

Setelah beberapa hari menikmati waktu santai, Liora kembali membuka laptopnya untuk melanjutkan pencarian sekolah menengah atas.

Ia membuka kembali daftar sekolah favorit yang sebelumnya ia catat.

Matanya tertuju pada satu nama: SMA Cahaya Cendekia.

"Sekolah ini terlihat sempurna," gumamnya sambil membaca detailnya lagi.

"Fasilitasnya luar biasa, dan kurikulumnya berbasis riset. Ini adalah tempat yang aku cari."

Namun, ia memutuskan untuk tidak langsung membicarakan keputusannya dengan Arya dan Nadira.

"Aku harus memastikan ini benar-benar yang terbaik sebelum mengatakan pada Ayah dan Ibu," pikirnya.

Keesokan paginya, cahaya matahari lembut masuk melalui tirai kamar Liora.

Malam sebelumnya, ia menghabiskan waktu menonton video penelitian tentang DNA di Tube.

Video itu menunjukkan bagaimana para ilmuwan menggabungkan genetik hewan untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Liora dengan rasa penasaran nya langsung memutuskan untuk mencoba eksperimen kecil di rumah.

"Kalau mereka bisa melakukannya, aku juga ingin mencoba, Tapi… aku harus meminta izin dulu ke Ibu," gumam Liora sambil merapikan tempat tidur.

---

Di dapur, Nadira sedang memotong buah untuk sarapan. Liora berjalan mendekat, mencoba mencari momen yang tepat untuk berbicara.

"Ibu," panggil Liora pelan.

Nadira menoleh sambil tersenyum. "Ada apa, sayang?"

"Jadi, aku kemarin menonton video penelitian tentang DNA di Tube, Mereka melakukan eksperimen kecil, seperti menggabungkan karakteristik hewan untuk mempelajari pertumbuhannya, Aku ingin mencoba sesuatu yang serupa, tapi hanya eksperimen kecil di rumah, Apa Ibu mengizinkan?"

Nadira mengerutkan dahi, terlihat ragu. "Liora, eksperimen semacam itu membutuhkan pemahaman mendalam, Kamu yakin tahu apa yang kamu lakukan ?"

"Aku sudah mencari informasi dasar, Bu, Aku hanya akan menggunakan bahan-bahan yang aman dan tidak membahayakan siapa pun, Ini hanya untuk belajar," jawab Liora meyakinkan.

Setelah berpikir sejenak, Nadira mengangguk. "Baiklah, tapi kamu harus melakukannya dengan sangat hati-hati, Jangan sampai Ayah tahu dulu, ya ? Ibu takut nanti ayah mu akan terkejut dan khawatir."

Liora tersenyum lebar.

"Terima kasih, Ibu !, Aku janji akan sangat berhati-hati."

---

Setelah mendapat izin dari ibunya, Liora langsung membuka laptopnya dan mulai mencari perlengkapan yang ia butuhkan.

Ia memesan beberapa alat dasar seperti mikroskop, tabung reaksi, pipet, dan medium pertumbuhan DNA.

Semua perlengkapan itu akan dikirim ke rumah keesokan harinya.

"Aku ingin mencoba mempelajari DNA kucing dan mungkin menambahkan elemen dari hewan lain, seperti burung, Aku penasaran bagaimana hasilnya nanti," gumam Liora sambil mencatat ide-idenya di buku catatan.

---

Dua hari kemudian, perlengkapan yang dipesan Liora tiba.

Ia mengatur semuanya di meja belajarnya, yang sekarang terlihat seperti laboratorium kecil.

"Baiklah, saatnya mulai," ucapnya dengan penuh semangat.

Langkah pertama, Liora mengambil sampel DNA dari bulu kucing peliharaannya yang sudah rontok.

Ia menggunakan teknik dasar isolasi DNA yang ia pelajari dari video.

Dengan pipet dan larutan tertentu, ia berhasil mengekstraksi DNA dari bulu kucing.

Langkah kedua, Liora mencoba menambahkan elemen kecil dari DNA burung, Ia menggunakan medium pertumbuhan yang ia buat sendiri dari larutan gel agar-agar.

