Toko tersebut kini menjual ubi jalar mentah, tidak seperti yang panggang yang dulu dijual, dan ukurannya tidak seragam seperti yang panggang. Karena itu, metode penjualan berubah, kini dijual berdasarkan berat, tiga koin per catty.
Dengan cara ini, ubi jalar mentah sedikit lebih murah dari yang panggang, sehingga terjangkau untuk masyarakat umum.
Namun, harga beras relatif lebih tinggi. Satu peck dihargai seratus koin, jauh lebih mahal dari harga enam puluh koin per peck di toko beras lainnya di county tersebut.
Tapi, para pekerja toko menjelaskan bahwa varietas beras mereka berbeda dan lebih unggul dari beras biasa, lebih harum dan kenyal.
Masyarakat umum tidak akan membeli jenis beras ini, karena prioritas mereka adalah untuk mengatasi kelaparan, mencari nilai uang yang lebih baik daripada rasa.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com