"Ini seharusnya cukup untuk membantu pertumbuhan DNA," pikirnya sambil mengaduk medium itu dengan hati-hati.

Setelah semuanya selesai, ia menempatkan sampelnya di bawah mikroskop.

Liora memperhatikan bagaimana elemen-elemen kecil mulai berinteraksi di bawah kaca pembesar.

"Luar biasa… aku tidak menyangka prosesnya akan semenarik ini," bisiknya sambil mencatat setiap perubahan yang ia lihat.

---

Setelah puas dengan eksperimennya, Liora merasa lapar. Ia pergi ke dapur dengan ide baru: mencoba membuat kue ala restoran mewah.

"Ibu, aku ingin belajar membuat kue hari ini, Kue mewah seperti di restoran bintang sepuluh," kata Liora dengan antusias.

Nadira tertawa kecil. "Kue mewah, ya ? Baiklah, kita coba membuat sesuatu yang spesial, Bagaimana kalau kita buat kue cokelat lava dengan taburan karamel?"

"Wah, itu terdengar enak !" seru Liora.

Mereka mulai mengumpulkan bahan-bahan= cokelat hitam, mentega, telur, gula, tepung, dan sedikit garam. Nadira memandu Liora langkah demi langkah.

"Pertama, lelehkan cokelat dan mentega ini bersama-sama," kata Nadira sambil menunjukkan mangkuk kaca.

Liora mengaduk cokelat yang perlahan meleleh di atas panci berisi air panas.

Aromanya memenuhi dapur, membuat perutnya semakin lapar.

Setelah itu, mereka mencampur bahan-bahan lainnya dan menuangkannya ke dalam cetakan kecil.

"Sekarang kita panggang selama 10 menit. Pastikan bagian dalamnya tetap cair, ya," jelas Nadira.

Ketika kue selesai dipanggang, Liora menambahkan taburan karamel di atasnya.

Hasilnya tampak seperti kue dari restoran mewah sungguhan.

"Ibu, ini luar biasa!" seru Liora sambil mencicipi kue pertamanya.

Nadira tersenyum bangga. "Kamu berbakat, Liora, Kamu hanya perlu sedikit latihan lagi, dan siapa tahu, mungkin suatu hari nanti kamu bisa membuka kafe sendiri."

---

Malam itu, Liora duduk di tempat tidurnya sambil menulis di buku catatannya.

"Hari ini aku belajar banyak hal," tulisnya.

"Eksperimen tentang DNA membuatku semakin penasaran dengan dunia sains, Dan belajar membuat kue dengan Ibu adalah pengalaman yang tak terlupakan, Aku ingin terus mengeksplorasi apa yang aku sukai, baik di bidang sains maupun hal-hal kecil seperti memasak."

Liora menatap keluar jendela, melihat bintang-bintang yang bersinar di langit malam. Ia merasa bersyukur atas kesempatan untuk belajar dan mencoba hal-hal baru.

"Aku akan terus belajar, mencoba, dan mengejar impianku," gumamnya sebelum mematikan lampu kamar dan bersiap tidur.

Pagi itu, Liora terbangun lebih awal dari biasanya. Suasana rumahnya tenang, bahkan terlalu tenang. Setelah sarapan, ia merasa bosan. Tidak ada aktivitas menarik yang bisa dilakukan, dan eksperimennya pun sudah selesai untuk sementara waktu.

"Apa yang bisa kulakukan hari ini?" gumamnya sambil berjalan menuju meja belajarnya.

Ia memutuskan untuk mengecek keadaan eksperimen DNA kecil yang ia lakukan dua hari sebelumnya. Dengan hati-hati, ia mengamati medium pertumbuhan di bawah mikroskopnya. Tidak banyak perubahan signifikan yang terjadi, hanya sedikit pertumbuhan yang tampak.

"Sepertinya ini butuh waktu lebih lama," pikirnya sambil mencatat pengamatan di buku jurnal kecilnya.

Setelah selesai, Liora membuka laptopnya, berencana mencari hiburan di aplikasi Tube.

---

Liora membuka halaman beranda Tube, dan salah satu video yang direkomendasikan adalah dari channel seorang Vtuber terkenal bernama Mika. Thumbnail video itu menampilkan avatar animasi Mika yang ceria, dengan judul: "Rahasia yang Tidak Pernah Kalian Tahu Tentang Dunia Virtual!"

"Hmm, Mika lagi. Dia sangat terkenal," gumam Liora. "Subscriber-nya sudah 7 juta sekarang? Hebat sekali."

Dengan rasa penasaran, ia mengklik video tersebut.

Mika adalah seorang Vtuber dengan gaya ceria dan humor yang segar. Dalam video itu, ia membahas bagaimana ia memulai perjalanan sebagai Vtuber pada tahun 2020, saat dunia virtual masih menjadi tren baru. Suaranya yang ramah dan interaksi dengan penontonnya membuat Liora merasa seperti sedang berbicara dengan teman lama.

"Jadi, guys," kata Mika dalam video, "menjadi Vtuber itu bukan hanya soal tampil lucu atau menghibur. Ini tentang menciptakan koneksi dengan kalian semua. Dunia virtual adalah tempat di mana mimpi kita bisa menjadi kenyataan, bahkan yang tidak mungkin sekalipun!"

Liora tertawa kecil mendengar lelucon Mika dan terpesona dengan caranya berbicara.

"Sepertinya dia orang yang menyenangkan," pikirnya.

---

Setelah menonton beberapa video lainnya, Liora mulai merasa ada sesuatu yang berbeda. Ia tidak hanya mengagumi Mika sebagai seorang kreator, tetapi juga merasa penasaran dengan sosok di balik avatar virtual itu.

"Apakah mungkin aku bisa berteman dengannya ?" gumam Liora.

Ia membuka kolom komentar di salah satu video Mika, melihat ribuan komentar dari penggemar yang memuji kreativitas dan kepribadian Vtuber itu.

"Tapi bagaimana caranya ?" pikir Liora. "Dia punya jutaan penggemar. Apa yang harus kulakukan untuk menarik perhatiannya?"

Liora mulai mencari informasi lebih banyak tentang Mika. Ia menemukan bahwa selain membuat konten di Tube, Mika juga sering mengadakan streaming langsung di platform lain.

"Streaming, ya ?" Liora tersenyum kecil. "Mungkin aku bisa bergabung di salah satu siaran langsungnya dan mencoba berbicara dengannya."

---

Liora memutuskan untuk mengikuti jadwal streaming Mika. Ia menemukan bahwa Mika akan melakukan siaran langsung malam ini dengan tema "Q&A with Mika!".

"Ini kesempatan yang bagus!" seru Liora dengan semangat.

Untuk mempersiapkan diri, Liora mulai memikirkan pertanyaan yang ingin ia ajukan. Ia menulis beberapa ide di buku catatannya:

1. Bagaimana Mika memulai perjalanan sebagai Vtuber?

2. Apa hal paling sulit dalam menjadi Vtuber?

3. Jika diberi kesempatan, apakah Mika ingin bertemu penggemarnya di dunia nyata?

"Aku harus memilih pertanyaan yang menarik," pikir Liora.

---

Ketika malam tiba, Liora duduk di meja belajarnya, laptop terbuka di depannya. Ia membuka platform streaming dan melihat bahwa Mika sudah mulai siarannya. Ribuan penonton sudah memenuhi ruang obrolan, memberikan komentar dan pertanyaan.

"Selamat malam, semuanya!" sapa Mika dengan suara cerianya. "Hari ini kita akan menjawab pertanyaan dari kalian. Jadi, tulis pertanyaan kalian di kolom komentar, ya!"

Liora merasa gugup, tetapi ia memberanikan diri mengetik pertanyaannya: "Mika, apa hal paling berharga yang kamu pelajari sejak menjadi Vtuber ?"

Beberapa menit kemudian, Mika membaca pertanyaan itu.

"Oh, ini pertanyaan yang bagus dari… Liora! Hmm, apa ya hal paling berharga? Aku rasa itu adalah bagaimana aku belajar untuk percaya pada diriku sendiri. Ketika aku pertama kali memulai, aku sering merasa tidak cukup baik. Tapi kalian, para penggemar, terus mendukungku, dan itu mengubah hidupku."

Liora tersenyum lebar mendengar jawaban itu. Ia merasa terhubung dengan Mika, meskipun hanya sebentar.

---

Setelah siaran langsung selesai, Liora merasa lebih bersemangat dari sebelumnya. Ia membuka buku catatannya dan menulis:

Liora mulai memikirkan apa yang bisa ia lakukan untuk mendekatkan dirinya dengan konten kreator terkenal.

"Mungkin aku bisa mencoba membuat video sendiri," pikirnya.

Dengan semangat baru, Liora membuka laptopnya lagi, mencari tutorial tentang cara memulai sebagai kreator di Tube.

"Aku tidak tahu ke mana ini akan membawaku," gumamnya, "tapi aku ingin mencobanya. Siapa tahu, mungkin suatu hari aku benar-benar bisa berteman dengan Mika."

Malam yang indah, Dua Jam Kemudian Setelah Liora Berdebat.

Akhirnya Liora mendapatkan izin dari ibunya, Liora tidak membuang waktu.

Malam itu, di kamarnya yang dipenuhi rak buku dan poster ilmuwan terkenal, ia mulai membuka laptopnya. Sebuah kata kunci yang sederhana ia ketik di mesin pencari: "Agensi Vtuber terbaik."

Hasil pencarian memunculkan daftar panjang agensi yang menyediakan layanan untuk calon kreator. Liora memutuskan untuk membuka satu per satu situs mereka, membaca ulasan, dan menonton video perkenalan para Vtuber dari masing-masing agensi.

"Aku harus memastikan ini bukan keputusan asal-asalan," gumamnya sambil menggulir halaman demi halaman.

Setelah berjam-jam melakukan riset, Liora menemukan sebuah agensi yang menarik perhatiannya.

Namanya Lololope, sebuah agensi yang dikenal karena mendukung kreator pemula dengan desain avatar berkualitas tinggi dan cerita latar yang kuat.

Namun, ulasan tentang agensi itu mencatat satu hal penting: proses seleksi mereka sangat ketat.

"Sepertinya ini yang aku cari," pikir Liora. Dengan penuh semangat, ia membuka situs agensi itu dan menemukan formulir pendaftaran daring.

---

Formulir pendaftaran Lololope tampak sederhana di permukaan, tetapi ketika Liora mulai mengisinya, ia menyadari bahwa setiap pertanyaan menuntut jawaban yang mendalam.

"Apa alasan Anda ingin menjadi seorang Vtuber?"

Liora mengetik dengan hati-hati: "Saya ingin berbagi cerita dan membawa kebahagiaan kepada orang lain.

Dunia virtual memberi saya ruang untuk mengekspresikan kreativitas tanpa batas, dan saya ingin menjadi bagian dari komunitas ini."

"Ceritakan konsep avatar yang ingin Anda gunakan."

Liora berpikir sejenak sebelum menjawab: "Avatar saya akan menjadi ilmuwan muda dari dunia lain, dengan telinga kelinci yang menonjolkan keunikannya. Ia adalah seseorang yang terdampar di dunia virtual dan mencoba mencari cara untuk kembali, sambil berbagi cerita dan eksperimen dengan penonton."

"Apa hal yang membuat Anda unik dibandingkan calon Vtuber lainnya?"

Pertanyaan ini membuat Liora menggigit bibirnya.

Ia ingin menjelaskan tentang telinga kelinci dan ekornya yang asli, tetapi menyadari bahwa ini terlalu berisiko.

Akhirnya, ia menulis: "Saya memiliki latar belakang cerita yang kuat dan kemampuan untuk menciptakan interaksi yang hangat dengan penonton. Selain itu, saya suka melakukan eksperimen sains kecil yang bisa menjadi konten unik."

Setelah mengisi seluruh formulir, Liora mengunggahnya dan menekan tombol kirim.

Sebuah pesan otomatis muncul: "Terima kasih telah mendaftar, Jika Anda lolos seleksi awal, kami akan menghubungi Anda dalam waktu tujuh hari."

Liora menghela napas panjang. "Sekarang, tinggal menunggu."

---

Empat hari kemudian, ketika Liora sedang sibuk mengamati eksperimen DNA kecilnya, sebuah notifikasi muncul di layar ponselnya. Sebuah email dari Lololope.

Jantungnya berdegup kencang saat ia membuka email itu.

"Selamat, Liora. Anda telah lolos seleksi awal. Kami mengundang Anda untuk wawancara virtual dengan salah satu perwakilan agensi kami."

Keesokan harinya, dengan rasa gugup, Liora mengikuti wawancara virtual. Ia mengenakan kemeja rapi dan menyisir rambutnya dengan hati-hati, meskipun tahu kamera hanya akan menampilkan wajahnya.

Di layar, seorang wanita dengan rambut pendek dan senyum profesional muncul.

"Halo, Liora. Saya Nina dari Lololope. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk wawancara ini," kata wanita itu dengan nada ramah.

Liora tersenyum, mencoba menyembunyikan kegugupannya. "Terima kasih juga atas kesempatan ini."

Wawancara dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan dasar tentang motivasinya menjadi Vtuber, ide konten, dan cerita latar avatarnya. Liora menjawab dengan percaya diri, menceritakan visi avatarnya sebagai ilmuwan kelinci dari dunia lain.

Namun, Nina tampak mengamati Liora dengan cermat sebelum melontarkan pertanyaan yang membuatnya terdiam.

"Liora, konsep telinga kelinci pada avatar Anda sangat unik. Apa yang menginspirasi Anda untuk memilih elemen itu?"

Liora mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Dengan senyum tipis, ia menjawab, "Saya selalu menyukai karakter yang memiliki elemen hewan. Telinga kelinci, menurut saya, tidak hanya lucu tetapi juga memberikan kesan unik dan menarik perhatian."

Nina mengangguk, tetapi ia melanjutkan dengan nada serius.

"Dan bagaimana jika penonton mulai bertanya-tanya apakah elemen itu memiliki hubungan dengan diri Anda di dunia nyata? Apakah Anda siap untuk menghadapi pertanyaan semacam itu?"

Liora merasakan ketegangan di dadanya, tetapi ia tahu ini adalah momen penting. Dengan tenang, ia berkata

"Saya akan menjelaskan bahwa itu hanyalah bagian dari karakter virtual saya, Tetapi, saya berharap agensi dapat mendukung saya dalam menjaga privasi dan memastikan elemen ini tetap menjadi bagian dari cerita avatar saya, bukan kehidupan pribadi saya."

Setelah jeda sejenak, Nina tersenyum, "Jawaban yang bagus. Kami menyukai semangat Anda, dan saya senang memberi tahu Anda bahwa Anda diterima di Lololope. Selamat, Liora."

---

Dalam pertemuan pertama, ilustrator utama, seorang pria muda bernama Kael, mempresentasikan beberapa sketsa awal. Salah satu sketsa menampilkan seorang gadis dengan telinga kelinci yang panjang, rambut putih lembut, dan jas laboratorium yang terlihat futuristik.

"Apa pendapatmu, Liora?" tanya Kael.

Liora memperhatikan detail sketsa itu dengan cermat. "Aku suka telinganya, tapi… bisakah kita membuat rambutnya sedikit lebih panjang? Mungkin sampai punggung. Dan aku ingin ada sedikit warna pastel, seperti ungu muda di ujung rambutnya."

Kael mengangguk sambil mencatat. "Tentu. Bagaimana dengan ekornya? Apakah kamu ingin ekornya kecil dan imut, atau lebih besar dan terlihat seperti kelinci liar?"

Liora tersenyum kecil. "Kecil saja. Aku ingin terlihat imut, tapi tetap elegan."

Setelah beberapa revisi, avatar itu akhirnya selesai. Ia memiliki rambut putih panjang dengan gradasi ungu, mata biru cerah, telinga kelinci yang terlihat lembut, dan jas laboratorium futuristik yang dihiasi simbol kecil seperti molekul DNA.

Ketika desain final ditampilkan di layar, Liora tidak bisa menahan senyumnya. "Ini sempurna. Terima kasih banyak, Kael."

Kael tersenyum puas.

"Tidak masalah. Aku yakin avatarmu akan mencuri perhatian."

---

Dengan avatar yang sudah siap dan kontrak dengan agensi yang telah ditandatangani, Liora bersiap untuk debutnya.

Next chapter